Dandelion; 1. Look At Me

3.9K 255 3
                                    


Suara langkah kaki terdengar menggema seirama, Senyum manis yang tak Pernah Luntur dari sudut bibirnya. Dia adalah seorang gadis dengan seragam sekolah, memiliki mata hazel bulat berwarna coklat terang beraksen hijau bercampur oranye . Dengan Tas gendong berwarna cream memeluk tubuh kurus yang tampak ringkih, Namun jangan salah dia adalah gadis paling kuat dan luar biasa di muka bumi ini.

Sebuah paper bag ditangan kanannya dia jinjing dengan sedikit ayunan kecil. Beberapa orang yang berada di sana tampak acuh, tak ingin mempedulikan kedatangannya siang ini. Namun, ada pula yang memang membalas senyum manis yang ia beri sebagai sapaan. 

Dia berjalan dengan riang menuju ruangan besi bernama lift, berharap orang yang saat ini dia tuju di ruangannya berbaik hati dan dapat menerima pemberiannya. Sekalipun sejujurnya ia  juga merasa ragu atas harapan itu, tapi dengan kedatangannya minimal mereka bisa mengetahui bahwa dia baik-baik saja juga masih tetap hidup sekalipun kesepian tanpa perhatian bahkan belas kasihan.

"Lisa?" suara itu sampai dipendengarannya.

"Eonni !!" serunya, sembari menyambut kedatangan wanita dibalik lift dengan senyumannya.

"Ingin ke ruangan jisoo?" timpalnya lagi dan hanya mendapatkan anggukan semangat dengan cengiran bodohnya.

Lisa tak pernah mempermasalahkan senyum getir yang ditunjukan gadis itu padanya yang ada dibenaknya mari menjadi adik yang baik dan mari perbaiki segala kesalahannya dimasa lalu.

"Di dalam ada jennie dan rose juga" ujarnya lagi.

Gadis cantik itu sedikit memberitahu dia berharap itu akan menjadi peringatan untuk lisa, sementara lisa tampak biasa saja sehingga  dia berusaha untuk membalas senyuman hangat lisa, meniru sikap positif gadis berusia 15 tahun itu.

"Wah itu bagus!!, mempermudah aku untuk menemui mereka yang super sibuk heheh" ujarnya dengan sedikit kekehan.

dia tidak pernah  mempedulikan raut khawatir wanita yang berada dihadapannya. sejujurnya lisa juga tau itu sebuah peringatan berharap lisa tidak kesana dan mengurungkan niatnya, hanya saja berpura-pura selalu baik, tidak masalah bukan?

"Terima kasih irene eonni !" ujar lisa memasuki lift yang akan tertutup sempurna, memperhatikan pantulan diri dari besi itu hingga senyum lebar itu perlahan menghilang dari sudut bibirnya.

"Sama-sama lisa, semoga kali ini kamu berhasil" ujar irene lirih, meninggalkan jejak pilu disetiap langkahnya. lisa benar lakukan segalanya dengan senyuman dan ketulusan sekalipun hasilnya memuakkan tuhan tidak pernah tertidur.

"Kamu luar biasa andai saja aku yang menjadi kakakmu, aku tidak akan menyia-nyiakan adik baik dan semanis dirimu". lirih irene sembari membalikan badan memperhatikan angka lantai di atas pintu lift yang menuju lantai 15. 

Sejujurnya dia benar-benar merasa kasihan melihat perlakuan para sepupunya terhadap lisa adik bungsu mereka, namun dia bisa apa sekarang? hanya terdiam berdoa semoga tuhan segera mencabut segala penderitaan yang sedang dia ujikan pada adik sepupu bungsunya.

"Dia datang lagi?" ujar karina sabahatnya.

"Heem masih dan akan selalu begitu" balas irene membuat tatapan getir juga terlihat dari raut wajah gadis itu.

"Untung saja ruangannya kedap suara" balas karina 

sementara irene hanya terdiam tanpa ingin membalas dengan suara hingga suara lirih itu kembali mengalun "sampai kapan dia akan bersabar?" ujar irene tiba-tiba

"apa dia akan berlari dan meninggalkan segalanya bahkan hal yang  saat ini tengah dia usahakan, sekalipun.... Itu ribuan duri sebagai jawaban?" timpalnya lagi, dengan suara gemetar.

Dandelion & Sayap [ END ] Tahap RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang