[]0.7 : Fantasi itu Nyata!

1K 131 1
                                    

Graville menyaksikan dari kejauhan orang-orang berlari sambil menjerit ketakutan begitu dia keluar dari lift. Dia jadi semakin yakin bahwa apa yang sedang terjadi jauh lebih menarik dari apa yang dia pikirkan.

Yang artinya, masalahnya akan jauh lebih merepotkan untuk Graville terlibat.

Hah.. Graville ingin abai dan berbalik menuju parkiran, tapi sekali lagi, dia tidak bisa melakukannya.

Dan disinilah dia,

"GRR... KAU LAGI!!" Graville mendesah lelah ketika mata bosannya menyorot ke depan, tepatnya pada sosok bukan manusia yang tengah mencekik seorang pemuda yang sudah diambang batas kesadarannya.

"Hm~ Jennifer Jane. Memutuskan untuk menunjukkan aslimu sambil dengan tidak tau malu menggertak orang lain? Yah, mau hidup atau mati, kau masih sama menyedihkan." Tawa remeh Graville mengikuti perkataan penuh ejekannya.

Entitas wanita menyeramkan, atau Jane, bergetar marah. Matanya yang sepenuhnya putih bergulir menjadi merah darah. Bibir pecah-pecah menyeringai sangat lebar mempertontonkan gigi-giginya yang runcing.

Sementara kedua pemuda lainnya meningkatkan kewaspadaan mereka, Graville disisi lain tersenyum manis dengan mata tertutup layaknya anak kecil.

"BERANI SEKALI KAU!! BUNUH!! BUNUH!! MATI KAU SIALAN!!"

BRAK!

Graville melihat pemuda yang semula dicekik Jane, kini terhempas menabrak dinding dan tidak bisa menahan ringisan keluar dari bibirnya. Oh, dia pasti tidak ingin menjadi orang berikutnya yang harus merasakan itu.

Wushh~

Cepat. Itu seperti ada bayangan hitam berniat mencelakainya. Namun Graville, menggunakan refleksnya yang terampil langsung melompat tinggi. Di tengah sepersekian detik itu, dia mengulurkan tangannya.

Pada saat itulah, semua orang melihatnya.

Sesuatu yang berbentuk seperti bola namun berwarna hitam legam muncul dari kekosongan udara di telapak tangan Graville, kemudian itu berubah. Sesuatu seukuran bola kasti itu memanjang mencapai panjang tongkat, sebelum sebuah bilah melengkung muncul di ujungnya.

Seringai Graville terbit menandakan betapa antusiasnya dirinya sekarang.

"Kau yang mati, peniru." Tepat setelah mengatakan itu, Graville terjun ke bawah dengan kecepatan yang mampu memotong angin, mengangkat sabitnya bersiap untuk mengoyak mangsa yang ketakutan di bawahnya.

Crashh!

"AAARGGHH!!!"

Sabit hitam berhasil mengiris kepala Jane bersama dengan jerit melengking penuh rasa sakit dan benci bergema di setiap sudut ruangan.

Setelah mendarat dengan anggun, Graville berjalan santai menuju kepala yang telah terpisah dari tubuhnya. Agak ngeri saat kepala itu menggelinding dengan gelisah.

Dipandanginya wajah penuh kebencian itu, "kau pikir aku tidak tau?" Graville tersenyum lembut namun terlihat menyeramkan di mata semua orang.

Bahkan saat sekarat pun, makhluk itu masih sempat menandai wajah Graville dengan sorot pandang marah, "mati. Hehe-sudah terlambat. Kalian semua-hihihi~ akan mati!"

Puff!

Di bawah perhatian semua orang, kepala itu meledak menjadi abu berterbangan. Menyisakan hening yang tak dapat dijelaskan. Residu adrenalin belum lenyap sepenuhnya, membuat Patra terkesiap dan bergegas menuju ke tempat satu-satunya orang yang tidak sadarkan diri.

Take My HandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang