Wednesday.
_
Vanessa meringis dengan tatapan mata yang masih tertuju pada tubuh Nando yang sudah terbujur kaku itu.
Ini nyata? Laki-laki itu gantung diri? Sungguh?
Wah, sepertinya mentalnya benar-benar terguncang.
Tidak lama kemudian Vanessa tertawa kecil. "Ha ... haha, gue tau. Pasti ulahnya si Eric."
"Sangean bener tuh anak," gumam Vanessa.
Gadis itu berjalan masuk lebih dalam ke kamar, banyaknya barang pecah di lantai membuatnya melangkah dengan hati-hati.
Pandangan gadis itu jatuh pada seprai yang basah dan terdapat bercak-bercak darah juga cairan putih yang sama seperti di tubuh Nando, seketika dia bergidik merinding. "Gila, gila."
Sebisa mungkin Vanessa tidak menyentuh benda-benda di sekitar, gadis itupun kembali berdiri di daun pintu kamar.
"Percuma gue bawa senjata sebanyak ini, lo nya malah bunuh diri," ucap Vanessa dengan kesal.
"Sekarang gimana? Potong-potong lagi kayak waktu itu? Atau langsung buang aja?"
Vanessa dilanda bimbang, dengan serius dia memikirkan sesuatu hingga dahinya mengernyit.
"Ah, ngapain pusing? Biarin aja." Vanessa mengangkat bahunya acuh, lalu meraih kunci pintu kamar.
Dia menutup pintu dan menguncinya dari luar, Vanessa berjalan menuruni tangga dan kunci tersebut dimasukan ke dalam saku jaketnya.
Dengan santai ia menutup pintu depan dan keluar dari komplek perumahan itu.
'Orang-orang di sini pada gila kerja, gue yakin butuh waktu yang lama buat mereka sadar ada yang mati di sini.'
'Eh, iya. Sekarang status gue apa? Masih pacaran atau udah putus?'
___
Thursday.
_
"Vanesaaaaaaaa~"
"Kenapa, sih? Masih pagi udah nangis aja."
Vanessa baru saja sampai di sekolah, saat hendak masuk ke dalam kelas tiba-tiba Melody keluar darj dalam kelasnya dengan mata yang memerah dan wajah sembab.
Gadis itu kembali menangis di depan Vanessa, sontak saja orang-orang di sekitar melihat ke arah mereka berdua.
"Heh! Kok nangis lagi?"
Tak mau semakin menjadi pusat perhatian, Vanessa membawa Melody untuk masuk kembali ke kelasnya.
Melody mengusap pipinya yang basah. "K-kenapa baru sampe? Gue nungguin dari tadi juga," ucapnya dengan sengau.
"Telat bangun, kenapa lo?" tanya Vanessa yang sebenarnya ia tahu penyebab Melody menangis.
"Eric ngilang, kemaren pagi dia chat minta putus, gue telepon udah gak aktif. Sekarang gimana? Tolongin gue," rengek Melody sambil menggoyang-goyangkan tubuh Vanessa.
Vanessa hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, matanya bergerak kesana-kemari tanda ia sedang bingung. Hm, beritahu jangan, ya?
"Ya-yaudah, tungguin aja. Mungkin dia lagi sibuk."
"Gak! Eric gak pernah kayak gini kalau sibuk! Gue yakin ini ada hubungannya sama si Nando."
Ya, memang.
KAMU SEDANG MEMBACA
GAME OVER : Who's The Winner?[✓]
Mistério / Suspense[BELUM DIREVISI] Katanya siswa yang bernama Samuel itu seorang laki-laki yang penyuka sesama jenis dan sangat membenci wanita. Pantas saja Vanessa putus dengan Samuel, rupanya lelaki tampan yang sudah menjadi kekasihnya selama dua tahun ini memiliki...