Kembali

24 4 0
                                    

"Galang! Lo dari mana aja?"

Begitu melihat Galang datang di Kelas, Nabila langsung menghambur memeluk Galang. Keseimbangan Galang sempat tergoyah tadi karna pelukan Nabila yang begitu mendadak, tapi ia segera menahannya agar tidak terjatuh berdua nantinya.

Dalam pelukan Galang, Nabila menangis. Sejak kemarin perasaannya sangat kalut. Kehilangan Galang seolah membuatnya kehilangan arah. Dulu saat masih kecil, ketika Nabila diganggu oleh orang lain, Galang selalu pasang badan untuk membela dan melindunginya. Galang selalu membuatnya merasa aman. Tanpa Galang, Nabila seperti merasa was was. Itulah alasan mengapa Nabila selalu butuh Galang. Tanpa sadar, perasaan itu masih ada sampai sekarang.

Hilangnya Galang kemarin membuatnya tak karuan. Kekhawatiran dan ketakutan terus membuncah. Memikirkan hari-hari tanpa Galang membuat Nabila pusing tujuh keliling. Bagaimana jika itu benar-benar terjadi? Nabila bahkan tak mau berpikir sampai sana.

"Gue gapapa, Bil." Ucap Galang begitu tenang. Setenang - tenangnya.

Melihat itu, diam - diam Krishna dilanda cemburu. Tapi ia berusaha mengerti pada keadaan. Bagaimanapun juga, Nabila lebih dulu mengenal Galang daripada dirinya.

Sadar akan sikap Krishna, Galang melepaskan pelukannya perlahan. Nabila masih sesegukan. Galang hanya bisa mengelus rambut hitam Nabila. Sementara gadis itu mengusap air matanya. Ia manatap pada Galang.

"Lo darimana?" Tanya Nabila lembut. Sepertinya gadis itu sudah kehilangan energinya hanya untuk sekedar mengomeli laki-laki yang dihadapannya ini. Rasa khawatir lebih dominan daripada rasa marahnya.

"Gue pingsan dan ada yang nolongin gue. Selama tiga hari gue gak sadarkan diri."

Raut wajah Nabila seketika panik. "Tapi lo gapapa, kan?"

Galang mengangguk. "Gue gapapa. Lo bisa liat sendiri, kan? Gue ada dihadapan lo sekarang."

Nabila kembali menangis dan sialnya Galang merasa bersalah. Ia tak mau membuat Nabila khawatir. Ia tak sepenuhnya berbohong karna itu faktanya. Galang pingsan karna habis berkelahi dengan Willy dan ditolong oleh Putra. Kalau tidak ada Putra, ia pun tak bisa membayangkan apa yang akan terjadi padanya. Tak menutup kemungkinan Putra pun sebenarnya mengetahui penyakit Galang. Mengingat Galang pingsan juga karna penyakitnya kambuh. Begitu bangun, ia sudah merasa lebih baik yang artinya Putra sudah mengobati kambuhannya.

"Dah. Lo jangan nangis! Jangan bikin gue ngerasa bersalah!" Ucap Galang lembut.

Bukannya berhenti nangis, Nabila malah memukul lengan Galang yang membuat laki - laki itu meringis. Si Nabila kenapa, sih?

"Lo emang harusnya merasa bersalah karna lo ngilang gitu aja!" Sewot Nabila.

Sepertinya gadis itu mulai meluapkan kemarahannya. Galang memutar bola matanya malas. Jujur, semalam ia sudah mendapatkan banyak petuah dari Kenan dan Rebecca. Jika harus mendengar banyak petuah dari Nabila lagi, ia benar - benar malas sekarang.

"Ga usah banyak ngomel deh! Semalam gue udah abis diomelin. Kalo gue harus nerima omelan lo lagi, eneg gue lama - lama." Ketus Galang.

Nabila hanya terdiam. Baginya, kembalinya Galang sudah membuatnya tenang. Mungkin memang seharusnya ia tak memarahi Galang. Nabila takut, kalau ia memarahi Galang justru akan membuat anak itu menghilang lagi.

"Iya. Gue gak akan ngomelin lo. Tapi jangan diulangin lagi ya!"

Galang mengangguk sambil tersenyum. Akhirnya ia bisa bebas dari omelan Nabila.

Setelah urusan Galang dan Nabila selesai, Ciko dan Ridwan mulai mendekat. Tanpa babibu, keduanya langsung memeluk Galang erat. Seolah kalau renggang sedikit saja, Galang akan menghilang lagi.

"Lo berdua kenapa?" Heran Galang.

"Lo gak ngerti banget sih? Sebagai sahabat, kita pasti khawatir." Ucap Ciko yang telah melepaskan pelukannya. Ridwan pun juga melepaskannya.

"Hooh. Kita juga kangen sama lo." Sahut Ridwan.

Sama seperti Nabila, mereka tak ingin marah - marah pada Galang. Ketakutan mereka sama.

Galang tersenyum. Ia senang dikeliling oleh orang baik seperti mereka. Galang segera merangkul keduanya.

"Sekarang, gue udah balik. Kita mau ngapain? Mabar? Sepulang Sekolah?" Tawar Galang guna mencairkan suasana.

Tawaran Galang barusan membuat Ciko dan Ridwan sadar akan sesuatu.

"Temen mabar lo itu, Nathan bukan?"

Mendengar pertanyaan Ciko barusan, Galang melirik pada Nathan. Dikursinya Nathan terlihat tersenyum mengetahui maksud lirikan Galang itu.

"Iya." Jawab Galang pada Ciko. "Lo mau ikut gak?" Tanyanya pada Nathan.

"Ok!"

Melihat keakraban Nathan dan Galang secara langsung, membuat Ciko dan Ridwan semakin percaya kalo Nathan dan Galang memanglah dekat.

"Gue ikut juga!" Pinta Ares.

***

"Gimana? Lo seneng kan?"

Saat ini, kedua insan yang tengah dimabuk cinta itu berdiri di sebuah taman. Hari sudah Sore. Dan mereka tak sedang menggunakan seragam Sekolah yang artinya mereka memang sudah pulang Sekolah.

Mendengar pertanyaan itu, Nabila tersenyum. Diraihlah tangan laki - laki yang ia cintai itu.

"Iya. Makasih ya! Lo udah bawa gue kesini. Makasih juga, karna lo udah bantu gue cari Galang."

Krishna memandang tangan Nabila yang berada ditangannya. Sentuhan lembut Nabila membuatnya candu. Senyuman terukir di bibir laki - laki itu. Ia merasa bahagia didekat Nabila.

"Lo ga usah berterima kasih. Lo pacar gue. Udah seharusnya gue bikin lo bahagia."

Nabila terharu. Ia segera memeluk laki - laki itu dengan cinta. Krishna membalas pelukan itu.

Walaupun kerap kali merasa cemburu pada Galang, tapi Krishna yakin kalau gak ada perasaan suka antara Nabila dan Galang. Keduanya adalah sahabat. Dan selamanya akan seperti itu.

Krishna merasa dejavu. Bukan tentang hubungannya dengan Mikayla. Melainkan hubungan Nathan dan Kyla dulu. Karna dulu Kyla selalu curhat kalau Kyla sering cemburu pada Mikayla yang merupakan sahabat Nathan. Tapi ia selalu menasehati Kyla kalau Nathan dan Mikayla hanya sahabat. Ternyata sekarang, ia merasakan apa yang dirasakan Kyla dulu. Kenapa dulu ia tak cemburu pada Nathan yang merupakan sahabat Mikayla, saat ia berpacaran dengan Mikayla dulu? Mungkin memang cintanya pada Mikayla tak sebesar cintanya pada Nabila sekarang. Jadi, seperti apa yang ia nasehatkan pada Kyla, Krishna harus konsisten sekarang. Yaitu bersikap dewasa menerima persahabatan Galang dan Nabila.

***

Next...

Sebenarnya, aku selalu ngerasa merinding kalo lagi baca ulang bagian pacarannya itu. Mungkin efek samping dari gak pernah pacaran aja kali, ya😅 jadinya gitu. Tapi mau gimana lagi? Namanya juga genre teenfiction, gak jauh-jauh dari kisah percintaan remaja.

Misalkan ada yang nanya,

1. Kok book "Galang" ketikannya belum rapi? Rapihan book yang lain?

Jawabannya, karna Book ini adalah book pertama aku di Wattpad, setelah 3 tahun aku berhenti nulis Wattpad. Jadi masih agak kagok juga.

2. Kenapa book ini gak direvisi?

Jawabannya, sengaja. Buat perbandingan antara book aku yang sekarang, sama book aku yang kedepannya. Membandingkan, apakah kemampuan menulis aku meningkat atau masih stuck.

Btw, makasih ya yang udah ngikutin book ini🥰 bisa sampe 1k pembaca aja, udah bikin aku seneng banget🥰

GALANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang