Wednesday
_
Sudah waktunya istirahat dan Samuel ingin menyimpan buku paketnya di loker, tapi begitu Samuel membuka pintunya ia mengerutkan keningnya, tumben sekali lokernya tidak ada sampah hari ini.
Maksudnya seperti sticky note dan makanan dari Naura, kali ini tidak ada barang apapun di dalam sana kecuali beberapa buku miliknya.
Yah, baguslah, ini lebih baik. Semoga hari-hari berikutnya tidak ada lagi.
Samuel menutup pintu dan akan pergi ke kantin, tapi begitu dia membalikkan tubuhnya muncul seseorang yang sangat dia benci di depannya.
Barang-barang sampahnya memang tidak ada, tapi malah orangnya ada di sini.
"Maaf, hari ini aku gak bikin apapun," ucap Naura. Gadis itu menunduk dengan jemarinya yang saling bertautan.
Samuel mengangkat kedua alisnya. "Besok-besok juga gak usah bawa, toh ujung-ujungnya gue buang ke tempat sampah."
Naura memberanikan diri menatap wajah Samuel. "Kenapa? Itu makanan kesukaan kamu, kan? Sandwich, nasi goreng seafood, say-"
"Udah gue bilang gue alergi apapun makanan dari lo," kata Samuel sambil tersenyum, wajah Naura semakin murung membuat hatinya puas.
"Sam, sekali aja kamu bersikap normal sama aku, bisa? Sekali aja perlakuin aku dengan lembut."
"Yang kemaren masih kurang? Mau lebih?"
"Sam!"
Samuel mengusap wajahnya dengan kesal dan mencondongkan tubuhnya ke arah Naura. "Lo siapa sampe harus gue bersikap lembut ke lo? Anak pejabat? Tuhan?"
"Najis." Samuel meludah ke sembarang arah, dan pergi meninggalkan Naura yang terdiam di sana.
Tubuh Naura sedikit oleng sebab Samuel sengaja menabrak bahunya.
"Kalo lo gak mau berakhir kayak anak cewe kelas 11, jauh-jauh dari gue." Setelah memberi peringatan yang cukup membuat Naura ketakutan, Samuel benar-benar pergi dari sana.
.
Setelah tertidur tiga jam lamanya di uks, Vanessa pergi ke rooftop sekolah tanpa sepengetahuan Lauren.
Dia sering pergi ke sana hanya untuk melamun dan bicara sendiri, itu sudah menjadi kebiasaannya sejak kelas 10.
Sesampainya di sana, Vanessa menemukan ada seseorang yang sepertinya tengah tertidur dengan posisi duduk bersila dan bersandar pada pagar kawat di belakangnya.
Dia Samuel, laki-laki itu memejamkan matanya dengan kedua telinga terpasang headset yang tersambung dengan ponsel di sampingnya.
Vanessa menduga jika laki-laki itu tidur sambil mendengarkan musik.
Gadis itu menghampiri Samuel dan duduk di depannya. "Tumben kamu ke sini," ucap Vanessa pelan tidak ingin membuat orang di depannya terbangun.
Vanessa menggoyangkan tangannya di depan wajah Samuel beberapa kali. "Beneran tidur, kan?"
Vanessa diam sembari menatap wajah tampan Samuel yang tertidur. Dia tidak pernah menyangka bahwa hubungannya dengan laki-laki ini rusak lalu berakhir dan hingga sampai sekarang dia masih merasakan kekosongan yang tak terungkap di hatinya, serta menyesali keputusan-keputusan yang telah dibuat di masa lalu, yang membuat keduanya tidak bisa berinteraksi lagi dengan kedekatan yang sama seperti sebelumnya.
Selama ini, Vanessa menganggap Samuel sebagai sosok satu-satunya yang dia miliki dan tidak boleh direbut siapapun, bahkan dia menyayangi Samuel melebihi rasa sayangnya pada ayah kandungnya.
Samuel adalah orang yang selalu menemaninya dan paling memahami dirinya. Samuel selalu peduli padanya, melindunginya dari apapun dan menjadi tempat berceritanya.
Samuel sepenting itu di hidup Vanessa, Samuel lebih berharga dari apapun. Di dalam hatinya jelas Samuel nomor satu.
Vanessa rela melakukan apapun agar Samuel tetap berada di sisinya. Jadi, wajar kan Vanessa mempertahankan miliknya agar tidak diambil oleh siapapun?
Tapi sepertinya karena kesalahpahaman di masa lalu yang terlambat dirinya katakan telah menciptakan masalah yang besar, Samuel berakhir pergi meninggalkannya.
Sama seperti mama yang pergi entah kemana meninggalkan dirinya dan papa.
Vanessa trauma, rasa kasih sayang dan penuh cinta yang melingkupi hidupnya perlahan menjauh dan hilang. Lalu, semua itu terjadi lagi saat Samuel memutuskan pergi dari sisinya.
Mati-matian Vanessa mencoba memperbaiki semuanya, tapi terlambat, Samuel sudah berubah.
Laki-laki itu kini membencinya, bukan lagi mencintainya.
Samuel tidak lagi peduli seperti dulu.
"Aku dipukul ibu lagi, Sam. Aku disiksa lagi."
Vanessa menangis sesenggukan, dia memeluk dirinya sendiri.
"Aku-aku dijambak, perut aku diinjak, aku bahkan hampir mati ... tolong aku, Sam."
Gadis itu menutup mulutnya agar tidak mengeluarkan suara, dia menghapus air matanya dan kembali menatap Samuel.
"Aku gak tau harus gimana lagi, aku takut pulang ke rumah."
"Aku kangen kamu yang dulu, yang selalu khawatirin aku setiap aku dapat luka-luka memar dari ibu. Aku pengen kita kayak dulu lagi, Sam."
_
KAMU SEDANG MEMBACA
GAME OVER : Who's The Winner?[✓]
Misteri / Thriller[BELUM DIREVISI] Katanya siswa yang bernama Samuel itu seorang laki-laki yang penyuka sesama jenis dan sangat membenci wanita. Pantas saja Vanessa putus dengan Samuel, rupanya lelaki tampan yang sudah menjadi kekasihnya selama dua tahun ini memiliki...