They Know

1.2K 117 0
                                    

pada langit, awan, dan malam yang perlahan semakin pekat, dia mengadu lelah dengan angin yang mengusap wajah cantiknya dingin yang menyelimutinya, rasa kantuk itu tiba-tiba saja menyerang tak memberikan dia alasan kuat untuk terus menatap hamparan bintang malam ini, dengan meremas satu kertas berlogo hingga kusut. namun ia berusaha untuk tetap terjaga, tubuhnya mulai kembali terasa tidak nyaman setelah beberapa menit berlalu suasana dingin semakin lama semakin menusuk, tubuhnya terasa sakit iya berjalan setengah berlari menaiki ranjangnya menarik selimut untuk menggulungnya. padahal ini baru pukul 7 malam, makan malam pun belum dia lakukan.

TOK-TOK-TOK

"Sayang Buka pintunya" Ujar han so-he di depan pintu kamar lisa ini sudah pukul 9 malam udah 2 jam gadis itu tak bergerak di tempat tidurnya, bahkan melewatkan makan malam yang tidak pernah ia lewatkan sebelumnya setelah berdamai dengan keluarganya, makan malam, sarapan, nonton bersama, adalah kegiatan yang sangat lisa sukai selama 3 bulan hubungan baik itu terjalin.

"sayang!" ujar so-he semakin keras

TOK-TOK-TOK

"eomma apa dia belum bangun?" ujar rose yang kini menghampiri ibunya

"sepertinya begitu, tapi dia tidak pernah mengunci kamarnya" ujar so-he merasa aneh

"memangnya di kunci?" ujar jisoo yang di ikuti jennie dari belakang

tangan itu mulai menyentuh pegangan pintu mencoba menggerakkan dengan sedikit dorongan pun tak menghasilkan perubahan apapun, raut yang tadinya biasa saja juga kini berubah panik ada hal yang mereka takutkan, takut kejadian lisa bunuh diri dulu terulang dan yang kedua gadis itu kabur lagi dari mansion.

"Lisa dengar eonni !!" teriak jisoo

"buka sayang sebelum kami mendobraknya" ujar jennie

TOK-TOK-TOK

"lebih baik panggil appa kalian kita harus membuka pintu ini" ujar so-he meletakan senampan roti dan susu untuk lisa.

laki-laki berusia 48 tahun itu kini sudah berdiri di hadapan kamar sang putri bungsunya, hingga ketukan dan teriakan itu tak menghasilkan apapun dari dalam tak ada satu pun pergerakan di sana, bahkan para penjaga bilang kamar lisa dari luar sangat gelap tanpa penerangan.

"lisa dengar appa akan mendobraknya" teriak lee min ho

"TUNGGU TUAN!" Teriak seorang wanita paruh baya tampak berlari ke arahnya

"bibi jung? ada apa?" ujar han so-he

"jangan di dobrak nyonya, pakai ini. ini kunci cadangan kamar nona lisa, bibi dapat ini dari nona lisa dulu" ujar bibi jung membuat mereka tampak lega sedikit.

CREAK

pintu itu terbuka ruang gelap menyambut ke 5 orang tersebut, menyelisir setiap sudut dimana lisa berada sampai ke 5 nya tertuju pada gadis yang tengah terlelap disana.

"dia tidur pantas saja" ujar jisoo

"tunggu!" ujar jennie

"oci tolong nyalakan lampunya" ujar jennie lagi

Lampu menyala, jennie mulai berjalan ke arah ranjang sang adik, dia tau betul lisa bukan orang yang sulit terbangun, hingga matanya menyipit melihat butiran keringat disana. ia menyentuhnya dengan perlahan.

"demam" ujar jennie

"oen... am..pun" lirih mulut itu bergunam pelan.

"dia sakit?" ujar han so-he sedikit cemas

"aku akan memeriksa keadaannya, aku akan mengambil peralatanku dulu" ujar jennie bangkit dari tempat duduknya, namun malah bersenggolan dengan sang ibu hingga dia menyenggol nakas dan menjatuhkan remasan kertas.

Dandelion & Sayap [ END ] Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang