Chapter 42

56 8 0
                                    

-Keputusan Masny

Setelah kejadian waktu itu masny di buat bimbang dengan dirinya sendiri. Ia mencintai orang lain, tapi orang itu tidak pernah tau, dan tidak mencintainya balik.

Ia selalu meminta nasihat kepada aisyah sekaligus curhat bahwa gus fatih ingin mengkhitbahnnya. Aisyah senang dan sangat antusias mendengar hal itu, tetapi masny menceritakan kepada aisyah bahwa ia mencintai orang yang tidak mencintainya balik, dan aisyah pun menasehati masny.

Fallsback

"Tapi aish aku teh bingung, aku harus apa. Jujur saja aku masih menyukai orang yang aku cinta dalam diam, tapi orang itu tidak pernah sekalipun tau akan hal ini"lirih masny.

"Bestie dengerin aku, coba kamu sekarang selama seminggu ini shalat istikharah minta jawaban dari keresahan hati kamu. Jika memang jodoh kamu adalah gus fatih, maka dia akan menyakinkan pilihan hati kamu. Dan jika memang bukan, Allah akan kasih petunjuk itu lewat apapun. Soal orang yang kamu sukai dalam diam, yang tidak pernah tau itu. Mengapa terus kamu kejar? Sedangkan di depan kamu sekarang, sudah ada laki laki yang ingin mengkhitbahmu"nasihat aisyah.

"Bahkan dia rela menjauh dari kamu agar terhindar dari rasa yang salah dan dapat menyebabkan dosa. Aku salut sama gus fatih, ya memang salah gus fatih juga, kenapa tidak dari dulu saja ngungkapin perasaannya. Tapi menurut aku sendiri, gus fatih mungkin tidak mau terburu buru menyimpulkan perasaannya"tambahnya lagi.

"Gitu ya aish, yaudah aku akan coba selama seminggu ini untuk shalat istikharah. Semoga aja ada jawaban dari doaku nanti"ujarnya.

"Aamiin allahuma aamiin"jawab aisyah dan mereka melanjutkan perbincangannya.

Fallsback on

"Teh masny di panggil gus fatih suruh ke ruangannya"ujar salah satu santriwati ketika masny sedang berjalan.

"Oh iya teh, makasi infonya"ujar masny dan orang itu menganggukan kepalanya.

Masny berjalan masuk ke dalam ruangan gus fatih dan tidak lupa mengetuk pintu terlebih dahulu.

Tok

Tok

Tok

"Assalamualaikum"salamnya.

"Waalaikumsalam, masuk"jawab dingin gus fatih di dalam sana.

Ceklek

Masny membuka pintu dan berjalan menghampiri gus fatih yang sedang sibuk dengan komputernya.

"Duduk"titahnya dan masny pun duduk.

Percayalah jantung masny sedang tidak aman sekarang, karena berhadapan langsung dengan gus fatih. Walaupun ya masny menundukan kepala dan gus fatih tidak melihat dirinya, tapi percayalah jantung keduanya seperti tengah berlari dari sabang sampai merauke.

"Bagaimana?"Tanya gus fatih tho the poin, yang langsung mematikan komputer dan melihat ke arah lain.

"Apanya gus?"Tanya masny yang terlihat polos sekali, sedangkan gus fatih hanya menghela nafasnya.

"jawaban"ujar gus fatih.

"Jawaban apa?"Tanyanya lagi.

"Astagfirullah"keluh gus fatih yang berusaha menahan rasa kesalnya.

"Kenapa istighfar gus?"Tanya masny yang tidak merasa melakukan hal apapun.

"Itu"ujarnya.

"Itu apa gus?"Tanyanya lagi.

"Khitbah"jawabnya yang berusaha tenang, walaupun sebenarnya tengah menahan kesal.

"Oh itu, eh..."ujar masnh yang tiba tiba langsung gugup dan meremas bajunya.

"Hmm bagaimana?"Tanyanya lagi yang sudah tenang sedikit

"Bismillah, sa--ya ber--sedia--gus"ujar masny terbata dan

Deg

Jantung gus fatih langsung berdebar debar kencang ketika mendengar masny bersedia menerima khitbahnya. Gus fatih menetralkan kembali debaran jantungnya agar tidak terlihat gugup, dan berusaha menenangkan diri sebisa mungkin"hmm"suara deheman gus fatih yang menetralkan hatinya.

"Ya--su--dah"ujarnya yang terlihat tengah menahan kegugupan itu.

"Yasudah apa gus?"Tanyanya.

"Saya akan bicara kan lagi nanti"katanya yang sebisa mungkin tenang.

"Hmm baik, kalau begitu masny permisi. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh"pamitnya.

"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh"jawab gus fathi dan masny langsung bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari ruangan itu.

Kondisi gus fatih sekarang senang tidak karuan, ketika masny bersedia menerima khitbahnya. Dan akan segera berbicara nanti kepada keluarga setelah pernikahan sang abang telah di laksanakan.

Ia sudah tidak sabar menunggu hal itu, tapi ia lupa bahwa pernikahan sang abang masih di rahasiakan sampai sekarang. Jadi ia harus menunggu waktu untuk bisa mengkhitbah gadis pujaannya di depan keluarganya nanti. Untuk mengembalikan rasa tenangnya kembali, gus fatih menghela nafas dan membuangnya sampai beberapa kali, dan akhirnya kembali tenang setelah itu.

Aisyah & Ujiannya[End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang