Seminggu berlalu akhirnya gus fathi sudah di perbolehkan untuk pulang. Gus fathi di temani kedua orang tuanya dan ia duduk di bangku tengah, sedangkan sang ayah yang mengendarai di depan.
Tidak membutuhkan waktu lama untuk sampai di pesantren, sekitar hampir 45 menitan akhirnya gus fathi dan kedua orang tuanya sampai di pesantren.
Semua orang yang sedang berkumpul di lapangan, seketika melihat ke arah gus fathi. Mereka bertanya tanya kemana gus fathi selama seminggu ini? Pesantren pun tidak di beritahu bahwa ada musibah yang menimpa mereka. Keluarga ndalem dan aisyah merahasiakan kejadian hal ini.
"Mi, fathi langsung ngajar ya"ujar gus fathi ketika sudah turun dari mobil dan menyalami tangan umi nyai.
"Tidak usah nak, sekarang kamu istirahat saja"jawab umi nyai dan gus fathi hanya pasrah menganggukan kepala.
Keluarga ndalem masuk kedalam rumah tanpa menghiraukan para santriawan dan santriawati yang melihat mereka.
"Alhamdulilah gus fathi sudah di perbolehkan pulang"gumam aisyah dalam hati, ketika melihat gus fathi sudah masuk ke dalam rumah.
Seluruh santriawan dan santriawati di kumpulkan di lapangan karena akan ada pemberitahuan yang akan di sampaikan oleh Kiyai Muftar langsung. Dan mereka sudah berbaris rapih di lapangan.
Kiyai muftar keluar dari rumah menuju ke lapangan, kiyai langsung di persilahkan untuk menyampaikan pemberitahuan hari ini.
"Baik assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, kiyai ucapkan terima kasih untuk semuanya yang sudah bersedia hadir pada hari ini. Kiyai langsung tho the poin saja, kalian di kumpulkan bersama di sini, karena kiyai mohon kepada kalian semua untuk tidak melakukan hal hal yang di larang dalam pesantren seperti contoh pembullyan."
"Kiyai sudah peringatkan jangan pernah membully orang lain, kiyai mendapatkan laporan dari beberapa ustadz dan ustadzah bahwa ada salah satu dari kalian yang melakukan pembullyan"ujar kiyai dan mereka semua langsung saling tatap tanda bertanya siapa yang sudah membully selama ini di pesantren.
"Hanya itu yang ingin kiyai sampaikan, tolong jaga nama baik pesantren Al Muftar ya. Hentikan aksi bullyan yang tidak ada manfaatnya untuk kalian sendiri. Fahimtum?"Tanya kiyai.
"Fahimna"jawab mereka semua
"Yasudah kiyai pamit terlebih dahulu, silahkan kembali ke tempat masing masing. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"pamitnya dan mereka semua menjawab salam dari kiyai muftar.
Kiyai kembali ke rumah, sedangkan mereka semua sudah berhamburan keluar barisan untuk kembali ke kamar masing masing.
Di lain tempat, ada seorang santriawati yang sedang menatap aisyah dengan tatapan yang sengit.
"Ahh sialan! kenapa bisa sampai ketahuan sih. Tapi gapapa, gue akan tetap melakukan hal itu terutama target pertama gue aisyah. Cewe sok kecantikan itu"ujar wanita itu yang mengepalkan kedua tangannya dan langsung pergi begitu saja.
Sedangkan di kamar Fatimahtuzzahra, mereka berempat sedang berbincang-bincang hangat. Oh iya waktu part bagian gus fatih meminta mengkhitbah masny belum di jawab ya, nanti akan ada di bab selanjutnya, di bab 42.
Di kamar itu hanya ada aisyah, sella, masny, dan fara. Semua sedang membahas hal random yang membuat mereka terkadang tertawa cekikikan. Ketika sedang asik asiknya mereka berbincang, mereka mendengar suara ketukan dari arah pintu.
Tok
Tok
Tok"Assalamualaikum"salam seseorang yang berada di depan pintu.
"Biar aku aja yang bukain"ujar zifara dan mereka menganggukan kepala.
Ceklek
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh, ada apa teh ay?"Tanya fara yang mengenal orang itu.
"Ini neng, tolong bilangin ke aisyah suruh ke rumah ndalem ya"ujar wanita itu.
"Sekarang teh, atau gimana?"Tanya fara
"Iya sekarang tolong sampaikan ya, kalau begitu teteh pamit. Wassalamu'alaikum"pamitnya.
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"jawab salam zifara yang langsung menutup kembali pintu.
"Kenapa far?"Tanya sella ketika fara sudah kembali ke tempat.
"Gapapa, oh iya aish kamu di suruh ke rumah ndalem tuh"kata fara.
"Iya kah?"Tanyanya dan fara menganggukan kepalanya.
"Kamu kok sering banget sih di panggil ke rumah ndalem, ada apa emng?"Tanya sella yang heran karena aisyah sering kali di panggil umi nyai untuk menemuinya.
"Aku juga gatau sel, yaudah aku mau ke rumah ndalem dulu assalamualaikum"pamit aisyah.
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"jawab mereka bertiga bersamaan.
"Heran deh, aisyah kenapa ya sering di panggil ke rumah ndalem"heran sella.
"Sudahlah, mungkin ada yang ingin di bicarakan. Jangan sampai kita berbuat hal yang gak boleh ya"kata masny yanh mengingatkan dan fara pun membetulkan hal itu.
Sella menghela nafas kasarnya dan menganggukan kepala. Di antara mereka berempat, mereka semua mencintai dalam diam. Dan percintaan mereka pun sangat rumit, seperti fara mencintai seseorang tapi orang itu mencintai sahabatnya. Sama seperti masny mencintai dalam diam terhadap pria itu, tapi pria tersebut mencintai sahabatnya sendiri. Begitu dengan sella sebaliknya.
Kembali ke sisi aisyah, aisyah sudah duduk ketika sudah di persilahkan. Di ruang tamu hanya ada gus fathi, kedua orangtuanya, kiyai muftar dan sang istri. Sedangkan ning putri dan gus fatih sedang berada di dalam kelas yang sedang mengajar.
"Ada yang bisa aisyah bantu mi?"Tanya aisyah ketika duduk
"Tidak nak, kami memanggil kamu kesini untuk memberitahu bahwa kita akan pergi ke rumah orang tuamu besok"ujar kiyai muftar.
"Tapi abi, gus fathi kondisinya belum stabil dan baru saja pulang dari rumah sakit"jawab aisyah yang menundukan kepala, dan memanggil kiyai muftar dengan sebutan abi.
"Fathi bagaimana, apa kamu bisa besok?"Tanya kiyai kepada orangnya langsung.
"Bisa bi"jawab gus fathi dengan wajar datar.
"Begini saja nak, mungkin kamu juga masih takut dengan kejadian waktu itu. Tapi insyallah perjalanan kita besok akan berjalan lancar. Kita semua akan satu mobil bersama, gus bagas sudah siapkan mobil yang lebih besar lagi agar kita bisa bersama sama dalam satu mobil"jelas kiyai.
"Aisyah ikut saran dari abi dan yang lain saja"pasrahnya
"Yasudah kamu bisa kembali lagi ke kamar, bersiap siaplah besok nanti ba'da dzuhur"kata umi nyai.
"Nggih mi, kalau gitu aish pamit dulu assalamualaikum"pamitnya.
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"jawab mereka.
"Hati hati ya nak"ujar bunda fatim dan aisyah tersenyum menganggukan kepalanya.
Aisyah keluar dari rumah ndalem dan pergi kembali ke kamar. Sedangkan di rumah ndalem mereka sedang berbincang-bincang untuk persiapan besok ke rumah kediaman keluarga aisyah. Sahabat aisyah dan para santri belum tau akan hal ini. Dan mereka masih merahasiakan tentang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisyah & Ujiannya[End]
Teen Fiction📌 FOLLOW SEBELUM BACA📌 Ketika hati ingin hijrah, tetapi keluarga malah menentang. Bagaimana rasanya? Perjalanan hijrah yang Aisyah lewati, banyak melalui rintangan dan ujian. Akankah Aisyah mampu untuk melewati ujiannya? Lantas bagaimana kelanjut...