Kencan Pertama

12 5 0
                                    

Alice menatap dirinya sendiri di cermin. Hari ini adalah hari Minggu. Sesuai janji, ia dan Galang akan jalan. Itu artinya akan menjadi kencan mereka yang pertama setelah mereka berpacaran. Sejak tadi, ia tak bisa menghentikan senyumannya.

Ceklek...

Alice menoleh. Rupanya sang mama yang menyembulkan kepalanya di pintu.

"Alice, ada yang dateng!" Mendengar ujaran sang mama, Alice langsung bersiap. Sesekali ia melirik cermin guna memastikan penampilannya sudah sempurna.

"Cantik banget. Mau kemana, sih?" Tanya mama menggodainya.

Alice menggeleng sambil tersenyum. "Gak tau. Galang yang ajak aku."

"Oh, jadi cowok ganteng itu namanya Galang. Yang waktu itu nganterin kamu pulang, kan?"

Alice mengangguk membenarkannya.

"Kamu pacaran sama dia?"

Lagi-lagi Alice mengangguk.

"Ya udah hati-hati sana! Bilang, jangan kebut-kebutan."

Sang mama pun mengantarkan Alice sampai Ruang Tamu dimana Galang sudah menungguinya. Ya, tadi sebelumnya mama Alice sudah mempersilahkan Galang masuk.

Galang terkesiap. Ia begitu terpukau dengan kecantikan Alice. Sampai-sampai ia tak bisa berkata-kata.

"Diliatin mulu anak tantenya. Cantik ya?"

Galang tersadar. Ia menggaruk tengkuknya malu. "Iya."

"Mama ih." Alice pun merasa malu.

Sang mama tersenyum. Ia senang melihat putri semata wayangnya ini terlihat bahagia. "Ya udah. Galang, tante titip Alice ya! Tolong jagain dia."

Galang membentuk gestur hormat. "Siap tante!"

"Kalo gitu Alice berangkat, ma." Alice menyalimi sang mama begitupun Galang yang juga ikut salim.

"Hati-hati, ya!"

Keduanya mengangguk. Lagi-lagi sang mama mengantarkan mereka sampai depan dimana motor ninja Galang terparkir. Galang menaiki motornya lalu menyalakan mesin. Selanjutnya Alice pun mengambil posisi duduk di jok belakang Galang. Tak lupa kini tangannya tak malu-malu untuk melingkar di perut Galang.

"Kita berangkat tante." Ujar Galang.

"Pulangnya jangan malem-malem, ya!" Pesan sang mama.

"Iya." Jawab Alice.

Kini motor yang membawa keduanya berjalan. Sang mama memperhatikannya sampai mereka hilang dari pandangan si mama. Setelah jauh, mama kembali masuk kedalam Rumah.

***

Setelah melakukan perjalanan yang cukup jauh, kini keduanya telah sampai tujuan.

"Karna aku belum sarapan, kita makan disini dulu." Ujar Galang setelah menghentikan motornya.

"Kebetulan juga. Aku sama belum makan. Karna mikirnya, aku makan bareng kamu."

Galang tersenyum. "Pastinya dong! Dan kamu aku traktir."

Tentu saja Galang berharap Alice belum sarapan. Karna ia memang sudah merencanakan sesuatu.

Kini keduanya masuk kedalam sebuah Restoran minimalis namun terkesan mewah. Begitu masuk, Alice bisa merasakan kemewahan itu. Pikir Alice pasti mahal. Kenapa Galang membawanya kesini? Ia jadi merasa merepotkan Galang karna ditraktir di Restoran yang mahal.

"Kok sepi, ya? Ini jamnya operasi, kan? Seharusnya udah rame. Apalagi ini hari minggu." Alice merasa bingung.

Tentu saja Alice berpikikir begitu. Misalkan karna Restoran mahal sekalipun, pasti akan tetap ramai. Orang kaya itu banyak. Jadi tak mungkin Restoran sekeren ini sepi pengunjung. Kecuali kalau Restoran itu tak berada di Lokasi yang strategis atau mungkin masakannya tidak enak, baru tidak ramai. Bahkan kalau berada di Lokasi yang tidak strategis sekalipun kalau viral pasti akan ramai. Selama masakannya itu enak.

GALANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang