Setelah sekian lama Galang tak mendatangi Kantin, akhirnya ia menginjakkan kakinya lagi ditempat itu. Sejak Mommy keluar negri, maka tak ada yang menyiapkan bekal lagi. Akhirnya Galang bisa memakan makanan bebas lagi. Ia hanya berpikir, untuk apa makanannya dilarang kalau pada akhirnya ia mati juga? Jadi ia memutuskan untuk puas puasin makan makanan kesukaannya sebelum ia benar - benar meninggalkan dunia.
"Bu. Bakso satu porsi. Jangan lupa pedes ya! Terus sama kopi susunya satu!" Pintanya pada ibu kantin dan balas acungan jempol.
Galang bersenandung ria sambil menunggu pesanannya. Ia memutuskan untuk melanjutkan hidup dengan bersenang senang. Melupakan sejenak akan kematian yang mungkin sebentar lagi menghampirinya. Ia ingin bahagia walaupun sebentar saja. Namun, lagi lagi ia dibuat bete oleh pemandangannya didepan mata. Melihat Krishna dan Nabila yang sedang bersenda gurau sambil berjalan kearah kursi Kantin diujung sana.
Senyuman terukir diwajah pucat Galang. Ya, mungkin memang harusnya begitu. Ia berpikir. Bagaimana kalau seandainya Nabila menerima cintanya lalu tak lama ia tinggalkan untuk selamanya? Bukankah itu akan menyakiti perasaan gadis itu? Bagaimanapun, Galang tak ingin Nabila terluka. Jadi biarlah seperti itu walaupun sekarang perasaannya sedang tidak baik - baik saja. Melihat wanita yang dicintai bersama laki - laki lain.
Lamunan Galang seakan berhenti ketika Alice datang dan menyapanya. Tentu Galang hanya bisa membalasnya dengan senyuman.
"Gue boleh duduk disini, gak?" Tanya Alice meminta izin.
"Boleh. Duduk aja. Lagian inikan bangku buat umum. Masa lo gak boleh duduk sih?" Goda Galang dan Alice hanya tersenyum gugup.
"Tumben lo gak sama genk lo?" Tanya Galang ketika Alice sudah duduk.
"Hmm. Gimana ya! Mungkin mereka punya urusan masing - masing. Krishna lagi pacaran sama Nabila, Yudha lagi sibuk sama bukunya di Perpus, Kyla juga lagi pacaran sama Nathan, Rose sama Willy, Dika sama Sisca, dan Ena gak masuk Sekolah."
Alis Galang menukik mendengarkan penjelasan Alice. Apa ia lewatkan selama ini? Kyla yang pacaran dengan Nathan? Ia tak tau. Padahal ia dan Nathan cukup dekat. Ya, keduanya dekat karna diam diam Nathan suka mengajaknya bermain di Playstation. Atau kalau males ke Playstation, mereka mabar main Mobile Legends. Ya, keduanya cukup dekat tanpa sepengetahuan orang lain. Lalu apa tadi? Sisca? Sejak kapan tuh cewek punya pacar? Dan ini sama Dika, orang yang terang - terangan menunjukkan ketidaksukaannya terhadap dirinya. Sepertinya ia benar - benar banyak ketinggalan informasi.
"Gue baru tau kalo mereka pacaran." Gumam Galang.
"Siapa?" Tanya Alice. Pasalnya tadi ia menyebutkan banyak pasangan. Jadinya ia tak tau pasangan mana yang dimaksud Galang.
"Sisca sama Dika."
Alice mengangguk maklum. Galang dan Sisca cukup dekat. Jadi wajar kalau Galang terkejut akan fakta itu. Lagian mereka pacaran saat Galang masih terbaring lemah di Rumah Sakit kemarin. Wajar ia tak tau.
"Oh iya. Kok Ena gak masuk?" Tanya Galang. Pasalnya gadis itu cukup care terhadap Galang. Selain bermain dengan Ciko dan Ridwan di Kelas, Ena terkadang suka mengajaknya mengobrol. Makanya Galang nyaman.
Alice terlihat cemberut mendengar pertanyaan Galang. Alice pun sadar, akan sikap Ena selama ini terhadap Galang. Alice iri pada Ena yang satu Kelas dengan Galang.
"Itu. Dia ada urusan keluarga. Dia harus ikut bokap sama nyokapnya keluar Kota."
Galang hanya mengangguk.
Tak lama pesanan Galang dan Alice datang. Bagaimana pesanan Alice datang juga? Itu karna sebelum mendatangi meja Galang, Alice sudah memesannya lebih dulu dan minta diantarkan ke meja Galang. Ibu Kantin pun tau siapa Galang. Secara Galang yang selama ini petakilan membuat namanya dikenal walaupun ia masih Kelas satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANG
Подростковая литератураGalang si cowok ganteng, namun kehidupannya yang tak seindah rupanya. Percintaannya kerap kali tak berjalan mulus, begitupun hidupnya. Menyembunyikan semua kesakitannya. Nabila yang selalu menolak cintanya, dan Mikayla yang selalu mengusik hidupnya...