Live 24

338 27 2
                                    

Dengan langkah pelan aku berjalan ke arahnya.

"Saudara HyunSoo" 

Tiba-tiba apoteker memanggil namaku. Aku menuju ke meja apoteker. Dari ujung mataku aku tahu Luhan memandangku. Tapi aku masih berpura-pura sibuk dan tidak melihat ke arahnya. Setelah di jelaskan dosis obatnya oleh apoteker, aku berterima kasih dan sengaja berbalik menoleh ke arah Luhan.

"Oh! Hai." Aku mengangkat tanganku sedikit, menyapanya.

"HyunSoo..!" Luhan memelukku.

"Ternyata benar kamu, aku tadinya ragu. Apa kamu ingat aku?"

"Iya aku sudah ingat sekarang. Terakhir kali kita bertemu aku melupakanmu ya? Maaf." 

"Tidak.. tidak.. aku senang sekarang kamu sudah ingat padaku. Kamu tidak tahu betapa sedihnya aku saat kamu pindah ke Indonesia dengan keadaan kamu melupakan semua orang di Korea. Aku juga tidak bisa menghubungimu dan orang tua-mu sejak saat itu."

"Maafkan aku.. aku akan ceritakan semuanya padamu nanti. Kau sedang apa di rumah sakit, Lu?"

"Bibiku sakit, jadi aku mengunjunginya tadi. Kalau kau?"

"Hanya membeli beberapa vitamin untuk daya tahan tubuh." Jawabku seadanya.

"Apa aku boleh minta ID katalk-mu? atau SNS? Kita harus ngobrol kapan-kapan."

Aku memberikan ID-ku padanya. Luhan menambahkan aku sebagai teman."

"Aku pergi dulu. Kim Oppa sudah menungguku. Hubungi saja aku lagi nanti. Bye Lu"

Aku berjalan menuju ke mobil. Kim Oppa menanyakanku kenapa lama. Aku hanya bilang kalau apotiknya ramai. Aku tidak cerita ke Kim Oppa kalau aku bertemu dengan Luhan.

#Dirumah/dorm

"Oppa terima kasih sudah mengantarku ke rumah sakit. Hati-hati pulangnya Oppa."

Setelah mengucapkan perpisahan. Aku masuk ke dorm. Aku membuka pintu depan dan bertabrakan dengan Kai yang sedang menuju keluar.

"Au! Maaf... Kai"

Aku tiba-tiba takut melihat Kai. Aku tidak berani menatap matanya. Semua hal yang ingin kuucapkan saat bertemu dengannya, lenyap. Aku tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya. Hanya rasa bersalah yang tersirat di pikiranku.

"Mmm.. kau sudah pulang Kai? Mau pergi lagi?"
Hanya pertanyaan basi itu yang terlintas di pikiranku.

"Apa urusannya denganmu?"
Kai menjawab ketus.

"Ah.. benar, maaf. Aku masuk dulu." Aku buru-buru masuk kedalam. Tidak tahan lagi dengan perasaan sesak ini saat menghadapi Kai.
Aku mendengar pintu depan di tutup. Kai sudah pergi.

*Kai pov

"Ada apa dengan gadis itu? Kenapa tiba-tiba menjadi penurut? Biasanya dia akan membantahku"

Aku kembali kerumah karena ada barangku yang tertinggal. Tapi melihat ekspresi HyunSoo aku jadi kepikiran. Apa yang sebenarnya terjadi.

#Didalam mobil Kai

Aku termenung memikirkan kembali isi surat HyunSoo yang Luhan berikan padaku sebelum dia pergi ke luar negeri. Aku ingat Luhan menceritakan semuanya saat dia memberikan surat itu padaku.

*Flashback Kai

Luhan menyerahkan sebuah surat padaku, sebelum dia pergi ke London.

"Apa ini?" Aku bertanya padanya.

"Surat dari HyunSoo" Jawab Luhan

ada nada sedih dalam ucapannya.

"Sebenarnya aku tidak tahu, apa aku harus menyerahkan surat itu padamu. Karena HyunSoo tiba-tiba pergi dan melupakan kita. Hanya surat itu yang tertinggal. Sebelum kau membaca surat itu dengarkan penjelasanku dulu."

Luhan kemudian mengatakan padaku bahwa sebenarnya pada saat kejadian Krystal terjatuh, HyunSoo ada disana. Tidak ada orang yang tahu kejadian sebenarnya, karena itu terjadi di vila pribadi HyunSoo yang di kelilingi hutan. 

"Pada saat itu HyunSoo tiba-tiba menelponku untuk datang ke vilanya. Dia menceritakan semuanya padaku sesaat setelah aku sampai. HyunSoo berkata dia dan Krystal sedang berdebat tentangmu di balkon. Krystal mencoba menggenggam tangan HyunSoo tapi HyunSoo menghentakkan tangan Krystal dengan keras, yang membuat Kristal terdorong dan menghantam pembatas balkon dan Krystal kehilangan keseimbangan lalu terjatuh. Krystal saat itu masih bergelantungan memegang besi pembatas. HyunSoo berusaha menarik Krystal tapi dia tidak sanggup dan akhirnya Krystal terjatuh di depan mata HyunSoo." Luhan terus menghela nafas saat menceritakan itu.

Aku tidak tahu apa yang harus aku katakan. Dadaku rasanya tercekat mendengar semuanya. Perasaanku campur aduk, marah, sedih, kecewa. Kenapa semuanya harus jadi seperti ini?

Aku mengingat-ingat kembali waktu pertama kali aku bertemu Krystal. Aku mengenal Krystal saat sekolah menengah. Aku bertemu dengannya saat dia ingin mengikuti audisi untuk menjadi trainee di suatu perusahaan hiburan. Saat pertama bertemu itulah aku dan Krystal berteman. Sayangnya aku tidak lolos audisi di perusahaan itu tapi Krystal lolos. Aku juga terus mencoba audisi di berbagai perusahaan dan akhirnya di terima di perusahaan kakeknya HyunSoo. Kami terus berteman dan saling mendukung sejak saat itu. Krystal itu anak yatim piatu. Sejak kecil dia dirawat oleh neneknya. Untuk mengurangi beban neneknya, dia ingin menjadi artis. 

Sampai SMA aku dan Krystal bersekolah di sekolah khusus seni yang sama. Pada saat itulah Luhan yang merupakan temanku saat trainee memperkenalkanku pada HyunSoo. Kemudian kita secara natural sering menghabiskan waktu bersama. Aku memiliki perasaan lebih dari sahabat pada HyunSoo. Sampai suatu saat Krystal menyatakan perasaannya padaku. Aku tidak bisa menolaknya. Aku tidak tega menyakiti perasaannya dan merusak pertemananku dengan Krystal. Dari situ, HyunSoo dan Luhan mulai menjauh dariku dan Krystal. Aku tidak tahu alasannya. Baru 5 bulan sejak aku dan Krystal jadian, tiba-tiba aku mendengar kabar Krystal kecelakaan dan tidak terselamatkan.

*Flashback End~

Luhan melanjutkan ceritanya, setelah beberapa saat tadi terdiam.

"Saat itu dia benar-benar ketakutan dan depresi. Lalu aku menelpon ambulan dan polisi untuk mencari keberadaan Krystal. Saat di temukan Krystal masih sadar. Tapi dia menderita luka parah di sekujur tubuhnya. HyunSoo menangis dan meminta maaf berkali-kali pada Krystal. Krystal sempat tersenyum dan menggenggam tangan HyunSoo sebentar sebelum akhirnya tak sadarkan diri. HyunSoo menemani Krystal di ambulance menuju rumah sakit dan menunggu di depan ruang operasi selama berjam-jam. Tapi nyawa Krystal tidak tertolong, kepalanya dan punggungnya terbentur sangat keras serta kehilangan banyak darah. HyunSoo menangis sejadi-jadinya disitu. Dia bahkan tidak bisa diajak berkomunikasi dengan polisi mengenai kejadian ini. HyunSoo benar-benar depresi saat itu. Akhirnya aku yang sedikit mengarang cerita kepada polisi agar HyunSoo tidak di salahkan atas ketidaksengajaannya."

"Aku ingin terus berada di sisinya saat itu, tapi aku tidak bisa. Keluargaku terus menerus menyuruhku untuk bolak balik London Korea demi mengurus perpindahan sekolahku kesana. Aku merasa sangat-sangat bersalah pada HyunSoo, karena tidak ada di sampingnya pada saat tersulitnya"

=============================

Bersambung

=============================

Call Me Baby (EXO Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang