Alice berjalan menuju Kelas Galang dengan kegamangan hati memikirkan ucapan Sisca tadi. Sebenarnya ada apa ini? Ingin bertanya pada Galang, Alice tak berani. Tapi ia rasa dirinya harus tau. Kini gadis itu melangkah dengan cepat. Baru saja ia akan masuk Kelas 10 IPA 2, dirinya terkejut melihat Galang bersama Ridwan, Ciko, dan Kenan didalam sana. Alhasil, Alice memilih menunggu daripada mengganggu obrolan mereka.
"Emangnya lo gak kasian sama Alice? Kalo dia khawatir gimana?" Tanya Kenan yang terdengar seperti teguran.
Merasa namanya disebut, Alice menajamkan pendengarannya.
"Justru karna gue takut dia khawatir, makanya gue gak bawa obat. Entar kalo dia liat gue minum obat, dia khawatir." Keukeuh Galang.
"Tuh kan. Dari tadi nih anak keras kepala. Ya udah, lo gak usah jalan sama Alice. Mau kelayapan, tapi gak bawa obat." Kesal Ciko mengacak rambutnya frustasi.
"Enak aja. Gue udah janji sama dia." Sanggah Galang.
"Gini, Lang. Gue ijinin lo jalan kalo lo mau bawa obat. Gak mau? Gue larang lo jalan." Ucap Kenan penuh ketegasan.
Galang menghela napas lelah. Gini nih, kalo banyak yang tau soal penyakitnya. "Iya gue bawa." Putusnya.
Mendengar itu ketiganya menghela napas lega. Dari tadi, kek.
"Tapi lo minum, loh. Jangan cuma dibawa aja." Sahut Ridwan yang sepertinya mengetahui akal bulus Galang.
Galang memutar bola matanya malas. "Iya."
"Bukan apa-apa, Lang. Perkara kanker otak sama kanker perut itu bukan hal yang main-main." Ujar Kenan lembut membuat Alice diluar sana menutup mulutnya tak percaya? Jadi Galang?
Tanpa sadar airmatanya menetes. Kenapa selama ini Galang menyembunyikannya? Jadi ini maksud Sisca? Kenapa harus Galang yang seperti ini?
Ting
Ada notifikasi yang masuk di HP Galang. Dengan segera ia mengecek notifikasi itu.
Aku tunggu kamu di Parkir.
Di motor kamu.Seketika senyum Galang merekah melihat pesan itu. Ya, itu dari Alice yang langsung memutuskan ke Parkiran.
Iya.
Dengan cepat Galang membalas. Setelah itu ia berpamitan dengan semangat.
"Dah, gue duluan. Alice udah nungguin gue."
Ketiganya mendelik. Giliran soal Alice aja, semangat.
"Dasar bucin, lo." Cibir Ridwan.
"Biarin! Emangnya kalian. Belum punya cewek." Ledek Galang sambil menjulurkan lidah. Setelah itu Galang berlalu. Sedangkan Kenan dan Ciko terkekeh melihat interaksi Galang dan Ridwan. Mereka pun juga beranjak pulang.
***
"Hai. Udah lama nunggu?" Sapa Galang pada Alice yang sejak tadi bersandar di motornya.
Ditanya seperti itu Alice menggeleng. "Nggak, kok. Baru sampe."
Ya iyalah, Alice tadi nguping dulu.
"Ya udah, yuk berangkat!" Ajak Galang bersemangat.
Sambil tersenyum Alice mengangguk saja.
Alice menyingkir dari motor Galang, sedangkan Galang memutar posisi motor terlebih dahulu sebelum menaikinya. Setelah dirasa arahnya benar, barulah Galang menaikinya. Memasang kunci dan menstarternya. Mesin pun menyala. Tanpa aba-aba, Alice menaikinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GALANG
Подростковая литератураGalang si cowok ganteng, namun kehidupannya yang tak seindah rupanya. Percintaannya kerap kali tak berjalan mulus, begitupun hidupnya. Menyembunyikan semua kesakitannya. Nabila yang selalu menolak cintanya, dan Mikayla yang selalu mengusik hidupnya...