Have We Ever Met?

224 24 17
                                    

"Dalam hidupku, mendapatkan nilai sempurna itu sama seperti sebuah mimpi. Itu seperti sebuah barang mewah limited edition, dan aku tidak mampu membelinya."

Itulah narasi seorang gadis remaja yang tengah berusaha keras mengecipakkan air, karena kertas ujiannya terjatuh ke kolam. Sepertinya dia tidak bisa berenang, tapi usahanya itu malah membuatnya oleng dan akhirnya terjatuh ke air.

Setelah dia beranjak dewasa, kita melihat gadis itu sekarang masuk ke universitas jurusan seni. Dia bernarasi bahwa masuk ke universitas ini baginya adalah sebuah keberuntungan. Sebagai mahasiswa miskin, dia sering telat bayar uang kuliahnya.

~~~~~~~~~

Hari itu, dia tampak berlari secepat mungkin menuju universitasnya. Sementara itu di aula, tampak ada sebuah acara besar.

Beberapa siswa dipanggil ke panggung untuk mendapatkan beasiswa Bighit Entertainment, beasiswa itu disponsori oleh Perusahaan Bighit Entertainment. Di bangku penonton, tampak ada seorang pria misterius yang memakai sarung tangan.

"Hmm, diakah yang mensponsori beasiswa ini?"

Semua mahasiswa penerima beasiswa selesai dipanggil semuanya. Tapi pria bersarung tangan itu tiba-tiba memberi kode pada seorang wanita. Wanita itu lalu memberitahu Pak Direktur bahwa masih ada satu mahasiswa lagi yang belum dipanggil.

Pak Direktur memperhatikan lagi daftar nama itu dan baru menyadari kalau ternyata ada satu nama tambahan yang ditulis paling akhir. Pak Direktur pun memanggil nama terakhir.

"Jurusan Seni, Arianna Quinn!"

Tapi yang dipanggil malah tidak muncul. Di bangku penonton, ada dua wanita yang keheranan mendengar nama Anna dipanggil. Sepertinya mereka temannya Anna.

"Sungguh tak disangka kalau dia bakalan dapat beasiswa."

"Kenapa juga dia telat banget hari ini."

Pak Direktur sekali lagi memanggil nama Anna... tepat saat pintu samping menjeblak terbuka dan Anna, sang tokoh utama kita, akhirnya muncul juga. Anna pun langsung duduk bersama kedua temannya.

"Kenapa lo malah duduk di sini, maju sana untuk menerima penghargaan lo."

"Penghargaan apa? Gua?"

"Please, deh. Lo itu dapat beasiswa yang disponsori oleh Bighit Entertainment."

Anna tak percaya. "Berhentilah bercanda. Gua tidak seberuntung itu."

"Jangan khawatir. Keberuntungan tidak berhubungan dengan kepintaran. Lagian lo sudah lama miskin, sekarang saatnya lo mendapatkan keberuntungan. Pergilah, cepetan."

Anna akhirnya naik ke panggung walaupun pikirannya masih pesimis dengan keberuntungannya.

"Pengusaha mana yang otaknya lagi konslet sampai memberi gua beasiswa?" -Batin Anna

Satu per satu, beasiswa itu diberikan oleh si pria muda bersarung tangan hingga akhirnya sampai ke Anna.

"Selamat, mahasiswi," ucap pria itu dengan wajah dinginnya.

Anna akhirnya mengangkat pandangannya untuk bertatap muka dengan pria itu dan langsung ternganga kaget.

"Anna, kan? Saya sudah melihat lukisan Anda, punya banyak potensi."

"Bagaimana bisa... bagaimana bisa jadi lo?" Heran Anna.

"Apa kita pernah bertemu?"

Tiba-tiba lampu di aula mati. Kontan saja semua orang jadi ribut karenanya. Tapi pria itu justru memanfaatkan kesempatan untuk mendekat ke Zhou Shi dan menatapnya lekat.

Take A Chance With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang