BAB - 10

5.3K 359 1
                                    

- Keanehan Lelaki Itu -
If I'm Not Aesera

Vote and komen jangan lupa.
Jangan lupa follow @AeseraAnahid_ juga ya ^-^

Oh iya, tandain typo kalau kalian tengok. Mamaaci.

HAPPY READING!

(Belum Revisi)


Seminggu lagi sebelum acara Fashion Week mulai, semua keperluan hampir selesai, dimana beberapa busana untuk di pamerkan nanti sudah siap di tempat. Aesera yang mengatur semua itu, mengingat dirinya tidak ingin melihat keanehan - keanehan pada busana - busana nya yang sudah ia siapkan.

Bahkan beberapa model terkenal juga sudah di gandeng oleh butik nya, dimana salah satu model yang akan memakai busana hasil rancangannya itu adalah Mikaila sendiri, sahabatnya.

Tinggal beberapa urusan yang harus ia selesaikan, setelah itu Aesera ingin ke tempat dimana acara nya nanti di adakan.

Namun tiba - tiba sebuah ketukan terdengar.

Tok... tok... tok...

Kegiatan Aesera di dalam ruanganya itu pun langsung terhenti, ia langsung menoleh kearah pintu dimana Brianna baru saja masuk.

"Mbak Sera,"

"Ada apa?"

Tidak lama seorang perempuan masuk kedalam ruangannya tanpa permisi, namun dapat terlihat dari raut wajah perempuan itu yang nampak senang.

Berbeda dengan Aesera yang langsung menatap datar sang sepupu angkat nya itu.

Siapa lagi kalau bukan Pitaloka Angina Adinata. Perempuan berusia 24 ahun yang di angkat menjadi anak oleh pamannya 15 tahun yang lalu.

Pitaloka, merupakan dalang dari terkucil nya Aesera. Aesera sendiri yang memberikan ingatan itu sendiri pada Zera, dan juga menjelaskan bagaimana licik nya Pitaloka untuk menyingkirkan Aesera dari keluarga besar Adinata.

Berbagai cara licik dilakukan oleh Pitaloka untuk menyingkirkan Aesera, sampai - sampai perempuan licik itu memperdaya anggota keluarga Adinata untuk berada di pihaknya.

"Kenapa kau datang kesini?"

"Eits! Apa begitu caramu menyambut sepupu mu ini?" Tanya Pitaloka yang langsung saja duduk tanpa di suruh di salah satu sofa yang ada disana.

"Sepupu angkat kalau lupa, jadi jangan sok keras." Sarkas Aesera lalu terkekeh seraya kembali kepada pekerjaannya.

Mendengat perkataan yang menyindir diri nya itu, tak membuat Pitaloka marah sama sekali, toh dia memang membenarkan perkataan Aesera tadi.

Tapi, entah mengapa Aesera kini membalas ucapannya secara sarkas dan dingin. Biasa nya perempuan itu mendiamkan saja apa yang Pitaloka lakukan.

"Kau membuat ku sadar diri, jadi ku ucapkan terimakasih." Ucap Pitaloka sembari memperlihatkan senyumannya.

Aesera melihat itu merinding di buat nya, ada ya orang seperti Pitaloka? Urat mala nya putus. Seniat itu kah dia mencari muka di mana - mana?

Lagi dan lagi, Aesera berusaha menghiraukan keberadaan Pitaloka. Ia tidak boleh terpancing emosi berhadapan dengan si licik Pitaloka itu.

Pitaloka berdecak, dimana saat ia dihiraukan oleh Aesera, malah sepupu nya itu lebih memilih bermain dengan berkas - berkas nya.

"Ser!"

If I'm Not AeseraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang