Krishna

12 2 0
                                    

Semua sudah terkendali. Galang dan Alice telah ditemukan. Seumur-umur baru kali ini Krishna merasa panik. Kalau sampai Alice hilang beneran, entah apa yang akan terjadi?

Saat ini, Krishna berada di Toilet pria. Berdiri didepan cermin yang terdapat westafel hanya untuk sekedar mencuci tangan. Begitu selesai, ia mematikan air keran dan lekas beranjak. Saat akan keluar Toilet, ia berpapasan dengan Galang yang tengah menutup mulutnya dengan tangan. Sepertinya ia tak menyadari kehadiran Krishna karna Galang terus berjalan tergesa-gesa. Begitu sampai depan westafel, Krishna memperhatikan Galang sepertinya sedang memuntahkan sesuatu. Krishhna terbelalak. Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri, kalau Galang memuntahkan sesuatu seperti—darah? Nafas laki-laki itu terlihat terengah setelah memuntahkannya.

"Galang lo kenapa?" Tanya Krishna panik.

Galang yang terkejut, tak sempat menghapus bercak darah yang terdapat dibibirnya. Ketika Krishna mendekat, ia menjadi yakin dengan apa yang dilihatnya. Karna hampir separuh westafel telah tertutupi darah itu.

"Lo kenapa?"

Galang tak berniat menjawab. Ia justru malah fokus membersihkan sisa-sisa darah tadi. Takut Krishna merasa jijik. Padahal sama sekali Krishna tak merasa jijik.

"Lang?"

"Kalo lo takut Alice gak tau keadaan gue, lo tenang aja. Dia tau kok. Gue sangat sadar diri, kalau gue gak sempurna buat dia."

Krishna menggeleng. Ini bukan yang dimaksudnya. "Ini bukan soal Alice, tapi Nabila. Lo kan tau kalau Nabila sayang banget sama lo. Kalo dia liat lo begini gimana? Jadi, jawab pertanyaan gue. Lo kenapa?"

Galang menghela napas. Apa Krishna perlu tau? Tapi rasanya ia lelah. Ingin meluapkan pada siapa? Ia tak tau.

"Gue capek, Krish. Tapi disisi lain, orang-orang minta gue bertahan. Gue pengen nyerah, tapi gue mikirin gimana perasaan orang-orang kalo gue gak ada."

"Maksudnya?"

"Gue mengidap kanker perut sama kanker otak."

Jawaban Galang membuat Krishna terdiam seribu bahasa. Ia tak menyangka, Galang yang banyak tingkah ternyata menyimpan luka yang sangat menyakitkan. Bagaimana perasaaan Nabila jika gadis itu tau ini?

"Nabila tau?" Tanya Krishna hati-hati.

"Dia gak tau. Dan jangan sampe dia tau."

"Kenapa?"

Galang menatap Krishna lekat. "Selama ini, gue selalu nyimpen semuanya. Supaya saat kematian gue nanti, gak banyak yang tau. Gue gak mau semua orang sedih karna gue. Tapi mereka malah tau dengan sendirinya."

"Lo ngomong apaan sih? Omongan lo serem tau gak?"

"Ya, kenyataannya begitu. Bentar lagi gue mati."

"Lang!" Krishna emosi. Ia kesal Galang dengan mudahnya membicarakan kematiannya sendiri.

Drett...

HP Krishna seketika bergetar. Rupanya itu Chatting dari Nabila. Gadis itu telah menungguinya.

"Itu Nabila, kan?" Tebak Galang dan tepat sasaran. "Temuin dia aja. Tapi gue pesenin lagi satu hal. Nabila jangan sampe tau."

"Gini aja, deh. Nanti malam, temuin gue di Gudang Kosong Jalan xxx jam 7. Nanti kita omongin lagi disana. Ya, supaya privasi lo terjaga juga." Ajak Krishna.

Bukan apa-apa. Krishna hanya ingin menyadarkan Galang, kalau laki-laki itu sangat berharga bagi setiap orang yang dekat dengannya. Melihat Galang yang putus asa seperti ini, membuat Krishna seperti merasa itu bukan Galang.

Galang yang pasrah, ia hanya mengangguk saja. Mungkin dengan Krishna, ia akan mengungkapkan semua yang dirasakannya. Kenapa tidak pada Kenan saja Galang mengungkapkannya? Galang hanya merasa, ia sudah banyak merepotkannya.

Tanpa keduanya ketahui, ada yang diam-diam mendengar percakapan itu. Seketika sosok itu menyeringai. Seolah ia telah menemukan mangsanya.

"Liat aja lo Galang. Gue bakal menghancurkan hidup lo. Mungkin ini akan mempercepat kematian lo." Ucap sosok misterius itu kemudian beranjak pergi.

Begitu berada ditempat sepi, sosok itu membuka HPnya dan bergegas menelfon seseorang. Begitu telepon tersambung.

"Malam ini, kalian ada tugas. Cegah Krishna jangan sampai dia datang ke Gudang Kosong yang ada di Jalan xxx jam 7 malam. Buat Krishna babak belur di Jalan xxx, sebelum dia sampai ke Gudang Kosong itu. Dan pastikan saat kalian menghajar Krishna, dengan keadaan di tempat sepi dan jangan ada yang tau. Termasuk Krishna sendiri, jangan sampe dia tau wajah kalian."

***

Malam ini, Krishna menyetir mobil menyusuri jalanan ramai. Ia memenuhi janjinya untuk menemui Galang malam ini. Krishna hanya tak menyangka kalau Galang sesakit itu. Bukan hanya satu orang, melainkan akan banyak orang yang sedih jika anak itu kenapa-napa. Termasuk Alice—sahabatnya, dan Nabila—pacarnya. Kebetulan juga, Krishna kenal orang terdekat yang merupakan spesialis kanker. Mungkin ia bisa membantu Galang dengan itu.

Ketika memasuki Jalan xxx, suasana seketika mencekam. Mungkin karna sepi, makanya mencekam. Tapi Krishna tak gentar. Toh ia bukan penakut. Namun, kini mobilnya terpaksa terhenti. Pasalnya, ada sekelompok orang datang yang menghadang. Lekas mereka mengetuk-ketuk kaca mobil dan meminta Krishna keluar. Terpaksa Krishna keluar mobil tanpa tau bahaya apa yang telah mengancamnya.

Begitu Krishna diluar, tanpa aba-aba ia menerima pukulan. Krishna yang belum siap akhirnya terhuyung ke belakang. Kini semua orang itu datang mengeroyokinya. Krishna awalnya masih bisa melawan. Tanpa sengaja, ia melepas penutup wajah salah satu komplotan itu. Karna panik, orang yang wajahnya terbuka itu mengambil batu dan memukulnya ke bagian pelipis Krishna. Hingga akhirnya Krishna terkapar lemah di Jalanan.

Awalnya komplotan itu berniat akan melanjutkan pengeroyokan itu, namun suara sirine polisi datang membuat mereka semua melarikan diri. Beberapa mobil polisi mengejar, sementara satu mobil polisi mendekati Krishna guna membantunya. Seorang polisi dan salah satu orang keluar dari mobil itu. Dia adalah Nathan.

"Krish! Bangun lo." Ucapnya sambil menepuk-nepuk pipinya berharap si empu tersadar. Namun hasilnya nihil. Akhirnya, Krishna segera dilarikan ke Rumah Sakit.

***

Next...

Maaf kalo makin gak jelas ceritanya😅

GALANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang