BAB - 36

428 29 0
                                    

- Decision -

If I'm Not Aesera

Jangan lupa tandain typo! Vote dan komen!

Follow kalau iso, dhankiess

< HAPPY READING >

Mikael, pria itu saat ini sedang mengunjungi LoeN Group, yang sudah dari dulu bekerja sama dengannya. Lebih tepatnya, sudah semenjak sang Ayah yang memegang perusahaan sebelum Mikael.

Pertemuan hari ini diadakan di perusahaan besar tersebut, bukan hanya Mikael yang datang, karena beberapa kolega LoeN Group pun terlihat berdatangan untuk rapat besar hari ini.

Gilang yang berjalan di belekang Mikael sesekali memperhatikan sekitar, sampai dimana ia tidak sengaja bersitatap dengan seorang gadis yang ternyata tengah melihat kearah mereka. Namun tidak berapa lama, gadis tersebut langsung mengalihkan pandangannya setelah menerima panggilan dari seseorang.

Tidak mau ambil pusing, Gilang pun tidak mau memikirkan lebih jauh. Siapa tahu gadis itu salah satu orang yang menyukai pesona bos nya.

Sedangkan disisi lain, seorang gadis tengah mengangkat panggilan dari seseorang yang beberapa bulan ini sudah menampung nya disaat-saat menyulitkan baginya.

"Aku baik-baik saja, Kakek." Ucap gadis itu sembari menyeruputi kopinya.

"Ini adalah pertemuan resmi mu, bukan kah mereka juga ada dipertemuan itu?"

Gadis itu, yang wajahnya sudah ia rubah sedemikian rupah seperti bukan dirinya yang sebelumnya, bukan Aesera Anahid seperti semula.

Aesera mau tidak mau harus melakukan operasi plastik pada bagian wajahnya, sebab kejadiaan saat itu dimana Aresa datang menghadangnya seakan minta pertolongan, namun ia dijebak dan Aresa dengan brutalnya mencoba untuk melenyapkannya.

Kejadian itu, terputar didalam kepala Aesera meski hanya kilasan buram, namun dengan pasti ia mengingat kebejatan Aresa tersebut. Dimana Aresa menyiksanya terlebih dahulu, sebelum gadis itu pergi meninggalkannya.

Jujur saja, selama ini Aesera masih ada sedikit rasa trauma ditempat yang sepi, sunyi dan tidak bersuara. Selama beberapa bulan ini pun, ia diberi pengawalan khusus oleh Mahendra dengan memperkerjakan Clara selaku anak dari tangan kanannya yang ia percaya.

Clara itu hampir seusia dengan Aesera, maka dari itu membuat mereka mudah akran.

Aesera tahu maksud Mahendra menghubunginya, orang tua satu itu memang sangat menjaganya dari orang-orang agar identitas aslinya tidak terbongkar. Ia yang saat ini menggunakan identitas aslinya saat ia masih di tubuhnya yang terdahulu, Anzera Kilani.

"Berhati-hati lah, Mikael serta saudara laki-laki mu ikut dalam pertemuan itu. Selalu berada didekkat Galen."

"Akan ku dengar saran mu dengan baik."

"Jangan lupa, temui aku sedari semua pekerjaan mu di Mounikee selesai."

"Tentu saja,"

Setelah melihat Aesera sudah selesai dengan panggilannya tersebut, barulah Clara yang sedari tadi berdiam diri agak jauh darinya pun mendekat.

Melihat jam yang sudah menunjukkan bahwa beberapa menit lagi rapat akan dimulai, Aesera langsung bersiap untuk menuju ruangan rapat yang sudah di sediakan oleh Galen diperusahaannya.

Disaat perjalanan, Aesera memperhatikan beberapa orang yang berlalu-lalang di sana. Membuat ia seakan-akan deja vu dengan tempat ia bekerja dulu, saat masih ia menjadi Anzera salah satu karyawan di perusahaan milik Galen tersebut.

If I'm Not AeseraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang