14. Pertengkaran!

366 30 3
                                    

“Uang Jajan udah Papa transfer, dan dari mulai sekarang uang jajan bulanan kamu Papa yang akan kasih,” ujar Daniel pada putrinya, membuat Zea kebingungan.

Kini Zea dan Daniel berada di ruang keluarga, menghabiskan waktu bersama sebelum Daniel kembali bekerja ke luar negeri.

Namun, tiba-tiba saja Elena datang menyahut. “Jangan terus memanjakan putrimu!” celetuk Elena seketika membuat suasana hening.

Daniel dan Zea beranjak dari tempat duduknya. “Memanjakan apa? Wajar dong jika saya kasih Zea uang. Dia kan tanggung jawab kita sebagai orang tua. Lagian ini kesalahanmu juga, kenapa menahan uang bulanan putrimu?” Daniel menyodorkan pertanyaan pada istrinya.

“Aku menahan uang bulanannya karena mau mendidik dia, supaya tau kalau hidup di dunia ini sangat kejam, apa lagi tanpa uang! Maka dari itu aku menyuruhnya terus belajar agar nanti bisa sukses dan menghasilkan banyak uang!” balas Elena dengan raut wajah marah. Jika sudah seperti ini, Zea hanya bisa terdiam.

“Yang ada di pikiranmu hanya uang, uang, dan uang!” marah Daniel. “Selalu menuntut anak-anak agar sempurna dalam academic-nya, tanpa memikirkan perasaan dan kesehatan mereka!”

“Saya bekerja keras, rela tidak bertemu anak-anak karena ini semua yang saya lakukan agar hidup mereka terpenuhi! Tapi kamu ibunya sendiri dengan gampang membuat hidup mereka susah!” lanjut Daniel memarahi. Perlahan Zea menjauh dari orang tuanya.

“Yang kulakukan sudah benar! Mendidik mereka sejak dini agar kuat. Mereka tidak tau bagaimana susahnya mencari uang!” balas Elena tak mau kalah.

“Sudahlah, kita ini sudah kaya! Saya bekerja keras sampai di titik sekarang ini karena tidak mau kebutuhan anak-anak tidak terpenuhi. Maka dari itu stop memaksa mereka.”

Pertengkaran itu masih berlanjut, sampai salah satunya ada yang mengalah. Sedangkan di sisi lain, seorang cewek memasuki taxi dengan raut wajah sendu. Tiba-tiba saja notifikasi pesan masuk ke ponselnya.

Preman Kelas💗
Online

| Lo di mana?
| Sini ke basecamp, ambil tas
  sama barang-barang lo

Oke |

| Tumben banget langsung mau
| Ya udah tunggu sebentar, gue jemput lo

Gak usah, aku udah |
di pertengahan jalan kok

| Ya udah deh, kalau ada apa-apa kabari

Iyaa, Jevan |

•••💗•••

Tak lama Zea kini sudah berada di depan basecamp tempat di mana Jevan biasa nongkrong bersama teman-temannya. Zea masuk ke dalam, seketika mengalihkan perhatian mereka yang berada di sana.

Zea gak sangka ternyata di dalam banyak orang. Biasanya hanya ada sekitar lima sampai tujuh, sekarang ada dua puluh orang.

“Bu Bos udah datang,” sambut Vigo membuat Jevan beranjak berdiri, lalu menghampiri Zea yang terlihat malu.

“Di jalan aman-aman aja kan?” tanya Jevan tatkala melihat kedatangan pacarnya.

“Aman kok,” jawab Zea dengan senyuman.

“Ayo duduk,” ajak Jevan. ”Jangan hiraukan mereka. Mereka buaya semua,” lanjut Jevan berucap pada Zea tatkala banyak teman-teman cowoknya yang menggoda.

My Boyfriend Is A Bad Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang