"Sini, biar Bayu sama saya," ujar Elang kala melihat Filsha tampak kesulitan membawa beberapa pakaian kotor dengan Bayu yang juga berada dalam gendongannya. Elang mengizinkannya untuk menggunakan ruangan laundry—yang selama ini tak pernah ia gunakan—lagi-lagi hanya sebagai ornamen pelengkap rumah ini saja.
Sudah lebih dari sebulan lamanya, Filsha dan Bayu tinggal di rumah Elang, sesuai permintaan lelaki itu. Bahkan, Filsha juga baru tahu jika selama ini pekerjaan Elang adalah seorang arsitek. Pantas saja dekorasi dan ornamen-ornamen rumah milik Elang ini, tampak begitu segar dan nyaman dipandang. Pasti Elang merancang rumahnya sendiri.
Sejak beberapa hari lalu pula, Filsha meminta Elang mengizinkan dirinya untuk mengurus rumah layaknya seorang pelayan. Memasak, mencuci dan juga membersihkan rumah. Awalnya, Elang menolak karena biasanya ia menggunakan jasa bersih-bersih dari perusahaan penyedia jasa cleaning service, tetapi Filsha keras kepala dengan dalih jika ia tidak enak harus tinggal di rumah ini, tanpa melakukan apa pun. Alhasil, Elang mengizinkannya. Toh, rumah ini pun tidak terlalu kotor, sehingga Elang berpikir, Filsha tidak akan merasa terlalu lelah.
Elang mengambil Bayu dari gendongan Filsha, membuat ibu muda itu terkesiap beberapa saat. Lagi-lagi, ia takut merepotkan Elang. "Mas ... nggak apa-apa, biar Bayu ikut saya saja."
"Nggak usah, biar saya saja yang jaga Bayu. Lagipula, Bayu anteng kalau sama saya," ujar Elang.
Ada benarnya juga, memang. Bayu akan jauh lebih anteng ketika ia berada di dalam gendongan Elang. Entahlah, mungkin pengaruh Elang terlalu kuat atau apa, hingga bayi itu akhirnya betah bersamanya.
"Benaran nggak apa-apa kok, Mas. Takutnya Bayu rewel kalau—"
"Nggak, kok. Bayu nggak akan rewel kalau sama saya," ujar Elang, memotong kalimat Filsha. "Kamu mencuci saja, sebentar lagi juga jam makan siang. Kamu kan janji, mau masakin saya ayam kecap, kemarin."
Filsha meneguk salivanya susah payah. Ia bahkan lupa, pernah menjanjikan Elang seperti itu. "Tapi, Mas ...."
"Apa? Ayamnya sudah saya beli, kok. Ada di kulkas," ujar Elang. Tangannya sibuk mengayunkan Bayu yang tampak menatap langit-langit rumah. Entah apa yang menarik dari sana, membuat Elang gemas dan mengecupi pipi bayi itu berkali-kali. Padahal, Bayu bukan anaknya, tetapi kenapa Elang merasa sangat menyayangi Bayu, ya?
"Bukan itu, Mas." Filsha meremas pakaian kotor yang berada di tangannya, gugup. "Takutnya Bayu bikin repot—"
Elang menghela napas panjang, "Kamu ini. Jangan merasa nggak enak begitu. Lama-lama bikin capek, tahu," ujarnya. "Bayu aman kok, sama saya."
Setelah perdebatan yang cukup melelahkan bagi Elang---karena kenyataannya, melawan seorang perempuan itu susah-susah gampang---akhirnya, Filsha menurut. Ibu muda itu berlalu meninggalkan Elang yang kini asyik dengan Bayu dalam gendongannya. Lelaki itu membawa Bayu untuk duduk di ruang tengah. Ia menyalakan televisi, dan mencari chanel yang biasa menayangkan pertandingan sepak bola.
Bayu yang berada dalam gendongan Elang, sepertinya belum mengantuk. Bayi itu kali ini asyik menggerak-gerakkan tubuhnya. Tangannya yang mengepal, diangkat ke atas. Menatapnya dengan mulutnya tidak mau berhenti bergerak. Elang jadi semakin gemas melihatnya.
"Kamu ini lucu banget, sih?" Satu kecupan berhasil ia sarangkan di pipi kanan Bayu. Bayi kecil itu menurunkan tangannya, tetapi masih saja bergerak-gerak. Begitu juga kakinya yang ia gerak-gerakkan. Sepertinya, Bayu sedang ingin berolah raga untuk membuatnya cepat besar. Kira-kira begitulah yang ada dalam pikiran Elang.
Senyum Elang tak henti-hentinya mengembang. Tangannya ia gunakan untuk mengusap pipi Bayu dengan lembut. Setelahnya, ia tak lupa menciumi pipi Bayu. Gemas sekali rasanya. Elang jadi tidak bisa membayangkan, betapa bodohnya keluarga yang tidak mau menerima Filsha dan anak selucu Bayu. Mereka pasti akan menyesal suatu hari nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Poor Girl and Her Little Baby ✓
Romance18+ "Lagipula, tidak ada yang menginginkanmu di dunia ini. Pergilah! Atau mati sekalian, supaya kami lebih tenang." Republish: Senin, 3 Juli 2023 - 9 Juni 2024 Start: 24 April 2020 Publish: 26 April 2020 Finish: 15 Desember 2020 Last update: 17 Dese...