04. Salah Paham?!

561 33 1
                                    

Room chat

Yang Ganteng-ganteng aja
Jevan, Ilham, dan lainnya

Bro |

Ilham

| Apa, Bang?

Vigo
| 2in

Jevan
| ??

Gue mintol |
Lo pada sekolah di SMA Putih Sejahtera kan? |


Vigo
| Iya

Jevan
| Ya

Ilham
| Kenapa emang?

Adek gue dibully murid sana |
Tolong cariin orang yang udah bullu Adek gue |

Vigo
| Tanya dia aja @Jevan

Jevan
| Kenapa ke gue njing!

Ilham
| Lo kan lebih berpengalaman

Lo pada sekarang ada di basecamp kan? |
Gue ke otw sekarang, sama Adek gue |

Ilham
| Wokee

Vigo
| Oke, Bang

Jevan
| Oke







“Nah, ketar-ketir lo sekarang,” ledek Ilham pada Jevan, tatkala seniornya meminta bantuan untuk mencari orang yang sudah membully adeknya.

“Diem lo, brisik!” kesal Jevan, tetapi mereka tak menghiraukan. Saat ini ketiganya berada di basecamp, sedang menunggu seniornya datang.

“Tapi siapa tau bukan Jevan yang melakukannya,” celetuk Vigo.

“Heh! Di sekolah SMA Putih Sejahtera cuma ini anak yang suka cari masalah,” sahut Ilham, “kali ini gue gak ikut-ikutan dah,” lanjutnya seketika membuat Vigo menoyor kepala cowok di hadapannya—Ilham.

“Gak setia kawan banget lo!” cibir Vigo, “eh, jangan-jangan adeknya itu, Wawan lagi. Dia tadi kan kena tonjok sama Jevan,” lanjutnya berujar.

“Bisa jadi sih, tapi gak tau juga,” jawab Ilham, “liat nanti aja.”

Melihat Jevan yang beranjak dari tempat duduknya, membuat Vigo bertanya, “Mau ke mana lo, Jev?”

“Toilet. Napa lo mau ngikut gue berak?” Jevan berbicara penuh dengan penekanan. Cowok itu sudah pergi menjauh, dari Vigo dan Ilham.

•••💗•••

“Bang, ayok mending kita pulang sekarang. Ngapain kita ke sini,” ajak seorang cewek memohon pada abangnya.

“Ketemu sama merekalah, minta bantuan buat cari orang yang udah bully lo,” sahutnya.

Zea dan abangnya sudah berada di depan pintu basecamp. Abangnya itu berniat untuk menemui teman-temannya. Tadi itu Zea dan abangnya ....

Flashback ....

Seorang cowok menyelonong masuk ke dalam kamar, tanpa izin Sang pemilik. Ia celangak-celinguk melihat sekitar, lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur king-size.

“Mau apa? Kebiasaan banget datang-datang berantakin kamar!” kesal seorang cewek yang tengah belajar, melihat cowok itu yang kini sedang melihat-lihat novel miliknya.

“Berantakin apaan? Gue cuma liat-liat doang. Fintah banget lo!” balasnya tak mau kalah. Sedangkan cewek itu tak menjawab, malah pokus belajar.

Dia—Satria Denandra—seorang cowok berusia 20 tahun, mahasiswa jurusan kriminologi. Ia seorang Kakak dari Adek, bernama Zea Aliva. Ya, Zea memiliki Kakak cowok yang tampan.

“Gimana sekolah lo hari ini?” tanya Satria pada Zea kembali memulai pembicaraan.

“Gak gimana-gimana. Kayak biasanya aja,” sahut cewek itu menjawab, masih fokus dengan belajar.

“Maksud gue bukan gitu,” ucap cowok itu sambil melangkah mendekati Zea.

“Terus gimana?” tanya Zea membalikkan badannya, menjadi menghadap Satria.

“Ze, muka lo kenapa?” Satria terkejut, tatkala melihat sudut bibir adeknya yang lebam.

“I–ini ... tadi gak sengaja kejedot,” bohong Zea dengan raut wajah gugup.

“Lo bohong! Itu kayak kena tonjok,” ucap Satria, seketika membuat Zea semakin gugup.

Di detik kemudian, Satria menyadari akan suatu hal. “Lo dibully lagi?” tanyanya dengan raut wajah gelisah.

“Enggaklah, Bang. Di sekolah aku yang sekarang aman kok,” ujar Zea.

“Bohong banget lo! Waktu itu juga lo bilang gak dibully, padahal dibully kan!” Satria masih ingat, saat itu ketika adeknya tak mau mengaku yang mendapat perundungan karena takut.

“Tapi kali ini aku emang gak dibully, Bang.” Zea mencoba meyakinkan abangnya.

“Gue gak percaya. Udah masalah ini biar gue urus. Besok lo gak akan kena bully lagi.” Setelah mengatakan itu, Satria langsung saja pergi meninggalkan Zea. Jujur saja Zea bingung harus gimana sekarang.

••💗•••

Zea dan Satria sekarang sudah masuk basecamp. Sebenarnya Zea sudah tau jika abangnya berteman dengan ketiga cowok itu, dan mau menemui mereka sekarang, untuk meminta bantuan. Akan tetapi Zea tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghentikannya.

“Hello, Bro,” sapa Satria kepada tiga cowok di hadapannya—Jevan, Ilham, dan Vigo. “Oh, iya. Kenalin ini Adek gue namanya Zea.” Perkenal Satria menujuk Zea, membuat ketiga cowok itu terkejut.

“Jev, saran gue mending lo kabur ae,” bisik Vigo, seketika suasana menjadi mencekam.

•••💗Batas Akhir💗•••

Sabtu, 30 Desember 2023
13.52

Visual Satria Denandra

Visual Satria Denandra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Boyfriend Is A Bad Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang