Thursday.
-
Tidak terima dengan ucapan yang dilontarkan Lauren, Naura semakin dibuat kesal. Gadis itu melepaskan tas ranselnya yang ada di punggungnya dan hendak dilemparkan ke wajah Lauren, tapi Vanessa dengan cepat mendorong tubuh Naura hingga jatuh ke belakang mengenai tanaman hias pucuk merah.
"Gue peringatin jangan cari masalah sama gue apalagi temen gue!"
Vanessa tidak mendorongnya dengan menggunakan tenaga, tetapi gadis itu jatuh tersungkur sampai si tanaman hias tersebut bergoyang saking kerasnya Naura jatuh.
Naura berteriak histeris lalu menangis lantaran banyaknya ulat dan semut yang berjatuhan ke tubuhnya, siswa-siswi yang melihatnya tertawa terbahak-bahak dan mengejek Naura sama sekali tidak ada niatan untuk ingin menolongnya.
Lauren menoleh ke arah Vanessa, bekas tamparan di pipi temannya itu membuat emosinya semakin meledak-ledak.
Bekas tamparan yang diberikan oleh ibunya belum hilang dan sekarang Vanessa ditampar lagi di tempat yang sama, Lauren tidak bisa membayangkan sesakit apa yang dirasakan Vanessa saat ini.
Vanessa tidak menangis bahkan tidak meringis sekalipun, tanpa ekspresi dia memandang ke arah Naura dengan kedua tangan terkepal.
Lauren menarik kedua lengan seragamnya hingga ke siku, ia melangkah mendekati Naura yang masih menangis di tanah. "Ini anak emang harus dikasih pelajaran."
"Udah, biarin." Vanessa menahan tubuh Lauren dengan cara mencengkram lengannya. "Gue gak apa-apa, tenang aja."
"Gak apa-apa gimana? Lo ditampar, Ness! Gue gak terima lo dapet perlakuan kasar dari nyokap lo, apalagi dari dia!"
"Harusnya lo dorong dia lebih kuat sampe jatoh ke paving block, biar gegar otak terus mati," gumam Lauren.
.
Beberapa menit kemudian siswa-siswi mulai pergi meninggalkan kawasan sekolah, Lauren juga sudah pulang karena kakaknya telah menjemputnya. Gadis itu sempat menawarkan tumpangan pada Vanessa, tapi Vanessa menolaknya dan mengatakan akan pulang bersama Nando.
Karena Nando tak kunjung datang, Lauren sempat ingin menemani Vanessa untuk menunggu Nando, tapi Vanessa justru menyuruhnya untuk segera pulang dan sekarang ini Vanessa masih menunggu di dekat gerbang.
Naura juga sudah pulang tadi, dia masih menangis sesegukan bahkan sempat melemparkan batu kecil kepadanya diiringi makian dan teriakan melengking dari si pendek. Vanessa masih tetap diam dengan mata yang menatap tajam pada Naura.
Tak lama kemudian Nando keluar dari area parkiran dengan motornya, dia berhenti di depan Vanessa dan tersenyum menampilkan deretan giginya.
"Hehe, nunggu lama, ya? Gue kebelet, sorry."
Vanessa menganggukan kepalanya. "Iya, gak apa-apa."
"Eh, pipi lo kenapa?"
"Gak kenapa-kenapa, kok." Buru-buru Vanessa naik ke atas motor demi menghindari pembicaraan. "Yuk, jalan."
"Langsung pulang, nih?"
"Iya, kenapa?" tanya Vanessa sambil mengangkat kedua alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAME OVER : Who's The Winner?[✓]
Mystery / Thriller[BELUM DIREVISI] Katanya siswa yang bernama Samuel itu seorang laki-laki yang penyuka sesama jenis dan sangat membenci wanita. Pantas saja Vanessa putus dengan Samuel, rupanya lelaki tampan yang sudah menjadi kekasihnya selama dua tahun ini memiliki...