Collaps

1.4K 143 0
                                    

Entah terbuat dari apa hatinya, siang ini ia sudah tersenyum hangat di depan sebuah gedung besar bertuliskan "Lee Sechan Group [LSG]". Masih dengan seragamnya juga tampak siang ini ia juga menenteng sebuah paper bag . kaki panjang itu mulai menyentuh lantai marmer mewah beberapa pegawai tampak tersenyum namun ada pula yang acuh dengan kehadirannya. tak masalah tujuannya bukan untuk sebuah validasi hanya ingin memberikan makan siang pada ayah dan ibunya.

setiap jam istirahat memang ibunya akan berkunjung ke sini hanya untuk sekedar makan siang bersama, atau sebaliknya lee yang akan mengunjungi istrinya. tak ingin berlama-lama ia mulai melangkah masuk ke dalam tak lupa senyum hangatnya ia tebar pada setiap orang yang tampak memperhatikannya. Tarikan nafas berat itu terdengar juga jantungnya terdengar sangat cepat berpacu saat ia sudah berada di depan pintu ruangan sang ayah.

"Tuhan, kumohon kali ini" ujarnya

"semangat" timpalnya mengepalkan tangannya

TOK-TOK-TOK

Tampa menunggu jawaban lisa membuka pintunya namun tak langsung masuk hanya menjulurkan kepalanya ke dalam, melihat ayah dan ibunya yang menatap ke arah pintu dan dia hanya menunjukan deretan gigi manisnya.

"Appa eomma, selamat siang. lisa bawa makan siang untuk appa dan eomma" Ujar lisa mengangkat paper bag berisi makanan yang sudah ia bawa dari mansionnya.

"ini" ujarnya meletakan paper bag di ats meja.

dia tau dia tak buta meja itu sudah banyak makanan, sepertinya mereka memesan makanan itu. tak apa tak masalah bisa saja menjadi sebuah keajaiban mereka mau memakan bekal dari lisa.

"berapa kali harus aku bilang. jangan pernah membawakan makan siang ke kantorku!" ujar Lee min-ho sedikit menggema, tapi untungnya ruangan ini kedap suara.

"tapi ap-" ucapan gadis itu terpotong dengan lemparan tempat makan ke arah meja hingga pecahan beling itu bertebaran dimana-mana.

"KAU BUTA! KENAPA SULIT SEKALI UNTUK MEMBUATMU PAHAM!!" kali ini suara lantang Han So-he bahkan sampai membuat tubuh lisa menegang. karena untuk pertama kalinya han so-he berbicara padanya bahkan selama 15 tahun lamanya.

"TIDAK TAU KAH KEHADIRANMU ADALAH KESAKITAN TERBESARKU?!!" Teriaknya lagi.

Tangan lisa mengepal, ia hanya bisa menunduk. entah rasanya ia ingin mati saja saat ini juga bagaimana bisa seorang ibu dengan lantangnya mengatakan hal seperti ini. bagaimana caranya ia bisa mengendalikan kesakitan dalam dirinya.

"Sayang, tenangkan dirimu" ujar lee min-ho mengusap lembut punggung istrinya.

isak kecil itu terdengar, gadis itu hancur bahkan sangat hancur, saat ini. tak bisa menahan kesakitan lagi membiarkan air matanya mengalir di hadapan ayah dan ibunya, yang bahkan tapk pernah ingin melihatnya.

"kenapa?" lirihnya

"dosa apa? kesalahan apa yang aku perbuat sehingga kalian begitu membenciku" ujar lisa lirih.

"KARENA KAMU HARUS LAHRI SETELAH MALAM MENGERIKAN ITU!!" Teriak Han so-he

"itu bukan salahku eomma, aku tak pernah meminta untuk lahir" jawab gadis itu dengan isaknya.

biarkan! biarkan dengan cara seperti ini dia bisa berbincang dengan sang ibu. biarkan sekalipun ia harus merasakan kesakitan setelahnya biarkan saja. terpenting baginya ada topik yang dapat membuat ibunya mendengarkannya, menjawabnya dan menatap hazelnya meski seakan akan ingin membunuhnya.

"KENAPA KAMU HARUS LAHIR HAH??!!" Teriak han so-he

"KENAPA LISA!!"

"KENAPA MEMBERIKANKU KESAKITAN SEUMUR HIDUP DENGAN MELIHATMU!! MELIHAT WAJAH YANG ASING SETIAP HARINYA!!"

Dandelion & Sayap [ END ] Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang