My Missing Piece

2.4K 65 4
                                    

Sepulang dari sekolah, kami bertiga memutuskan untuk berjalan-jalan di supermall yang sudah biasa kami kunjungi bertiga. Yap, Aku Keli dan Stella. Sekaligus untuk melepas rasa rinduku dan Keli terhadap Stella. Baru kali ini aku dan Keli berpisah lama dengan Stella, biasanya kami bertiga tidak pernah terpisahkan. Tapi karena akhir-akhir ini pikiranku terbagi dengan Damien, Ken dan Damon, maka tidak begitu terasa sih, tapi ya tetap aja aku kangen ama Stella.

Seperti biasa kami hanya window shopping. Tapi, sensasi jalan bertiga dengan mereka lah yang membuatku tidak pernah bosan untuk jalan lagi dengan mereka. Bahkan ke pasar pun mungkin aku mau, kalau dengan mereka, atau mungkin dengan, Damien. Hah, sekarang pikiranku jadi kemana-mana ingetnya Damien, bahaya, otakku mulai kacau sepertinya.

Kami mampir ke toko aksesoris yang sangat lucu, mungkin lebih tepatnya, yang menjual aksesoris yang sangat lucu. Dan kebiasaanku, aku selalu membeli semua aksesoris yang terlihat lucu di mataku. Entah aku membutuhkannya atau tidak, namun semua gadis pasti akan sepertiku bukan? Dengan memegang motto, 'ah siapa tahu butuh' atau 'ga butuh sih...tapi lucuu' dan 'takut kebeli orang nih, lucu lucu lucu', semuanya karena lucu. Dan Keli akan menjadi mom pengganti, dia akan memarahiku bila aku terlihat sangat hedon, sangat boros. Seperti sekarang ini, ia sedang berkacak pinggang sambil melotot ke arahku yang bersikeras ingin membeli gantungan handphone berbentuk kartun stitch. AAARGH aku benar-benar frustasi ingin membelinya...tapi kata Keli aku sudah sering menghabiskan uangku untuk membeli barang-barang semacam itu, dan ending nya mereka semua akan aku campakkan ke tempat penumpukkan barang-barang ku yang kata mom, tidak berguna. Enak saja, itu kan koleksi benda-benda unyu milikku. Huh, dasar mom dan Keli, sama aja, ga tahu rasanya melihat benda-benda lucu. Hiks.

Stella hanya tertawa melihat aksi pertikaian kami berdua. Aku yang cemberut dan memohon Keli agar membolehkanku membeli gantungan ini, dan Keli yang ngotot dan melotot agar aku tidak menghamburkan uangku lebih lagi, karena tiap kali aku berjanji untuk terakhir kali membeli ini atau itu, pada akhirnya aku akan tetap membeli semuanya.

Akhirnya aku keluar dari toko itu dengan tangan kosong. Untung aku sempat mengambil foto gantungan itu saat Keli sudah berjalan mendahuluiku keluar dari toko ini. Dan kapan-kapan aku akan kembali ke toko ini untuk membelinya, hihihi.

Akhirnya kami bertiga memutuskan untuk makan di suatu restoran favorit kami. Dan setelah kami memesan menu favorit kami masing-masing, seperti biasa kami akan mengobrol mengenai banyak hal, mulai dari gossip, fashion, cowo, sampai dengan gebetan. Dan kesalnya, aku tidak dapat membertahu mereka tentang hubunganku dengan Damien. Karena aku sudah berjanji dengan Damien untuk tidak membicarakan hal ini dengan orang-orang luar, sekaligus melindungiku dari rumor yang tidak-tidak sih.

"Kat, gimana kabar si ono?"

"Ono apaan Kel?"

Tanyaku cuek sambil menyedot milkshake favorit ku.

"Si Ken, cowo idaman lo itu"

Aku sedikit kaget mendengar perkataan Keli. Namun, yang lebih mengagetkannya lagi, bukan aku yang terbatuk-batuk karena kaget dan tersedak minuman, melainkan Stella yang justru terbatuk-batuk setelah mendengar kalimat Keli barusan. Sedikit aneh pikirku, habis selama ini, Stella seolah tidak pernah peduli mengenai kak Ken dan bagaimana perasaanku terhadap dia. Yang aku tahu, Stella hanya cukup tahu saja bahwa aku menyukai kak Ken, selama ini yang memberikanku support sebagian besar adalah Keli.

"Lah kok malah lo yang kaget Stell?"

Keli yang kelihatan sama bingungnya denganku, langsung berntanya demikian kepada Stella. Dan yang ditanya kelihatan agak salah tingkah, namun Stella berhasil mengendalikan dirinya dan kembali terlihat santai, walau aku tahu itu agak dibuat-buat. Dan sepertinya Keli pun berpikrian sama denganku, secara, kita bertiga kan sudah bersahabat lama, pasti tahu bila ada gerak gerik di antara kita yang terlihat aneh. Namun aku tidak ingin terlalu memeperlihatkan rasa keingintahuanku kepadanya, maka aku hanya menunggu jawaban Stella atas pertanyaan Keli tadi.

"Umm, tak apa, aku hanya kaget tiba-tiba kau bertanya hal itu kepada Katie"

Stella meminum jus stroberi nya hingga habis, tipikal dia sedang gugup akan menghabiskan minuman di depannya, dan tidak perduli itu milik siapa. Untungnya sih kali ini dia menghabiskan minuman miliknya. Pernah waktu itu, Stella sedang gugup karena setelah jam istirahat akan ada presentasi hasil karya ilmiah dari masing-masing siswa, dan celakanya Stella yang notabenenya anak paling rajin di antara kami bertiga, bisa-bisanya lupa dan tidak mempersiapkan presentasinya. Kalau aku dan Keli sih memang lupa juga, cuman itu biasa, kalau Stella? Itu luar biasa. Dan kau tahu apa? Dia menghabiskan minuman Keli dan membuat Keli yang kepedasan menjadi harus mengkipas-kipaskan tangannya ke arah mulutnya yang seolah terbakar itu dan menjadi hiburan tersendiri bagiku dan juga Stella. Akhirnya karena melihat aksi Keli kepedasan, Stella menjadi lebih rileks karena tertawa, memang, kami seperti simbiosis mutualisme.

Melihat Keli yang sepertinya ingin melontarkan pertanyaan lagi, aku langsung menendang pelan kakinya dari bawah meja, agar tidak ketahuan oleh Stella. Dan seolah paham dengan maksudku barusan, Keli mengurungkan niatnya untuk bertanya dan hanya ber 'ooh' ria. Aku tidak ingin suasana temu kangen kami menjadi suasana yang tidak enak dan menginterogasi, ini kan makan bersama untuk melepas rindu kami karena sudah lama tidak makan bareng, jangan sampai menjadi acara yang menurutku akan merusak suasana.

§

Sepulang dari jalan-jalan dengan Stella dan Keli, akupun berniat untuk pulang ke rumah, namun teringat akan pesan dari tante Dianne, 'Nak Katie, kamu mau ga buat beberapa hari ini nemenin Damien di apartemennya? Kasihan dia baru aja keluar dari rumah sakit, takutnya kalo gaada yang jagain bahaya, mau ya Katie?' dank au tahu apa, aku tidak dapat menolak permintaan tante Dianne, karena...aku juga sebenarnya ga keberatan kok tinggal satu apartemen ama Damien hehehe. Oh ya! Untuk sekedar info aja, aku ga sekamar loh ya ama Damien, walaupun kami sudah bertunangan tetap aja, untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, tante Dianne melarang keras kami untuk tidur sekamar.

Aku menolak untuk pulang bersama dengan Katie dan Stella, karena aku tentu tidak mau diborong dengan pertanyaan berentet dari Keli dan Stella atas pertanyaan aku tinggal di apartemen siapa, dan kalau ketahuan aku tinggal seapartemen dengan Damien...itu gawat. Sehingga aku memutuskan bilang bahwa aku akan dijemput oleh mom, dan bilang agar mereka pulang duluan aja, karena mom akan agak lama dan harus menemani mom belanja dulu baru pulang. Akhirnya setelah memastikan mereka sudah pergi dengan taksi, akupun memeberhentikan satu taksi dan masuk ke dalam taksi tersebut. Setelah memberitahukan alamat apartemen Damien, akupun memutar kembali kejadian tadi saat Stella terbatuk-batuk mendengar pertanyaan Keli, atau jangan-jangan...ah tidak, jangan berpikrian yang tidak-tidak Katie, Stella kan sahabatmu, pasti ia akan memberitahumu semuanya jika memang benar ada apa-apa. Wait, tapi...aku sendiri merahasiakan hubunganku dengan mereka, apa mungkin...Stella juga mengalami hal yang sama denganku?

§  

Vomments Please!

<3<3<3


My Foe Is My FianceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang