Si cowok yang sebut saja namanya Galang, tak henti - hentinya mengikuti dimanapun Nabila berada saat hari pertama mereka menginjakkan kaki di Sekolah barunya. Masa yang telah berubah dari SMP menjadi SMA. Tentunya itu sangat mengusik Nabila.
Nabila, yakni si cewek cantik yang feminim adalah sahabat kecil Galang. Wajar jika Galang hanya ingin disamping Nabila karna hanya Nabila yang ia kenal. Namun, Nabila menyadari kalau sifat Galang yang Over Extrovert itu gak mungkin jika tak mudah menemukan teman baru membuat Nabila merasa terusik oleh kehadiran sahabatnya itu. Lantas Nabila hanya mendumal.
Sampai akhirnya, ada seorang gadis lainnya yang berjalan kearah mereka. Sebut saja namanya Sisca. Sisca ini adalah teman Nabila semasa SMP. Galang pun mengenalnya.
"Ya ampun, Lang. Sehari aja lo gak ngintilin Nabila bisa gak?" Heran Sisca.
"Gak bisa. Gue kan harus jagain Nabila." Jawab Galang sewot.
"Lo kira gue anak kecil." Bukan Sisca, melainkan Nabila yang menyahut.
Sisca hanya tersenyum jahil. Ia paham sebenarnya tentang perasaannya Galang. Nabila saja yang kurang peka.
"Emangnya selama MPLS kemaren, gak ada gitu? Lo punya temen baru?" Heran Nabila.
"Gak." Jawab Galang yang jelas - jelas bohong. Mana mungkin orang banyak bertingkah kayak dia gak bisa cari temen baru.
"Ya udah, sono! Lo cari temen baru." Usir Nabila.
Sambil bergumam tidak jelas, Galang menuruti perintah Nabila.
Begitu Nabila dan Sisca hilang dari pandangannya, seseorang merangkul Galang.
" Halo friends. Ketemu lagi kita." Ucap cowok yang merangkul. Ciko.
Selain Ciko, ada cowok lainnya yakni Ridwan. Keduanya memang langsung akrab dengan Galang sejak MPLS kemarin. Mereka bukan dalam satu kelompok yang sama, tetapi dalam ruangan yang sama membuat ketiganya menjadi akrab.
Kenapa Galang tidak akrab dengan satu kelompoknya dulu waktu MPLS? Jawabannya Galang apes karna satu kelompoknya dulu merupakan anggota satu genk kecuali Galang. Otomatis galang dicuekin. Makanya ia gak akrab.
"Kantin yuk. Laper gue." Ucap Ridwan.
"Lo mah. Makan mulu." Keluh Ciko.
Galang terkekeh. "Udah, yuk. Kantin aja. Sebelum tuh anak mati kelaperan."
Ciko terkikik sementara Ridwan cemberut. "Sembarangan aja lo ngomong."
***
"Bil. Kayaknya si Galang naksir sama lo tau." Ucap Sisca tiba - tiba membuat Nabila menyemburkan air minumnya yang ada di mulut.
"Apaan sih, Sis. Gue sama Galang itu cuman temen, kok."
"Lo yakin? Kan ada istilah, kalo temenan cewek cowok, gak mungkin murni temenan. Pasti salah satunya ada yang nyimpen rasa, atau dua duanya."
"Selama ini gue gak ada tuh, rasa sama Galang. Dan gue juga liat Galang biasa aja."
"Bego." Cibir Sisca. "Lo kagak peka namanya."
"Udah deh, Sis. Mau Galang suka gue apa nggak, gue gak ada rasa sama dia. Gue cuman nganggep Galang sahabat. Udah! Itu doang." Jelas Nabila.
Sisca hanya mengangguk anggukkan kepala maklum. Memang. Cinta gak bisa dipaksakan.
***
Setelah bel masuk berbunyi, semua murid kelas satu mencari kelasnya masing - masing. Galang melihat namanya berada dalam daftar kelas 10 IPA 2. Tanpa mau menunggu lama, ia menuju kelasnya. Siapa sangka, ternyata Ciko dan Ridwan berada di kelas yang sama dengannya. Seperti orang gila, ketiga saling berpelukan dan melompat lompat. Tentunya menjadi bahan tontonan penghuni kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANG
JugendliteraturGalang si cowok ganteng, namun kehidupannya yang tak seindah rupanya. Percintaannya kerap kali tak berjalan mulus, begitupun hidupnya. Menyembunyikan semua kesakitannya. Nabila yang selalu menolak cintanya, dan Mikayla yang selalu mengusik hidupnya...