chapter 19

67 20 11
                                    

Hai gays
Vote comment seng

Happy reading🦋

***

Kayra sudah selesai mandi, sejak pulang tadi ia tak berhenti tersenyum, ia sangat senang dekat dengan mamanya arka, ia sudah diberi lampu hijau, tinggal mendekati arka.

"Gue bisa gila kalau gini terus" Ujar kayra menutup mukanya dengan bantal.

"Mami kayra baper!!" Pekik kayra.

Disisi lain arka dan orang tuanya sedang makan malam. Bima terheran melihat istrinya yang tak berhenti menampilkan senyumannya.

"Kenapa sih ma? Kok seneng gitu" Tanya bima disela kunyahannya, arka menatap mamanya. Ia telah selesai makan, karna sudah lama makan, sedangkan arka baru makan.

"Aku seneng pa ketemu anak gadis yang waktu aku ceritain, yang aku gak sengaja aku takbrak di supermarket" Jawabnya dengan senyuman.

"Oh ya ketemu dimana?"tanya bima lagi. Mengelap mulutnya dengan tissu yang dimeja makan.

"Namanya kayra pa, ternyata arka saling kenal sama kayra" Jawab vania tersenyum senang, Bima tertawa, dunia sangat sempit ternyataa. Ia melirik arka yang masih makan, tanpa perduli dengan pembicaraan mereka.

"Iyakah ma, terus kok mama bisa ketemu?" Tanya bima lagi.

"Iya pa, soalnya tadi sahabatnya arka pada kesini ngejengukin anak kita, bawa 4 cewek, ternyata salah satunya kayra" Jawabnya antusias, bima tersenyum menatap istrinya itu. Arka menatap mamanya, ia tersenyum tipis tanpa ditahu oleh mereka.

"Mama suka banget sama dia, sopan cantik,asik juga" Ujarnya lagi. Arka sudah selesai makan, ia mengelap mulutnya.

"Kalau itu yang buat mama bahagia, dan tersenyum terus, arka bakal berusaha mah" Arka dalam hati.

"Arka udah selesai" Ujar arka beranjak bangun.

"Iya sayang"ucap vania tersenyum menatap arka, arka balik tersenyum manis pada vania, lalu berjalan pergi. Vania melunturkan senyummya, ia terpaku dengan senyuman manis anaknya yang sudah lama ia tak melihatnya.

"Pa" Panggil vania yang masih melihat punggung anaknya yang mulai menjauh. Bima tersenyum, bangkit dari duduknya, berjalan kearah vania yang masih duduk di kursi, ia merangkul memeluk vania dari belakang, vania memegang tangan suaminya yang memeluknya.

"Pa, papa liat kan?"tanya vania berkaca-kaca dengan senyumnya, bima mengangguk, mencium kepala sang istri.

"Arka akan seprti dulu sayang" Ucap bima, vania menangis, karna senang.

***

Arka sedang berada dibalkon kamarnya, ia duduk dikursi yang tersedia disana, angin malam sangat sejuk, arka sangat menyukai ini, keheningan malam, angin malam, bintang dilangit yang sangat indah, bulan sabit bersinar terang. Ia memejamkan matanya, merasakan angin malam yang menerpa wajahnya.

Ia memegang lehernya, menarik kalung yang berada dalam baju, kalung yang berbentuk bulan sabit. Ia mengingat ucapan seseorang, yang membuat hatinya goyah.

you are only mine!  (On Going) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang