16_bertemu

5K 354 10
                                    

Seminggu sudah berlalu Airin berada di jakarta, Pagi ini Airin sudah rapi dengan pakai joging nya.

Airin keluar dari mobilnya, ia mulai lari paginya ditaman, tempat biasanya orang-orang berolahraga atau melakukan piknik keluarga.

Sudah 1 jam Airin berlari mengelilingi taman yang luas ini, Airin duduk salah satu kursi taman yang kosong, ia meminum airnya.

Lelah juga berlari selama 1 jam lebih, Airin mengedarkan pandangannya ke seluruh taman, matanya berhenti tepat dipinggir danau, disana terlihat seorang remaja dengan seragam SMP nya duduk dipinggir danau, Airin meringis ngilu melihat luka lebam diwajah remaja itu

Airin berdiri dari duduk nya, ia berjalan menghampiri remaja itu, lalu duduk disamping remaja itu.

"Sendirian saja" Remaja itu menoleh kearah Airin.

Dapat Airin lihat wajah terkejut remaja itu, dan mematung beberapa saat.

"Kenapa?" tanya Airin bingung pasalnya mata remaja itu memerah seperti menahan tangis.

"B-bunda" gumam remaja itu.

Airin menepuk pundak remaja itu hingga membuat remaja itu tersadar.

"Siapa bunda lo?" tanya Airin.

Tatapan remaja itu berubah dingin, ia langsung menatap kedepan.

Airin menatap bingung remaja disampingnya ini, namun jika diperhatikan wajah remaja disampingnya ini sangat mirip dengan putra nya dulu.

"Ian" guman Airin.

Tubuh remaja itu menegang seketika saat mendengar gumaman Airin, ia langsung menatap Airin dengan air mata yang mengalir deras.

Airin sendiri kaget saat remaja itu menatap nya dengan berlinang air mata.

"b-bunda"

"Hah?"

"Eh"

Grep!

Airin terkejut saat remaja itu memeluk tubuhnya dengan erat, bisa ia dengan isak tangis dari remaja itu.

"Hey lo kenapa?!" tanya Airin kaget

"Hikss bunda hikss Ian kangen bun hikss" tangisnya.

Airin mematung saat mendengar ucapan Julian, Airin melepaskan pelukannya pada Julian. Airin menangkup wajah Julian, airmata nya ikut menetes.

"Julian" lirih Airin.

Julian mengangguk cepat sembari tersenyum, Airin langsung memeluk tubuh Julian, ia sangat merindukan putra nya ini, tidak disangka putra nya sudah sebesar ini.

Mereka menangis bersama dengan saling berpelukan.

Beberapa menit berlalu, kini keduanya sudah sama-sama tenang.

"Kenapa mu bisa lebam begini nak?" tanya Airin lembut sembari mengelus wajah Julian.

"Biasa bun, habis berantem sama Adik" tubuh Airin mematung.

Adik? Apakah maksud Julian anak nya, anak yang dia lahir kan dengan berkorban nyawa.

Julian yang mengerti tatapan Airin mengeluarkan hp nya, ia membuka hp nya lalu membuka galeri dan menunjukkan foto pada Airin.

Airin menatap foto yang berisikan tiga bayi kembar dipelukan masing-masing suami nya.

Sebentar!

Airin menatap Julian dengan mata menyipit.

"Tadi kamu bilang habis berantem sama adik, maksud mu, mereka?" tanya Airin.

Julian memasukkan hp nya ke dalam saku celananya lalu mengangguk santai.

Being the wife of three twin husbandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang