8_ adopsi

9.8K 687 22
                                    

6 bulan sudah berlalu sejak Delisha meninggalkan ketiga suaminya, sejak saat itu Delisha tidak pernah menghubungi mereka lagi bahkan sahabatnya Zen pun tidak tau keberadaan nya.

Delisha menatap jam yang menunjukkan pukul 2 dini hari, ia mengelus perut buncit yang besar jika dilihat ukuran perutnya ini lebih besar dari ukuran pada umumnya, masih tersisa 3 bulan lagi waktu persalinan nya.

Dan saat ini ia tidak bisa tidur karna merasakan sakit yang teramat pada perutnya, tendangan bayi nya sangat kuat sehingga membuat nya sakit,belum lagi pinggang nya terasa ingin patah.

"Sayang baik-baik ya

Kata itu yang pantas menggambar suasana kali ini, saat ini Delisha sedang berada di rumah sakit untuk cek up bulanan nya dan sekarang Delisha sedang duduk di taman rumah sakit setelah selesai dengan cek up.

Delisha menatap kearah taman sisi kiri dimana terdapat seorang anak kecil yang menatap nya dengan tatapan dingin.

Delisha tersenyum kearah anak kecil itu dan dapat ia lihat tatapan terkejut anak itu.

Ehh

Delisha menatap anak kecil itu yang berjalan kearah nya dengan tatapan dingin, anak itu berdiri dihadapan Delisha menatap perut besar Delisha dengan raut bingung dan itu malah terlihat imut dimata Delisha.

"tenapa pelut na bisa besal apa ada angin didalam na?" tanya anak kecil itu cadel.

Delisha terkekeh geli mendengar ucapan sang anak kecil itu, tangan nya mencubit pelan pipi chubby anak itu.

"Bukan angin, tapi dedek bayi yang ada didalam sini" ujar Delisha lembut.

Anak kecil itu tertegun saat Delisha mencubit pipi nya, lalu menatap perut Delisha yang besar, tangan nya terulur mengelus perut Delisha dengan pelan namun hanya sebentar. Anak itu tersentak kaget saat merasakan tendangan dari dalam perut Delisha.

"Dede bayi na nendang!" ujar anak kecil itu kaget.

"Iya dedek bayi nya lagi nyapa kamu" ujar Delisha mengusap lembut rambut anak itu.

"What's your name?" tanya Delisha..

"Nama tu?" tanya anak itu balik, Delisha mengangguk.

"Julian" ujar anak kecil itu.

"Dimana orang tuamu?" tanya Delisha lagi.

Tatapan Julian berubah sendu saat mendengar kata orang tua, Delisha mengusap air mata yang jatuh di pipi Julian.

"What's wrong baby boy?" tanya Delisha lembut.

"Atu nda punya olang tua aunty" ujar Julian lirih.

"keluarga kamu ada?"tanya Delisha lagi.

Julian menggeleng pelan air mata nya mengalir deras membasahi pipi chubby nya, Delisha mengusap air mata Julian dan membawa nya kedalam pelukan hangatnya Delisha.

Julian mematung saat merasakan pelukan hangat wanita didepan nya ini, ia membalas pelukan Delisha dengan erat dan jangan lupakan isakan yang keluar dari bibir kecil nya
"Sudah tidak apa-apa jangan sedih lagi ya ganteng" ujar Delisha lembut sembari mengusap kepala Julian.

Delisha melepaskan pelukannya dari Julian ia mengerutkan dahi nya bingung saat melihat baju pasien yang digunakan oleh Julian.

"Kamu sakit apa?"tanya Delisha.

"atu temarin di tablal olang telus di tolong dotel bail" jawab nya.

"Aunty sendili tenapa disini?" tanya .

"Call me mommy baby" ujar Delisha.

"Bunda juga boleh" ujar Delisha tersenyum manis.

Julian terdiam dengan tubuh kaku, mata bergetar mendengar ucapan Delisha. Ia menundukan kepala nya dalam.

"Kenapa?"

"boleh? Ian boleh panggil bunda?"tanya nya bergetar.

"Tentu! Bunda menyukai mu, kamu sangat imut" ujar Delisha.

Julian tersenyum manis dan kembali menubruk tubuh Delisha memeluk nya dengan erat sambil menangis.

"b-bunda hikss ian senang punya bunda" tangis nya.

Delisha mencium kening putra baru nya, hati kecil nya seolah menyuruh nya untuk lebih dekat dengan Julian.

"Ayo kita pulang sayang" ajak Delisha.

"Ayo bunda, tapi ian mau bilang sama dotel bail dulu ya" ujar nya, Delisha mengangguk, ia menggenggam tangan kecil ian.

"Ayo bunda temani" ujar Delisha dan dibalas anggukan antusias dari Ian.

_______

Di sebuah ruangan yang gelap terdapat seorang pria sedang duduk dengan sebotol alkohol ditangan nya, kamar itu begitu berantakan pecahan kaca dimana-mana.

Jayden orang itu adalah Jayden, setelah kepergian Delisha dan rahasia yang terbongkar membuat nya hancur dan menyesal. Lihatlah dirinya begitu berantakan sekarang, nyatanya dia begitu sangat mencintai Delisha bahkan rasanya dia ingin mati saat ditinggal seperti ini, dia ingin memeluk tubuh istrinya, dia ingin mengelus perut istri nya dimana didalamnya terdapat cinta mereka disana.

"By hikss, pulang By! Aku kangen hikss" tangis nya pilu, dia teramat menyesal karna telah melukai sang istri.

"By maafin aku by hiks, pulang by! Aku cinta kamu maafin aku hikss" tangis nya.

______

Dentuman musik terdengar sangat besar banyak pria dan wanita berjoget meliuk-liukkan tubuh mereka.

Dan salah satu nya Darion yang ikut meliuk-liukkan tubuh nya bersama seorang wanita diatas lantai dugem itu,tangan wanita nakal itu dengan tidak tau malu nya mengelus milik nya dari luar.

Darion tersenyum tipis lalu menarik wanita itu menuju lantai dua dimana terdapat kamar yang sudah ia pesan.

Sesampainya di dalam kamar Wanita itu tergesa-gesa membuka seluruh pakaian mya dan hanya tersisa dalam nya saja, Darion tersenyum sembari mendekati wanita itu dan...

Jleb!

Akkhh!

Darion menatap tubuh wanita itu dengan dingin, darah segar merembes keluar dari dari perut wanita itu yang baru saja ia tusuk dengan pisau kesayangan nya.

"Berani nya jalang seperti mu menyentuh ku! Hanya istri ku yang boleh menyentuh ku!" ujar nya dingin.

Jleb!

Akkkkhhh

Wanita itu menjerit kesakitan saat sebelah mata nya ditusuk oleh Darion.

"Kau bahkan tidak memiliki hak untuk menatapku dengan mata kotor mu!"

Jleb!

Srass!

Darion menancapkan pisau nya dileher wanita itu dan dengan sekali tarikan leher wanita itu terbelah menjadi dua.
Wajah Darion dipenuhi dengan darah dari wanita yang ia bunuh itu.

"Hanya Istri ku yang boleh menyentuh ku hehehe"

"Sayang kamu dimana? masih marah hm... Sudah enam bulan loh" ujar nya lirih.

"Aku tidak akan menyerah, akan ku cari kau sampai ketemu Delisha cetrin grisham, my wife!" ujar nya dengan penuh obsesi.

_____

Delisha tersenyum manis menatap putra nya yang makan dengan lahap itu, tubuh Julian yang kurus membuat Delisha sedih dan marah sekaligus ia sudah bertekad untuk membuat putra tampan nya ini sehat dan gemuk kalo bisa.

"Makanan Bunda enal, ian mau makan ini setiap hali" ujar nya antusias.

Delisha tersenyum manis lalu mengangguk, sudah seminggu sejak ia dan Julian bertemu dan tiga hari yang lalu putra nya ini resmi menjadi anak nya, semua surat adopsi dan hak asuh Julian sudah berada pada nya dan tidak ada yang bisa mengambil putra nya sembarangan dari nya.

______

Sekian dulu guys.

Jangan lupa

Vote
Komen!

See you next chapter sayang MWUUAAAHHHH

Being the wife of three twin husbandsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang