Sebelum menuju UKS, (Name) menyempatkan untuk mampir ke kelasnya mengambil paperbag yang entah apa isinya. Lalu setelah itu membawa gadis tadi menuju UKS.
Untung saja waktu sampai disana, UKS sepi dan tidak ada penjaga. (Name) langsung memberikan paper bag itu kepada gadis didepannya yang masih menunduk.
"Cepet ganti, kau bisa masuk angin. Pake aja seragamku dulu." Kata (Name)
Dengan ragu gadis itu mengambilnya dan segera berganti karena dia masih merasakan aura (Name) yang menakutkan.
Tadi (Name) belum sempet berganti baju untungnya, jadi dia masih pake seragam olahraga. Dan seragam putihnya ia kasih ke gadis itu. Ntah nanti dia bakal dihukum apa nggak.
Tak lama kemudian gadis itu sudah berganti dengan seragam milik (Name).
"Nggak usah takut gitu sama aku, aku gabakalan gigit." Ucap (Name) karena gadis itu nunduk terus daritadi, apa nggak pegel tu kepala.
Dia pun akhirnya menegakkan kepalanya.
"Ma-makasih kak- "
"Kau gapapa kan? ga kena kuah bakso?" Tanya (Name) yang dijawab gelengan gadis itu.
"Syukurlah." Ucap (Name) tersenyum.
Gadis itu terdiam terpaku melihat senyum (Name) yang menurutnya cantik, padahal tadi dia terlihat seram waktu marah.
"Oh ya namamu siapa?" Tanya (Name) membuyarkan lamunan gadis itu
"Kyoko Hikari, kelas 1-5. " Jawabnya pelan
"Salam kenal ya Hikari chan! Aku (Fullname) panggil saja (Name)!"
"I-iya (Name) san." Hikari membungkukkan tubuhnya sedikit.
Lalu ia terkejut melihat tangan kanan (Name) semakin memerah.
"(Name) san tanganmu.."
"Iya ini tadi kena sedikit kuahnya." Balas (Name) sambil melihat tangannya sendiri
"SEDIKIT DARIMANA? ITU LUKAMU MELEBAR (NAME) SAN!" Teriak Hikari panik
(Name) sedikit terkejut namun akhirnya dia terkekeh.
"Luka kecil ini Hikari chan."
Hikari mengabaikan perkataan (Name), dia lalu menarik tangan kiri (Name) dan menyuruhnya duduk diranjang UKS. (Name) sedikit kebingungan, tapi dia diam saja.
Hikari mengambil obat salep luka bakar dan mengoleskan pada tangan (Name).
"Wah ternyata kau bisa mengobati orang ya Hikari chan."
"Aku dulu waktu SMP pernah ikut pmr jadi tau sedikit tentang hal seperti ini." Jawab Hikari yang masih fokus mengobati (Name)
"Wahh kerenn!" Kata (Name) kagum
Muncul semburat merah pada pipi Hikari, baru pertama kali ada yang memujinya karena ikut pmr.
"Bi-biasa saja (Name) san."
"Hei itu tidak biasa, tidak semua orang bisa mengobati. Contohnya aku, setiap aku terluka aku hanya mengobati asal asalan sampe kakak atau sepupuku marah lihatnya."
Hikari langsung tertawa kecil membuat (Name) bingung.
"(Name) san ternyata nggak seserem itu ya."
"Lah, emangnya aku serem ya?" Batin (Name)
"Sudah selesai!" Kata Hikari
(Name) menatap kagum perban dingin yang terpasang di tangan kanannya dengan rapi. "Wah rapi sekali, ini boleh kena air kah?" Tanya (Name)
KAMU SEDANG MEMBACA
INARIZAKI
FanfictionTentang (Name) yang memiliki kesabaran setipis tisu malah bertemu dengan rubah rubah setan yang ada di klub voli. "Woi (Name), agar silahturahmi tidak terputus pinjam dulu seratus." "Agar pertemanan tidak terputus, sini tangan kau dulu yang ku putus...