HAI HAI HAI MAAF AKU NGILANG 4 BULAN
Yaa maklum lah tugas anak SMA apalagi kelas 12 pasti menumpuk :"( hingga aku membuat MFIMF terbengkalai...
Tapi sesuai janji aku, aku bakal nyelesaiin cerita ini, dan voila! aku update lagi ^^ #yeaayOke langsung aja deh, cekidot~
§
"Katie..."
Suara Damien lagi-lagi berhasil membuyarkan lamunanku. Suara yang selama beberapa bulan ini telah mengisi hari-hariku. Suara yang telah memberiku kenyamanan sekaligus, hehe, kejengkelan. Well, tidak dapat kupungkiri bahwa terkadang Damien sangat manja dan manis, namun ia juga terkadang sangat usil dan dapat membuatku kembali mengerucutkan bibir.
"Iya Damien? Ada apa? Kamu laper?"
Damien tersenyum mendengar perkataanku barusan. Emang ada yang salah ya?
"Bukan Katie...aku tidak lapar, aku hanya ingin bertanya kenapa kamu sering sekali melamun? Apakah kamu sedang memikirkan sesuatu? Apa tentang Stella?"
Astaga Tuhan, bagaimana bisa aku membagi hatiku kepada orang lain selain Damien. Aku yakin, bila hatiku, jangan, bila tubuhku terbuat dari salju, maka aku sekarang sudah meleleh dan menjadi genangan air di atas lantai kamarku, bukan, seharusnya menjadi meleleh dan membasahi kasur yang sedang aku duduki? Atau? Argh tidak penting! Kenapa ya aku seringkali berdebat dengan buah pikiranku sendiri? Yang aku maksudkan adalah perlakuan Damien sekarang benar-benar...astaga...MANIS. Aku tidak menyangka aku mengkhianatinya. Well, sebenarnya bukan menghkhianati sih, karena aku kan bukan berselingkuh. Tapi...jujur ini sulit. Memang sekarang perasaanku terhadap Ken sudah menipis bahkan dapat dibilang sudah tinggal ampasnya saja. Namun...untuk Damon? Aku tidak tahu...mereka berdua sama-sama penting buatku...
"Tuh kan kamu ngelamun lagi..."
Damien tersenyum kepadaku dan mengelus rambutku pelan.
"Ada apa sayang? Ceritalah kepadaku"
Aku hanya menggelengkan kepalaku pelan sambil menatap matanya dalam. Aku baru sadar bahwa mata Damien sangatlah indah. Matanya...oh! Biru! Sungguh indah matanya, bergelora...bakmenatap air laut dan ombaknya yang saling bergulung-gulung, sungguh teduh dan aku dapat membayangkan betapa bahagianya aku bila tatapan itu akan selalu menatap mataku, dan...jujur aku tidak ingin kehilangan tatapan tersebut. Garis wajahnya...begitu tampan. Ia seperti pangeran berkuda yang selama ini selalu aku impi-impikan untuk menjadi pacarku. Oh Tuhan betapa sempurnanya Damien.
"Aku...tidak ingin berpisah darimu Damien"
Tanpa sadar aku mengucapkan kalimat tersebut dan tentu saja kalimat tersebut sukses membuat Damien sedikit terkejut dan agak melebarkan matanya. Kemudian ia tersenyum tipis menghadapku. Oh tidak...apa yang baru saja aku katakan...Katie bodoh kamu bahkan belum menentukan hatimu akan diberikan untuk siapa.
"Kalau begitu jangan berpisah"
Damien memelukku dan mencium ujung kepalaku. Ingin sekali rasanya setiap hari berpelukan seperti ini. Jangan salah sangka, aku bukan perempuan yang berpikiran mesum. Aku hanya, entahlah, aku sangat merasa nyaman bila berpelukan. Apalagi Damien, seolah pelukan tersebut adalah benteng kami berdua dan tidak akan ada yang dapat mengganggu apalagi memisahkan kami. Sempurna. Bisa dikatakan hal ini sempurna, keadaan seperti ini sempurna. Damien baik, manis, perhatian, ganteng, lucu, tampan, keren, semuanya berulang-ulangpun tidak akan ada habisnya karena seperti itulah Damien. Walau terlihat dingin, tetapi bila bersama dengan orang yang ia sayangi, ia akan sangat manja dan manis. Memang jika orang bertanya apalagi sih yang kurang? Terlebih ia sudah menjadi tunanganku. Bisa dikatakan hidupku sempurna sudah. Tetapi...aneh sekali. Memang pada dasarnya manusia tidak pernah puas. Aku masih bisa-bisanya memberikan sedikit ruang hatiku untuk Damon. Oh Katie, bahkan dalam keadaan beginipun hatimu dapat merusak suasana yang sudah sangat sempurna ini.
Lama kami berpelukan hingga suara ketukan di pintu menyadarkan kami berdua dari pikiran masing-masing. Terdengar suara mom dari luar menanyakan apakah kami baik-baik saja dan makanan sudah siap sehingga kami dapat turun dan makan bersama dengan mom dan dad.
Kami berdua sama-sama tersenyum malu menyadari bahwa kami berpelukan cukup lama dan kalau saja mom tidak menyadarkan kami, mungkin kami akan seharian berpelukan. Ketika Damien hendak membuka pintu kamarku, tiba-tiba saja tanganku tergerak untuk meraih tangan Damien. Merasa tiba-tiba aku menarik tangannya, Damien menoleh kearahku sambil menatapku, agak bingung.
Entah setan apa yang merasuki diriku hingga aku seperti ini. Kemudian seolah hatiku kini telah mengambil alih kendali tubuhku dari otakku. Tiba-tiba saja bibirku tergerak untuk mengatakan sesuatu yang aku sendiri tidak sadar dan tidak menyangka akan mengatakannya.
"Damien jangan tinggalkan aku"
Damien tersenyum dan dari tatapannya aku yakin ia berkata dalam hati 'tidak akan pernah'.
§
As always, vomment please!
<3<3<3
![](https://img.wattpad.com/cover/30963396-288-k184019.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Foe Is My Fiance
Novela JuvenilTerkadang hidup tidak berjalan sesuai yang kita inginkan... Misteri di dunia ini, akan terus menghantui kita layaknya tunangan yang super ganteng! Perkenalkan namaku Katie, murid SMA biasa, gak cantik-cantik amat, mempunyai mimpi menjadi istri seora...