"..." Kim Dokja menatap Yeong Dal Mi, masih dengan tatapan yang mencurigainya.
Yeong Dal Mi dan Kim Dokja bertatap-tatapan selama beberapa detik sebelum pada akhirnya secara bersamaan keluar dari supermarket, melangkahkan kaki menuju stasiun bawah tanah.
Sepanjang perjalanan, tidak ada dari mereka yang membuka obrolan terlebih dahulu. Mereka berdua hanya fokus untuk memenuhi tujuan mereka sekarang, yaitu mencari pintu stasiun bawah tanah yang masih terbuka.
***
Yeong Dal Mi dan Kim Dokja saling bertatap mata saat mendengar seseorang memanggil mereka, ternyata salah satu gerbong stasiun Geumho ada masih terbuka.
Yeong Dal Mi dan Kim Dokja kemudian bergegas untuk memasuki stasiun Geumho. Setelah mereka memasuki bagian bawah dari stasiun, bisa terlihat kalau beberapa pria berbadan besar yang menutup stasiun Geumho.
Tring!
[Anda telah memasuki area aman]
Yeong Dal Mi memandang notifikasi yang muncul pada window miliknya sejenak.
Ia memperhatikan sesuatu, kalau udara beracun dari luar tidak bisa masuk ke dalam area yang aman.
Ini juga takkan bisa dijelaskan secara logika atau... apa pun itu yang berhubungan dengan sains.
Karena kini ia sudah berada di dunia lain, yaitu dunia dimana logika sirna dan seluruh penjelasan ilmiah menjadi tak masuk akal jika harus menjadi suatu penjelasan.
Begitu mereka berdua menuruni anak tangga, semua orang melihat mereka dengan mimik wajah terkejut. Terkejut akan kehadiran Yeong Dal Mi dengan membawa sekantong makanan yang besar, apalagi bersama Kim Dokja. Begitu juga dengan reaksi Yoo Sangah, Han Myungoh, Lee Hyunsung dan Lee Gilyoung yang menjadi saksi Yeong Dal Mi terjatuh kedalam arus sungai Han, lalu terbawa arus dan hilang ditelan oleh ombak.
"Ah, aku benci mata-mata yang memandang itu." Yeong Dal Mi berbisik lirih, hampir tidak terdengar oleh Kim Dokja. Hampir.
Yeong Dal Mi menghentikan pandangannya pada orang-orang yang berkumpul dan nampak kelaparan. Benar. Semua orang disana nampak kekurangan makanan dan sangat amat membutuhkan makanan, tetapi sungkan untuk meminta karena Yeong Dal Mi menatap mereka dengan tatapan mengintimidasi, membuat mereka langsung mengurungkan niat. Yeong Dal Mi tak sedikit pun menyadari tatapannya mengintimidasinya yang telah ia lontarkan, sama sekali tidak menyadarinya.
Yoo Sangah, Lee Hyunsung dan Lee Gilyoung memperhatikan sang gadis yang membawa kantong besar berisi banyak makanan tersebut masih dengan mimik wajah terkejut, heran... sebelum Kim Dokja membuka suara.
"Ah... sebelumnya terima kasih karena sudah menyelamatkan aku," Kim Dokja menatap Yeong Dal Mi, lalu tersenyum hangat dan melanjutkan kalimatnya, "Yah... walau harus melempar tubuhku ke stasiun Geumho."
Kim Dokja kemudian tertawa sarkastik, Yeong Dal Mi yang mendengar Kim Dokja berkata begitu hanya bisa tersenyum manis, memperlihatkan Gummy Smile miliknya yang membuat semua orang yang melihatnya terkesima; sesaat melupakan kalau dunia ini sedang kiamat.
Yeong Dal Mi bahkan tidak menyadari kalau Kim Dokja sedang berkata sarkastik padanya, maka dari itu ia malah tersenyum.
Yeong Dal Mi menatap Yoo Sangah, Lee Hyunsung, dan Lee Gilyoung secara bergantian; menyadari tatapan mereka yang heran sekaligus masih agak terkejut. Mengapa dia bisa hidup? Mungkin itu adalah pertanyaan yang memenuhi isi kepala mereka sekarang.
"Kalian pasti terkejut dan bertanya-tanya mengapa aku bisa hidup?" Tanya Yeong Dal Mi sembari tersenyum miring.
"Ah, namun sebelum itu aku harus memperkenalkan diriku," Yeong Dal Mi agak menggantung kalimatnya, lalu tersenyum lebar lagi. "Namaku Yeong Dal Mi. Yeong berarti Tangguh, dan Dal Mi berarti Pahlawan," kata Yeong Dal Mi yang kemudian menjabat tangan mereka satu persatu, sampai giliran ia harus menjabat tangan Kim Dokja.
Kim Dokja agak memerah sedikit ketika mengingat kejadian ketika Yeong Dal Mi menggendongnya ala bridal style, namun Kim Dokja segera menepis pikirannya tersebut dan fokus pada orang yang tangannya ia jabat saat ini.
"Pahlawan yang tangguh, ya? Baiklah, Dal Mi. Aku Kim Dokja, Dokja artinya anak tunggal, tetapi juga berarti 'pembaca.' Aku-"
Yeong Dal Mi mendadak memotong perkataan Kim Dokja, dan tertawa kecil. "Pembaca tunggal? Apa yang kau baca?" Ucap Yeong Dal Mi membuat Kim Dokja terkejut, matanya membelalak tetapi kemudian tertawa.
"Ahahah, kau bisa saja, Dal Mi! Apa kau selalu bercanda seperti ini dengan orang yang baru kau kenal?" Tawa sarkastik Kim Dokja menggelegar, tawanya keras tetapi kedengaran gugup membuat Yeong Dal Mi tersenyum miring.
Kim Dokja tidak menjawab pertanyaan Yeong Dal Mi, ia melihat pada kantong plastik besar yang berisi banyak makanan di dalamnya.
"Apa yang akan kau lakukan dengan itu? Maksudku, apakah kau akan menyimpannya untuk dirimu sendiri, atau merencanakan sesuatu?" Kim Dokja menatap Yeong Dal Mi dengan penasaran.
Kim Dokja terlihat sangat penasaran, apa yang ada dalam pikiran wanita seperti Yeong Dal Mi ini?
Apakah dia merencanakan sesuatu yang baik? Ataukah buruk?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐎𝐑𝐍 𝐓𝐎 𝐒𝐔𝐑𝐕𝐈𝐕𝐄. ᴷⁱᵐ ᴰᵒᵏʲᵃ ˣ ᴿᵉᵃᵈᵉʳ
Fiksi Penggemar"𝘚𝘶𝘳𝘨𝘢 𝘢𝘥𝘢𝘭𝘢𝘩 𝘵𝘦𝘮𝘱𝘢𝘵 𝘥𝘪 𝘥𝘶𝘯𝘪𝘢 𝘬𝘦𝘵𝘪𝘬𝘢 𝘢𝘬𝘶 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢𝘮𝘶, 𝘩𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢𝘮𝘶. 𝘋𝘰𝘬𝘫𝘢." ༺。° .ᘛ𓆩𔘓𓆪ᘚ. ° 。༻ Dia, sang pembaca, tidak ingin Kim Dokja terjatuh dalam koma seperti pada novel yang dibac...