Chapter 21 - Flirty Dokja

671 87 36
                                    

Yeong Dal Mi tersenyum sendiri setelah membaca notifikasi dari 'Sistem,' iblis yang mengajaknya membuat kontrak dan awalnya ingin menipunya.

Yeong Dal Mi senang, sangat senang. Akhirnya dia bisa pulang ke pelukan hangat Kim Dokja.

***

Kim Dokja menjadi jauh lebih protektif terhadap Yeong Dal Mi semenjak insiden 'itu.' Atau mungkin, terlalu protektif. Ia mulai memperlakukan Yeong Dal Mi layaknya permaisuri, dan Kim Dokja adalah pengawalnya.

Hal itu membuat Yoo Joonghyuk agak sebal, sebab seharusnya mereka fokus untuk menyelesaikan skenario— lalu segera mengakhiri penderitaan yang ada, membuat dunia menjadi seperti sedia kala.

"Lepaskan tanganku, Dokja. Tanganku mulai pegal." Yeong Dal Mi menarik-narik lengan bajunya.

"Tidak. Bagaimana jika sekali aku melepaskanmu, dan kau hilang dimakan Joonghyuk? Aku tidak ingin kehilangan dirimu lagi." Kim Dokja berkata dengan galak.

"Aku tidak minat dengan gadis yang merepotkan sepertinya." Yoo Joonghyuk menatapnya dengan lebih garang.

"Buktinya kau terus-terusan menerornya semenjak awal bertemu, tuh?" Kim Dokja menjawab, memutar malas bola matanya.

Dari awal, ialah satu-satunya orang yang tahu kalau alasan mengapa Yoo Joonghyuk sangat terobsesi dengan keberadaan Yeong Dal Mi sejak pertama kali bertemu adalah karena sebuah ramalan; dari buku yang ditulis oleh salah seorang Dewa Yunani kuno. Dan alasan yang kedua, Yoo Joonghyuk ingin memanfaatkan Yeong Dal Mi yang dari awal bertemu sudah dikiranya sebagai 'Prophet.'

"Itu cuma karena dia mengganggu jalanku, aku takut dia akan mengacaukan seluruh regresiku. Kau jangan salah paham."

"Oh? Rupanya seorang Yoo Joonghyuk bisa takut?" Kim Dokja berkata dengan sarkastik, yang dijawab tatapan maut oleh Yoo Joonghyuk.

Kini Kim Dokja menggenggam pergelangan tangan yang agak veiny milik Yeong Dal Mi lebih erat dari sebelumnya.

"Bisa diam tidak? Rasanya kau makin hari semakin gila, ah." Yeong Dal Mi mengejek.

"Tentu saja, aku gila karena cintamu." Kim Dokja mengedipkan matanya, terkekeh pelan.

Sontak Yeong Dal Mi memukul Kim Dokja dengan kuat sampai membuat sang empu meringis kesakitan, pipinya sangat panas dan seketika menjadi merah merona. Benar, love-language kekasih Kim Dokja itu adalah Physical Attack. Yaitu menyalurkan kasih sayang dengan cara menganiayanya tiap hari, tiap detik.

"Dokja, berhentilah berbicara omong kosong dan mulai fokus pada skenario!" Yeong Dal Mi memalingkan pandangan, meremas tangan milik Kim Dokja dengan kuat sebagai pelampiasan dari rasa malu malunya.

"Pipimu panas, tuh. Rasanya ingin langsung 'ku makan." Kim Dokja tertawa lepas, mencubit pipi chubby milik kekasihnya.

"Aaah!" Yeong Dal Mi kembali memukulnya, semakin tersipu malu.

[Konstelasi 'The Darkness' bergumam: "Lucunya," sembari memukul layar.]

[Beberapa konstelasi yang mengidap penyakit Jones menghela nafas.]

Yoo Joonghyuk yang sedari tadi menyaksikan kedua orang alay yang seperti baru dimabuk cinta tersebut. Ia hanya memasang ekspresi datar, dan lebih datar dari waktu ke waktu.

Ia muak.

"Sialan kalian, membuat gendang telingaku pecah." Yoo Joonghyuk mengumpat sekeras-kerasnya, masih dengan nada dingin.

"Salahkan saja Dokja!" Yeong Dal Mi membalas masih dengan pipi yang memerah, tak ingin kalah.

"Kok malah aku?" Ia tertawa lepas, lagi-lagi mencubit pipi gembul gadis tersebut selayaknya mainan pereda stress.

Kim Dokja dan Yeong Dal Mi— mereka tidak menyatakan perasaan cinta satu sama lain secara langsung, tetapi mereka sudah tahu perasaan masing-masing. Rasanya aneh, tetapi nyata.

Dan yang lebih anehnya, mereka sekarang resmi menjadi sepasang kekasih, Kim Dokja jelas akan mengakuinya tanpa malu atau ragu-ragu.

***

Minggu ini terasa melelahkan, banyak hal sedih, senang dan dramatis yang terjadi sampai-sampai membuat mental dan fisik Yeong Dal Mi tak kuat jika tidak ada skill-skill penolong. Namun, akhirnya semua kerja keras mereka terbayarkan karena Dokkaebi Bihyeong akhirnya memberikan jatah istirahat untuk mereka semua untuk bersiap-siap untuk skenario selanjutnya. Bihyeong tidak ingin pemeran penting di channelnya mati karena kelelahan. Tentu saja, Bihyeong menyiapkan tenda untuk para orang yang selamat, dan yang terakhir menonaktifkan channel untuk sementara demi menjaga privasi dibalik layar.

Kim Dokja didalam tenda bersama pacarnya— maksudnya, calon istrinya, Yeong Dal Mi. Dia merasa sangat puas karena bisa merasakan tubuhnya yang empuk, lembut, dan juga kenyal. Seperti setumpuk kue Mochi yang menempel saat Yeong Dal Mi memeluknya balik. Kim Dokja tersipu malu melihat wajah mengantuk milik Yeong Dal Mi.

Dia benar-benar tidak bisa membayangkan hidupnya tanpa gadis itu.

Dia sudah terkena penyakit fatal dimana pengidapnya merasa tergila-gila, logika amburadul total, kupu-kupu berterbangan di dalam perut, dan detak jantung yang bergejolak naik turun.

"Kau sangat indah, apalagi saat kau mengantuk seperti ini." Tawa kecil Kim Dokja memenuhi pendengaran Yeong Dal Mi, melihat wajah sang kekasih yang sedang berada di atas dadanya.

"Mhm, berisik. Aku masih lelah, tahu." Yeong Dal Mi menatap sekilas mata Kim Dokja, menyembunyikan wajahnya dalam dada milik pria tersebut.

Mereka berdua bisa dibilang sangat romantis, bahkan lebih romantis dibalik layar. Apalagi di balik selimut.

Tetapi, terkadang masih saja bertengkar karena dua-duanya sama-sama keras kepala, memiliki opini yang kuat dan tak bisa diganggu gugat.

"Hey, bagaimana jika aku tidak bisa bertahan sampai akhir skenario denganmu?" Kim Dokja tiba-tiba beralih ke topik pembicaraan yang berat.

"...Jangan aneh-aneh, kau pasti bisa bertahan sampai akhir, sampai dunia ini kembali seperti dulu. Jangan lakukan hal-hal bodoh yang bisa merenggut nyawa." Nada bicara Yeong Dal Mi dari mengantuk pun berubah.

"Kau sudah tahu rasanya kehilangan, dan aku sudah banyak kehilangan. Mari kita saling mengerti perasaan satu sama lain, dan lakukan yang terbaik untuk bertahan, karena bertahan lebih sulit dibanding mendapatkan."

Yeong Dal Mi mengalihkan pandangannya, memeluk tubuh Kim Dokja lebih erat dan hendak kembali tidur.

Sebelumnya, pria itu merasa seperti dia bisa melakukan apa saja untuk gadis ini, dia merasa seperti bisa mengorbankan seluruh hidupnya untuknya. Tapi kemudian dia memikirkannya lagi, lalu dia sampai pada suatu kesimpulan yang dia yakini baik untuk kedua pihak.

Kim Dokja menyadari bahwa dia tidak ingin hanya menjadi orang yang protektif, dia tidak ingin mencintai Yeong Dal Mi dengan cara yang egois, dia ingin mencintainya dengan cara yang juga bisa membuatnya bahagia.

"..." Kim Dokja dibuatnya terdiam sejenak.

"Dal Mi." Ia kembali bersuara lagi, namun dengan pelan dan hati-hati, tidak ingin si kucing garong terganggu.

"Apa?" Yeong Dal Mi menguap, tidak ingin menatap kekasihnya jika ia hanya akan bertanya pertanyaan bodoh lagi.

"Berjanjilah padaku kalau kita akan menikah setelah semua ini berakhir."

𝐁𝐎𝐑𝐍 𝐓𝐎 𝐒𝐔𝐑𝐕𝐈𝐕𝐄. ᴷⁱᵐ ᴰᵒᵏʲᵃ ˣ ᴿᵉᵃᵈᵉʳTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang