BAB - 22

2.8K 198 11
                                    

- Apartement's 103 (2) -
If I'm Not Aesera

HAPPY READING

(Belum Revisi)

BAB – 22

Aesera dan juga Mikael berjalan masuk kedalam apartemen bersama, setelah mengganti pakaiannya, Aesera menyuruh Haikal untuk pergi terlebih dahulu dan ia dan Mikael akan menuju ke unit miliknya. Tidak mungkinkan dia akan memasuki unit lelaki itu? bisa – bisa ia masuk keperangkap buaya jadi – jadian.

Sungguh, jika bisa ia sangat berkeingina untuk menyelesaikan masalah yang ditinggalkan oleh Aesera asli padanya, dan cepat – cepat kembali ketubuh aslinya, bukannya malah menetap di tubuh gadis bermasalah yang katanya di cap menjadi antagonis.

Ada satu yang Zera pikirkan saat ini, bukan hanya saat ini, tetapi akhir – akhir ini ia sudah memikirkannya. Kemana Aesera asli? Lalu apa tujuan ia berada disini?

“Apa yang sedang kau pikirkan?” tanya Mikael tiba – tiba membuat lamunan Aesera buyar.

Aesera langsung menggelengkan kepalanya, menyembunyikan apapun yang sedang ia rasakan saat ini.

“Sudah sampai,” Aesera seakan mengalihkan pembicaraan dengan berjalan terlebih dahulu keluar dari dalam lift.

Mikael pun mengikuti Aesera dibelekang, terlihat gadis itu sedang menuju ke unit apartemennya yang sudah lama tak di tempati oleh gadis itu, karena yang Mikael tahu bahwa Cecil lah yang tinggal disana beberapa waktu lalu. Dan itu pun juga membuat Mikael malas untuk tinggal di apartemen dan malah memilih tinggal di mansion keluarganya.

Ah!”

Suara itu tiba – tiba terdengar dari salah satu unit yang ada disana, membuat atensi Aesera dan juga Mikael langsung beralih pada unit 103 yang ada di samping kanan unit milik Aesera.

“Apa apartemen ini tidak kedap suara?” tanya Aesera sedikit kepo seraya menatap Mikael.

Mikael pun hanya mengedikkan bahunya pertanda tidak tahu.

Namun tiba – tiba ide jahil muncul di kepalanya.

“Bagaimana kalau kita mencoba nya?”
Mendengar ajakan Mikael barusan membuat Aesera mengerutkan keningnya pertanda tidak mengerti.

Lalu tiba – tiba mendekat kearah Aesera, dan sebelum gadis itu mundur untuk menjauh, Mikael sudah terlebih dahulu menahan lengan kanan Aesera lalu membisikkan sesuatu yang mebuat Aesera merinding mendengarnya.

“Menyicil untuk membuat Mikael dan Aesera junior.”

Dan tak lama Mikael pun mendapatkan pukulan yang lumayan tidak santai dari Aesera di lengan kirinya.

Bisa – bisa nya laki – laki itu memikirkan hal yang iya – iya sebelum waktunya. Dan juga, memang nya sudah pasti mereka berjodoh? Siapa tahu dirinya akan menikah dengan pria lain.

In your dream, sir.

Baru saja ingin masuk kedalam apartemennya, tiba – tiba suara yang tadi mereka dengar kembali terdengar.

Ah! Faster beb!”

Dan entah kenapa Aesera mengeali suara itu, bahkan Mikael pun mengenalinya.

“Bukankah itu suara Pitaloka?” tanya Aesera menatap Mikael yang kini juga tengah menantapnya.

Shhh, fuck! Vagina mu sangat becek.”

Bukan main kaget nya, Aesera sampai merasa mual mendengar suara tak senonoh kedua wanita yang berada di unit 103 itu.

“Kau tidak mau masuk?” tawar Mikael, ia tahu bahwa Aesera kini sedang merasa sangat risih mendengar suara tak senonoh itu.

If I'm Not AeseraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang