She's Lost

1.1K 102 1
                                    

waktu tak pernah memandang arahnya yang ia tau berjalan secepat dan selambat apa tergantung manusia menikmatinya atau tidak. ini tentang seorang gadis yang di bawa pergi secara paksa oleh seseorang yang memang memiliki hak atas dirinya. ambisius dalam bekerja kini sudah tertanam semakin permanen dalam diri seorang lee min ho. hanya membutuhkan waktu satu tahun dia bisa mengembalikan seutuhnya tentang kejayaan dirinya di bidang distribusi, begitupun perusahaan yang di pegang jisoo dan rose. 

mereka benar-benar membuktikan diri ingin menebus kesalahan di masalalu. mereka ingin menemukan seseorang yang sudah satu tahun terakhir itu hilang tak ada kabar. gadis genius dan periang itu tak kunjung pulang, harapan itu bahkan selalu mereka doakan namun tak ada hal baik yang mereka dapatkan.

netra itu menatap monitor di depannya, sebuah data hasil pemeriksaan pasien seorang dokter yang dalam satu tahun terakhir ini berubah seperti semula arogan, pemarah dan cuek dengan sekitarnya. bahkan hubungan dengan sang kekasih sudah ia akhiri karena kedapatan berselingkuh dengan salah satu perawat, pria itu bahkan sudah ia tendang dari rumah sakit.

"kau perlu pulang dan beristirahat, ini sudah satu minggu kamu menjadikan rumah sakit ini sebagai rumahmu" ujar yeon

"tidak ada yang melarangnya" jawab jennie

"kami akan melarangnya" sambung cha-he

"aku tidak takut" balas jennie

"baiklah aku akan menyeretmu pulang kali ini" ujar nayeon 

mereka menarik paksa gadis bermata kucing itu. tidak pernah akan membiarkan jennie terus menyiksa dirinya seperti ini sekalipun sedang sibuk bekerja, bukankah dokter juga harus sehat? bagaimana dokter bisa mengobati jika dirinya sendiri tak terurus seperti ini.

"kamu tak boleh terus menyiksa dirimu seperti ini jennie-ya" ujarnayeon

"jika kamu merasa beralah dengan apa yang kamu lakukan dulu pada lisa seharusnya kamu mencarinya seret dia pulang" sambung cha-he 

namun gadis itu hanya terdiam tak ingin menanggapi sekalipun dia berbicara mereka tak benar-benar paham dengan apa yang di rasakan selama ini, kehilangan lisa selama 1 tahun terakhir ini memecutnya bahwa dia tidak bisa kehilangannya sekalipun sumpah serapah akan anak itu terus dia lontarkan.

"aku takut dia sakit" lirih jennie

"maka dari itu kamu harus sehat dan mengobatinya" ujar yeon

tak pernah sehari pun ia absen menghubungi teman-temannya untuk menanyakan apakah adiknya masuk rumah sakit mereka atau tidak, dia takut teramat takut dimana kejadian lisa kecolongan lagi, anak itu cerdik tak akan mudah untuknya menemukan riwayat kesehatan anak itu bahkan malam itu jika kertas tak terjatuh dia tak akan pernah tau.

"eomma makanlah dulu" lirih seorang gadis yang kini sedang berada di salah satu kamar rawat rumah sakit jiwa, sejak malam itu ibunya tinggal di sini namun tak separah dulu kini terlihat lebih baik.

"lisa?" ujarnya

"aku rose" jawab rose

"rose, dimana lisa?" ujarnya

"dia, dia sebentar lagi akan kesini" ujar rose dengan nada bergetarnya.

"benarkah?" seru han-sohe riang

"tentu maka eomma harus makan terlebih dahulu" ujar rose

"baiklah" ujarnya.

mata gadis berambut blonde itu benar-benar sudah berair air matanya bahkansudah ada yang meluruh di pangkuannya menyaksikan bagaimana keadaan ibunya selama satu tahun terakhir yang terus memanggil nama lisa. benar istilah jangan terlalu membenci sesuatu hilangnya akan benar-benar menyakitimu, iitu yang sedang mereka rasakan saat ini.

angin itu mengelus wajah bak bidadari, yang netranya terfokus pada sekumpulan gedung di hadapannya sebuah bukit yang jungkook beritahu tempo lalu bahwa lisa sangat menyukai dandelion. tangannya mulai menyentuh dan mengambil hamparan bunga disana meniupnya berharap bisa terbang ke arah sang adik dan memberitahunya untuk cepat pulang.

"kamu dimana? jangan terus bersembunyi lisa-ya" lirihnya

"kamu baik-baik saja bukan?"

"apa mereka memperlakukanmu denan baik?" 

"LISA-YA KAU DENGAR INI EONNI!!"

"PULANGLAH!!"

"atau setidaknya beritahu eonni kamu dimana eonni akan menjemputmu" ujar jisoo.

dia menjadi salah satu orang yang dapat melampiaskan amarahnya di sini tidak akan membiarkan tekanan itu terus berada di pusat otaknya, mengurusi perusahaan yang hampir bangkrut mencari aku kesayangannya yang tak kunjung ketemu, itu sudah membuatnya ingin meledak. 

beruntung dia bertemu dengan jungkook beberapa minggu lalu dan memberitahu tempat ini hal yangbaru dia ketahui tentang adik bungsunya, lisa menyukai dandelion dan akan mengajaknya berbicara sebelum menerbangkannya, seperti

"tolong beritahu aku kapan eonniku akan menyayangiku"

"ini untuk jisoo eonni, maka kau harus tumbhuh subur sepertinya"

"aku sedang bersedih karena hari ini eomma memakiku lagi, tapi kamu harus tumbuh dengan baik setelah aku menerbangkanku dan beritahu eomma aku menyayanginya"

BRAAKKKKK

meja itu terbanting keras ke sudut ruangan beberapa pria berbadan tinggi itu tertunduk merasa takut. ini sudah keberapa kalinya mereka mendapatkan hal semacam ini. pria bernama lee min-ho itu berubah menjadi sosok kasar, sombong dan tempramen.

"aku tidak butuh omong kosongmu!" bantak min-ho

"cari jonseok seret dia kepenjara dan temuka putri bungsuku!!" bentaknya lagi

"baik tuan lee" ujar mereka serempak

"jika tidak mendapatkannya maka bersiaplah mati di tanganku" ujar lee min-ho

sebuah gertakan, dia selalu melakukannya selama beberapa ulan terakhir setelah perusahannya kembali menjadi pusat distribusi dunia. dia bahkan lebih jaya dari sebelumnya katakan saja namanya maka aparat manapun akan siap mengawalnya tanpa bayaran, dia bahkan sudah berani membunuh orang untuk mendapatkan apa yang dia inginkan. termasuk lee dong-ra adik ayahnya sendiri setelah malam dimana dia menghajarnya pria tua itu di larikan ke rumah sakit namun tak lama setelahnya meninggal itu ulahnya, untuknya apapun yang sudah menghancurkannya akan ia remukan dengan halus tanpa ampun.

tangan kekar iru bergerak megambil sebuah foto keluarga kecil dengan tempelan foto bungsu lee yang saat itu benar-benar ia benci, mata itu memerah tangannya mengepal dia masih ingat betul teriakan yang memanggil-manggil namanya,

"APPA!! TOLONG AKU"

"APPAA!!"

"LEPASKAN APPA!!" 

Tiba-tiba saja air mata itu terjatuh pada bingkai kaca yang ia pegang, sekejam apapun dia dulu, sekalipun lisa bukan anak kandungnya tetap saja dia selalu memperhatikan anak nakal itu, dia tau sebetulnya apa yang selalu lisa lakukan, seperti membolos di sekolah, prestasi yang luar biasa, bahkan balapan liar pun sejujurnya dia tau, dia mengawasinya dari jauh karena ego dan masih termakan amarah masalalu.

coba lihat satu tahun anak itu hilang dia sudah hampir kehilangan akalnya di tambah menerima kenyataan dalang di balik semua ini adalah paman dan adik keponakannya, bagaimana keadaan hatinya? dia sudah kehilangan hatinya maka dia dengan tega membutuh orang-orang tanpa sepengetahuan keluarganya,

orang yang benar-benar dia cintai kini berada di edung putih tanpa ekspresi di wajahnya juga selalu memanggil-manggil nama yang bahkan dia pun sama dia selalu berharap lisa baik-baik saja disana terlebih dia tengah sakit, tidak bisa membayangkan jika sakit itu bertambah parah.

segala sesuatu juga mungkin harus merasakan kehilangan dahulu agar lebih berarti dan di hargai termasuk gadis itu,

"appa rindu cepatlah pulang"

"atau nak setidaknya beritahu appa dimana kamu?"

"appa menyayangimu" ujarnya mengecup bingkai yang tengah ia pegang.

VOTE

membuat karya itu tidak mudah

Dandelion & Sayap [ END ] Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang