BAB - 14

4.1K 324 6
                                    

- Kecurigaan Mikaila -
If I'm Not Aesera

HAPPY READING

(Belum Revisi)

"Kalau begitu saya permisi dulu ya, Bu." Pamit Aesera kepada ibu panti yang mengantar nya sampai kedepan.

Aesera sengaja menyemnpatkan diri untuk singgah ke panti asuhan yang memang seriang ia datangi ini, menurut kabar, beberapa orang suruhannya selama ini yang menjadi 'bayangan' Aesera, Pitaloka kabarnya beberapa hari yang lalu mampir ke panti asuhan itu, dan tentunya bayangan Aesera itu langsung melapor.

Dan benar saja, Pitaloka datang hanya mengecek sesuatu yang masih berhubungan dengan dirinya, Aesera tidak tahu apakah Pitaloka sudah mengetahui bahwa dirinya mengawasi perempuan itu?

Sesampainya di mobil, Aesera langsung berpapasan dengan Haidar, tangan kanan nya yang sudah beberapa minggu bersama nya. Haidar juga merangkap sebagai sopir pribadi Aesera ketika perempuan itu sedang malas menyetir.

"Nona, nampak nya Pitaloka sudah mulai bertindak." Ujar Haidar seraya membukakan pintu untuk Aesera.

Aesera belum menjawab, ia menunggu Haidar untuk masuk kedalam mobil. Dan setelah Haidar masuk, barulah Aesera bersuara.

"Apa lagi yang dia lakukan?"

"Dia mencoba menghasut kakak anda, Argo. Lebih tepatnya, mencoba masuk kedalam perusahaan keluarga anda."

Mendengar penjelasan tersebut, Aesera merasa malas merespon, namun jika di diamkan, Pitaloka bisa makin menjadi.

Belum lagi urusan butik nya yang sedang sibuk - sibuk nya, Aesera juga tidak mau terus - menerus melimpahkan pekerjaan nya kepada Brianna atau Mita.

Melihat bos nya itu diam saja, Haidar membiarkannya, sepertinya Aesera sedang banyak pikiran.

"Langsung ke butik," seru Aesera seraya menatap pemandangan di luar sana.


* * *

Setelah tiba nya di butik, Aesera langsung menghampiri Mita untuk mengecek apakah kesiapan busana - busana mereka yang akan di gunakan oleh model - model untuk penampilan di fashion week yang tidak lama lagi.

Dan benar saja, Mita bersama tim nya sudah menyelesaikan kesiapan mereka sebanyak 85% berarti 15% lagi akan sempurna.

"Baju yang akan di pakai oleh Mikaila sudah kamu siapkan lengkap, Mit?" Aesera bertanya dengan matanya melirik ke sekitar.

Mita pun langsung menunjukkan busana berwarna biru bermotif batik itu, terlihat sangat indah dan sepertinya akan pas di tubuh Mikaila nanti.

Mita pun langsung menunjukkan busana berwarna biru bermotif batik itu, terlihat sangat indah dan sepertinya akan pas di tubuh Mikaila nanti

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Oke, makasih, Mit."

Aesera pun langsung berlalu dari sana menuju ke salah satu ruangan yang ada di lantai tiga, dimana di sana ada sebuah ruangan khusus para penjahit yang kini tengah membuat beberapa pakaian yang ia sendiri yang mendesain nya.

Apa kalian memikirkan kan? Kenapa Aesera memilih bekerja sama dengan Ariaz's Textile, itu karena ada sebuah rencana besar didalamnya. Dimana, ia mengetahui sesuatu, bahwa Pitaloka menanamkan sahamnya di sana. Ternyata sepupu angkat nya itu bergerak secara diam - diam.

Ia sengaja membuat beberapa busana rancangan nya dan juga para karyawan nya di Ariaz's Textile, karena ia ingin melihat, apa yg akan Pitaloka lakukan dengan itu semua.

Kembali pada Aesera, yang kini sedang melihat proses pembuatan beberapa busana yang sepertinya sudah banyak siap di pertunjukan nanti.

Aesera berhenti di tiga manekin yang sudah di pakaikan beberapa pakaian yang sudah jadi.

"Ini langsung di pindahkan ke tempat nya gak, mbak?" Tanya Hinaya, salah satu penjahit di sana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini langsung di pindahkan ke tempat nya gak, mbak?" Tanya Hinaya, salah satu penjahit di sana.

"Tunggu semuanya sudah siap saja, Hin. Biar sekalian nanti kita pindahin." Jawab Aesera lalu mengecek lengan blouse berwarna abu - abu yang lebih muda.

Aesera mendapatkan kan masih ada sisa jahitan yang belum di bersihkan. Ia pun langsung melirik Hinaya. "Ini masih ada benang nya, tolong di cek in lagi satu - satu jangan sampai ada yang seperti ini lagi."

Setelah itu, Aesera pun pergi dari sana karena ada keperluan mendadak bersama Mikaila yang tiba - tiba menghubungi nya.

Sedangkan Hinaya, langsung mengecek seluruh pakaian yang sudah jadi untuk melihat apakah sudah bersih dari benang - benang dan lainnya.

Didalam ruangannya, Aesera langsung duduk di salah satu single sofa berwarna maroon yang ada di ruangan nya.

Ia lalu mengecek lagi ponsel miliknya, yang dimana, di sana terlihat pesan Mikaila yang sedang berisik di room chat nya. Sebegitu stress nya kah perempuan itu?

Dan tidak lama, Mikaila pun langsung menghubungi nya karena merasa Aesera menjawabnya dengan cuek.


•°•


Dan disini lah Aesera sekarang, disalah satu cafe yang di beritahu oleh Mikaila.

Wajah Mikaila pun saat ini nampak kesal, seberapa emosi nya perempuan itu hari ini.

"Kenapa?" Tanya Aesera membuka percakapan.

Mikaila terlihat mendengus kesal. "Kesel,"

"Masalah?"

"Mikael."

"Why?"

Dan mengalir lah curhatan Mikaila yang dimana ia mengatakan jika Mikael akhir - akhir ini sibuk dan tidak bisa menemaninya.

Beberapa kali Mikaila mengeluh akan perubahan dadakan Mikael, yang membuat nya jadi kesusahan. Dimana, yang dulunya Mikael selalu menyempatkan menemani dirinya, kini malah terlihat lebih cuek.

"Mungkin dia sibuk," ujar Aesera mencoba menenangkan sahabatnya itu.

"Kau tahu, aku mencurigainya untuk suatu hal." Seru tiba - tiba Mikaila dengan rau wajah serius milik nya.

Aesera lalu mengerutkan keningnya. "Tentang?"

"Dirimu."

"why with me? is there anything strange?" Tanya Aesera.

Jujur, dia sedang malas berurusan dengan Mikael. Lelaki itu sudah tidak menggangu nya akhir - akhir ini, syukur kalau dia sibuk.

Karena memang Aesera saat ini lebih memilih fokus dengan butik dan sedikit something yang harus ia selesaikan terlebih dahulu.

"Aku curiga, kalian ada hubungan spesial,"

Aesera langsung melirik Mikaila. "Tidak ada hubungan spesial. Hubungan kami tetap seperti awal."

"Tapi, akhir - akhir ini kalian lebih dekat." Decak Mikaila kesal.

"Dekat, bukan berarti ada yang spesial."

Mikaila seakan tak percaya mendengar penuturan Aesera barusan. Benarkah?


BERSAMBUNG

If I'm Not AeseraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang