33. Ending

202 7 0
                                    

Ia tergesa-gesa berlari menulusuri lorong rumah sakit, menuju ruang operasi. Perasaannya tak karuan mengingat bagaimana cewek yang ia cintai saat ini sedang berjuang—melakukan operasi. Ia merasa bodoh sekali tak tahu jika Zea mempunyai penyakit. Untungnya Selva datang memberitahu. Jika tidak, mungkin sampai sekarang ia masih tak mengetahuinya.

Namun, saat perjalanan menuju ruang operasi, Jevan melihat cewek yang sangat familiar baginya sedang berbicara dengan seorang dokter. Karena penasaran ia pun tanpa berpikir lama diam-diam mendekati mereka berdua untuk memastikan cewek yang dilihatnya benar atau tidak yang dimaksud.

“Makasih Om, udah bantu Alexa. Karena Om, Jevan percaya soal penyakit aku, dan aku bisa deket lagi sama dia.”

“Sama-sama. Om akan melakukan apapun demi kebahagiaan keponakan kesayangan, Om.”

Jujur Jevan terkejut mendengarnya. Ia sama sekali tak habis pikir dengan jalan pikir cewek itu dan om-nya. Padahal dilihat pria itu seorang dokter. Kenapa bisa berbohong hal macam seperti ini, hanya untuk kepentingan yang tak penting.

Jevan melangkah maju mendekati. Jujur ia sangat marah dibohongi seperti ini, sampai-sampai hubungan dengan Zea hancur.

“Oh, jadi selama ini lo cuma pura-pura punya penyakit?” Ucapan Jevan sontak membuat Alexa dan om-nya menoleh pada sumber suara.

“Jevan?” panggil Alexa seketika raut wajahnya terlihat panik.

Cewek itu selangkah maju mendekati Jevan. “Gue bisa jelaskan, Jev.” Ia memegang tangan cowok itu, tetapi Jevan langsung saja menepiskannya.

“Gue gak butuh penjelasan apapun dari lo. Gue udah dengar semuanya. Mulai sekarang jangan muncul lagi di hadapan gue!” berang Jevan membuat cewek itu menatapnya dengan tatapan tak mau.

“Please, Jev, denger dulu penjelasan gue,” pinta Alexa tetapi Jevan tak menghiraukan. Cowok itu tak mau mendengarkan penjelasan apapun lagi.

“Bisa bicara sebentar? Saya mau menjelaskan semuanya.” Kali ini om Alexa yang berbicara.

“Tidak usah, saya tidak butuh penjelasan apapun. Seharusnya Anda sebagai om-nya menasehati Alexa, bukannya malah membantu, apalagi Anda seorang dokter,” ujar Jevan membuat dokter itu bungkam tak bisa menjawab.

Setelah mengatakan itu, Jevan melangkah pergi. Akan tetapi, Alexa memegangi tangannya, menahan agar mau mendengarkan penjelasan yang sudah jelas-jelas tidak perlu dijelaskan lagi.

“Lepaskan!” marah Jevan menepiskan tangan cewek itu dari tangannya. Ia pun langsung saja pergi tanpa mempedulikan Alexa yang terus memanggilnya.

°°°

Jevan langsung saja menghampiri keluarga Zea ketika melihatnya. Dilihat mereka bertiga tengah menunggu operasi yang sedang berlangsung.

“Tante, Om,” ucapnya sambil menyalami Elena dan Daniel yang tengah berdiri di dekat pintu ruangan. “Maaf, Jevan baru ke sini. Jevan benar-benar gak tau.” Mendengar itu membuat Satria beranjak dari tempak duduknya.

Elena tersenyum. “Gapapa, gak usah dipikirkan. Do'akan aja biar operasinya berjalan dengan lancar dan Zea kembali sembuh,” ujarnya.

Cowok itu mengangguk, mengaminkan. “Tapi, kenapa Zea gak bilang kalau dia mau operasi?” Jevan benar-benar butuh penjelasan.

“Sebenarnya kemarin lusa Zea ke rumah lo untuk memberitahu perihal ini, tapi dia bilang lo lagi gak ada di rumah.” Kali ini Satria-lah yang menjelaskan. “Gue pikir lo udah tau, soalnya kata dia mau kasih tau ditelepon aja, ternyata belum,” lanjutnya membuat Jevan sedikit heran.

“Zea gak ada telepon gue, Bang,” balas Jevan.

“Mungkin dia kelupaan,” sela Elena yang langsung mendapat anggukan dari cowok itu.

“Ayo duduk,” ajak Daniel kepada mereka bertiga, membuat ketiganya menuruti lalu duduk di kursi tunggu.

Selang satu jam kemudian, seorang pria berbadan besar keluar dari dalam ruang operasi. “Keluarga pasien?”

Mendengar itu membuat keempatnya beranjak dari tempat duduk. Mereka melangkah maju mendekati dokter.

“Bagaimana operasinya, Dok?” tanya Daniel gelisah.

“Alhamdullilah operasi berjalan dengan lancar,” ucapnya membuat keempat orang itu bernafas lega.

“Alhamdulillah.” Wanita itu hampir saja meneteskan air mata, lantaran sangat senang mendengar kabar bahwa operasinya berjalan dengan lancar. “Terima kasih banyak, Dok.”

“Kita harus merayakan keberhasilan operasi anak kita,” ucap Daniel pada Elena. Wanita itu langsung mengangguk setuju.

°°°

Detik demi detik waktu terus berlalu. Tak terasa tiga bulan sudah terlewati. Sepasang kekasih kini tengah berfoto merayakan kelulusan mereka. Zea lulus dengan hasil yang memuaskan, mendapatkan peringkat pertama, sesuai keinginan Elena dulu. Sedangkan Pandu menempati peringkat kedua.

“Ish, fotonya yang bener, jangan miring gini.” Zea merajuk melihat hasil foto yang dipotret oleh Jevan.

“Padahal miring juga kamu tetap kelihatan cantik kok.” Ucapan Jevan berhasil membuat Zea blushing.

“Dasar tukang gombal!” Zea mencoba menahan rasa saltingnya.

“Siapa yang gombal, itu kenyataannya,” ujarnya melangkah mendekati cewek itu. “Ayo foto bareng,” ajak Jevan yang langsung mendapat anggukan dari Zea.

Kini mereka kembali menjalin hubungan yang sempat retak. Berawal dari Jevan menceritakan tentang Alexa, bahwa cewek itu hanya berpura-pura sakit agar mendapat perhatian, membuat Zea mau menerimanya kembali. Sedangkan Alexa, kini cewek itu pindah ke luar negeri. Entah apa alasannya, yang penting dia sudah tidak menggangu lagi.

“Ayo foto bareng buat kenangan,” ajak Pandu yang langsung mendapat anggukan dari semuanya.

Kini Jevan, Zea, Vigo, Ilham, Raya, Azizah, Selva, dan Pandu foto bersama. Mereka sangat kompak, ditambah masih memakai seragam sekolah.

°°°

“Will you marry me?” tanya Jevan, seketika membuat Zea melotot.

“Kamu, ya! Kita masih kuliah ya ampun,” jawab Zea dengan pipi blushing.

“Gapapa, sama lo gue siap nikah muda, dan kerja keras,” ucapnya mengecup kening Zea secepat kilat membuat sang empu mencubit perut cowok itu.

“Galak bener calon istri gue.” Di detik kemudian ia berlari, membuat Zea mengejarnya.

“Ish, awas ya, kamu!”

Kini mereka berdua berlarian di pantai, di bawah senja yang indah. Cahaya langitnya memancarkan kesan seperti mereka tengah melakukan pembuatan drama romance.



•ENDING•

Terima kasih banyak untuk reader setia cerita ini, yang udah sabar menunggu up. Terima kasih banyak yang udah baca cerita ini, vote, dan komennya. Maaf, kalau endingnya kurang memuaskan. Intinya makasih banyak untuk semuanya

Papay, sampai jumpa di cerita yang lain^^

Sabtu, 6 Juli 2024
22.53



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 06 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Boyfriend Is A Bad Boy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang