Live 16

3.4K 312 5
                                    

New Life #10

*Sandara POV

Saat sampai dibandara Soekarno-Hatta siang harinya. Aku langsung disambut teriakan Shiha yang menggema keseluruh sudut bandara. Dengan perasaan sedikit malu, aku menghampiri Shiha. Memeluknya erat, setelah 4 atau sekitar yaa.. 5 hari tidak bertemu dengannya.

Sebenarnya aku masih jet lag setelah perjalanan melelahkan itu. Tapi Shiha terus saja mengoceh dan menanyaiku bagaimana berada di Korea? Apa kau bertemu artis Korea? Apa disana dingin?
Padahal aku sudah bilang "Nanti kuceritakan semua dirumah, aku sangat lelah sekarang"
Tapi Shiha terus saja mengoceh entah apa, aku tak memperhatikannya karena tak tahu kenapa sekarang aku sedang memikirkan Kai.

Sampainya dirumah aku bergegas menuju kamarku, tidur. Tanpa repot-repot mengganti pakaian.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Esoknyaa.. Mm..Yaahh... Singkatnya ditemani Shiha aku membagikan kenang-kenangan ke orang-orang yang kukenal dan ucapan-ucapan penuh dorongan semangat mengguyurku seharian ini. Perpisahan yang menyedihkan dan penuh airmata dengan tetangga, sekolah, guru, dan teman-teman kelasku...usai hari ini!

Hari ke 3 di Jakarta.......
Sekarang, disinilah aku... Dirumah Shiha. Shiha masih berkaca-kaca dengan keputusanku...

Mmm....

Salah! Lebih tepatnya keputusan orangtuaku untuk pindah ke negeri para boygrup and girlgrup itu.

Tentu saja aku tak mengatakan pada Shiha kalau ini bukan keinginanku. Bisa-bisa dia mengikatku didalam kamarnya, dan memaksaku untuk tinggal bersama dengannya saja.
Kalau dipikir-pikir itu memang bukan hal yang buruk..hehe..

Cukup dengan khayalanku saat ini!

Didepanku sekarang Shiha sedang menceramahiku segala hal tentang korea. Dengan mata merah sembab, kami duduk diatas kasurnya sambil berpegangan tangan.
Aku yang mengerti tulusnya perasaan sedih darinya, ikut berkaca-kaca. Berusaha mendengarkan sambi lalu wejangan-wejangan partner-in-crime tersayangku ini yang terkadang membuatku terbahak-bahak.
Kalau aku sudah tertawa, dia akan cemberut padaku.

"Jadi kalau kau pergi kemanapun, dan bertemu artis. Jangan sekali-kali kau dekati! Oke? Kalau kau sampai berani-berani mendekati, kau akan mati! terinjak-injak fans-nya yang akan menyeruduk tak karuan seperti banteng! Mereka itu juga seperti bodyguard yang siap menghalau siapapun yang mendekati idol mereka!" Ujar Shiha menggebu-gebu

Aku hanya terpingkal-pingkal melihat tingkahnya yang seperti ibu memberi nasihat anaknya dimalam dia akan menikah.

"Seriuuss... kalau kau menghiraukanku.. Kau akan terhindar dari masalah."

Aku hanya mengangguk-angguk.
Kemudian aku melepaskan tangannya, dan mengambil kotak hadiah untuk Shiha.

"Apa ini? Kado kenang-kenangan? Aku tak mau! Kita tak akan terpisah Daraaaa.... Hiks..hikss.." Tolaknya, menangis lagi.

"Haduuh.. Cintaa.. Siapa yang pisah.. Mungkin kalo liburan, aku juga ke Indo lagi.. Kita akan selalu berhubungan kok.. Kan ada Skype, whatsapp, email, instagram, twitter, facebook, line, tumblr, path, snapchat......" Aku menyebutkan semua sosmed yang ada.

Shiha tersenyum. Dia membuka kotaknya. Didalamnya ada beberapa gulungan kertas yang diikat pita.

"Jangan bilang kau memberiku berlembar-lembar fotomu yang berukuran A3?!" Ucap Shiha bercanda.

"Hahaha... Iya.. Aku memberimu satu fotoku, ukurannya bahkan A1, supaya kau melihatku sebesar aslinya.. Hehehe.." Jawabku ikut bercanda.

"Ini beneran fotomu semua??" Shiha mulai percaya perkataanku.

Call Me Baby (EXO Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang