Live 23

306 27 0
                                    

*Dara pov

"Oppa, ibu dan ayah tidak tahu aku kecelakaan kan? Aku tidak mau mereka khawatir."

"Tenang saja. Aku tidak mengatakan apapun."

"Baiklah. Saat menghubungi mereka aku bilang kabarku baik-baik saja. Mereka juga sehat, dan sangat sibuk. Huft.. aku kangen rumah."

Oppa mengelus kepalaku.

"Bersabarlah.. aku yakin kamu akan terbiasa. Kalau ada apa-apa telpon saja aku. Oke?"

"Iyaa."

Kami melanjutkan perjalanan lalu makan malam.
Setelah makan, Oppa mengajakku ke pasar malam dan berjalan-jalan di pinggir sungai han. Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 11.

"Ayo pulang. Nanti kamu kecapean. Kamu masih belum sembuh total."

"Bisakah sebentar lagi saja?"

"Kamu perlu banyak istirahat, Dara."

"Hmm.. baiklah."

Aku berdiri dari tempat dudukku. Tapi tiba-tiba mataku berkabut. Dan tubuhku terasa berat. Aku merasa gravitasi menarikku terlalu kuat. Aku akan jatuh pikirku.


*Author pov

Kim Oppa menangkap Dara yang hampir terjatuh.

"DARA! Kau tidak apa-apa?!!"

"Tidak tau, Oppa. Kepalaku berat dan rasanya badanku sangat lemas."

"Sepertinya kita terlalu lama diluar. Kita pulang ya?"

Dara hanya mengangguk setuju.

#didorm

Dara tertidur di mobil. Kim Oppa menggendong Dara sampai ke kamarnya. Kemudian menyelimutinya.

Kim keluar dari kamar Dara lalu ke dapur untuk membuat kopi. Kim duduk di meja makan sambil membuka laptopnya. Masih ada beberapa pekerjaan kantor yang harus dia selesaikan.

Tak berapa lama terdengar suara gaduh dari pintu depan.

"Sepertinya mereka sudah pulang." Kim menggumam.

"Hyung, kau disini. Mana HyunSoo?" Tanya Sehun.

"Dia dikamar, tidur. HyunSoo masih harus banyak istirahat." Jawab Kim

"Hai Hyung, kau menginap malam ini?" Tanya Suho dari belakang Sehun

"Sepertinya iya, aku besok mau menemani HyunSoo cek up ke rumah sakit" Ucap Kim.

"Ooh.. baiklah. Tidurlah di kamar biasa. Aku keatas dulu." Ucap Suho sambil menepuk pundak Kim.

Anggota lain juga menyapa Kim Oppa. Menanyakan pertanyaan basa basi, kemudian pergi kekamar mereka masing-masing.

Tinggallah Kim Oppa sendirian di ruang makan melanjutkan pekerjaannya.

"Hyung, besok pergi jam berapa?"
Kai tiba-tiba keluar dari kamar dan menghampiri Kim.

"Hmm.. mungkin jam 9. Kenapa Kai?"
Tanya Kim penasaran.

"Tidak ada. Hanya ingin tahu. Apa besok hyung akan kembali kekantor setelah mengantar HyunSoo?"
Kai bertanya lagi

"Tentu saja."

"Baiklah. Selamat bekerja hyung, jangan lupa istirahat." Kai langsung kabur menuju ke kamarnya.

*Dara pov

Aku memimpikan hal yang sama lagi. Kata-kata di surat Kai yang terus di ulang-ulang seperti mengelilingiku di mimpi. Scene dimana aku melihat seorang wanita berpegangan pada pagar besi pembatas yang dapat dipastikan wanita itu akan jatuh dari ketinggian. Tapi kali ini aku melihat wajahnya. Wanita yang sangat cantik, mukanya terlihat sangat pucat dan ketakutan. Disitu aku merasa sangat-sangat ketakutan, aku merasakan adrenalin di sekujur tubuhku. Aku menjulurkan tangan mencoba meraihnya. Tanganku sudah  menggenggam tangannya. Tapi aku tak bisa menariknya. Aku terus mencoba sekuat tenaga. Pegangan tanganku mulai melemah karena kelelahan dan mulai terasa sakit. Tanganku juga sudah mulai licin karena keringat. Perlahan genggaman tangannya terlepas.

"KRYSTAALL!!!"
Aku terbangun dari mimpi itu. Sekujur tubuhku basah oleh keringat. Kepalaku berdenyut nyeri. Dadaku naik turun mengatur adrenalin yang memacu jantungku.

"OH TIDAK..!! OH TIDAK..! Krystal! Krystal! Bagaimana bisa aku melupakanmu?! Bagaimana aku bisa melupakan dosa ini?! Betapa bodohnya aku melupakan beban ini?! Krystal maafkan aku!!! Huhuhu"

Aku menangis sejadi-jadinya. Dadaku terasa sesak. Sangaaat sakit!

Sudah 2 jam aku duduk dikasur sambil memeluk lututku, mencoba mengeluarkan semua beban dengan menangis. Tapi sia-sia. Hatiku masih terasa sangat sakit memikirkan apa yang sudah aku lakukan.
Aku ingat Kai, aku ingat Krystal, aku ingat Luhan. Aku ingat saat aku kecelakaan. Aku ingat semuanya. Semua kehidupan dan hal bodoh yang pernah aku lakukan di masa lalu.

"Oh Tuhan! Apa yang harus aku lakukan!"

Aku mulai terisak lagi. Pantas saja Kai terlihat sangat membenciku saat pertama bertemu. Mataku sudah terasa sangat berat dan sakit. Aku yakin pasti mukaku terlihat sangat sembab.

Tiba-tiba aku teringat sesuatu.
Bagaimana Kai bisa memiliki surat itu? Aku ingat surat itu belum kukirimkan ke Kai.

"Aku harus bicara padanya." Kataku

Aku mencuci mukaku. Mencoba mengompres mataku dengan air dingin agar bengkaknya berkurang.

"Krystal maafkan aku" Kataku didepan kaca.

Aku keluar dari kamar untuk menemui Kai.

"Apa yang akan Kai katakan nanti, Kalau aku bilang padanya aku sudah ingat semuanya?"
Aku merasa sangat gelisah.

Rumah terlihat sepi.
Aku melihat Kim Oppa duduk disofa sambil membaca dokumen di tangannya.

"Oppa? Kenapa masih disini? Oppa semalam menginap?"

Mendengar suaraku, Oppa Kim tersenyum dan meletakkan dokumennya.

"Kau sudah bangun Dara. Itu mata kamu kenapa sangat bengkak? Kamu habis menangis?"

Oppa terlihat panik melihat mukaku yang sembab.

"Iya semalam aku bermimpi buruk dan sedikit menangis. Tidak apa Oppa, ini di kompres sebentar juga hilang." Aku tersenyum.

Oppa menuju kedapur, lalu memasukan es batu ke kantong kain dan memberikannya padaku.

"Cepat kompres"

"Ndee.." aku meletakkan kantong kain itu dimataku.

"Dingin" aku menggumam dalam hati.

"Oppa belum menjawab pertanyaanku."

"Oh.. Iya, aku semalam menginap. Aku ingin mengantarmu cek up ke rumah sakit."

"Ah.. itu, hari ini. Kenapa Oppa tidak bilang dari semalam? Aku lupa hari ini harus cek up."

"Aku juga lupa. Yasudah siap-siap sana. Jam 9 kita berangkat."

"Ngomong-ngomong kemana semua orang?"

"Mereka sudah berangkat kerja."

"Aahh.. baiklah. Tunggu sebentar Oppa."

Aku berlari kecil ke kamar, kemudian bersiap-siap.

-*- Skip Time -*-

Hasil cek up-ku cukup baik. Luka di kepalaku sudah tidak buruk. Memarnya sudah hampir sembuh. Dan juga luka-luka lain di tubuhku sudah berangsur-angsur pulih. Dokter hanya meresepkanku beberapa vitamin dan obat sakit kepala agar pemulihanku bisa lebih cepat.

Aku duduk sendirian di depan apotik untuk mengambil obat. Kim Oppa menunggu di mobil setelah tadi dia pamit keluar duluan untuk menerima telpon dari kantor. Dari tempatku duduk aku melihat seseorang yang sepertinya aku kenal, sedang berjalan menuju ke apotik. Dia tidak melihatku. Dia melewatiku dan berjalan menuju ke meja apoteker.

"Luhan? Apa benar dia Luhan?"  Aku berbicara pada diriku sendiri. 

Aku berdiri dari tempatku. Beberapa saat aku mematung, ragu untuk menghampirinya. Setelah memikirkannya untuk kesekian kali, dengan langkah pelan aku berjalan menuju ke arahnya. 


===============================
Bersambung
===============================

Call Me Baby (EXO Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang