Chapter 11 - Love, Maybe

628 109 31
                                    

Hhieeekk!

Darah mulai berceceran dimana-mana. Salah satu tikus tanah yang besar meraung pada mereka.

Yeong Dal Mi langsung menyerangnya dengan membabi buta, membuat yang membuat yang melihatnya menjadi takut. Kecuali Kim Dokja yang sudah akan menduga sifat brutal Yeong Dal Mi.

***

"Hhahh..."

Tikus tanah yang memasuki pertahanan mereka cukup cerdik. Setelah membuat tim milik Kim Dokja terpisah-pisah, mereka segera mengincar lawan yang kelihatan paling lemah dengan insting berburu mereka.

Yeong Dal Mi memperhatikan Yoo Sangah yang membantunya menusukkan pedang pada tubuh tikus tanah, begitu juga dengan Lee Gilyoung yang ikutan memukul-mukul tikus tanah itu dengan tenang.

Tikus itu menggeliat-geliat, dan Yoo Sangah tampak kebingungan, tetapi dia tetap menahan tombak itu dengan tangan lentiknya. Tikus tanah yang sudah kehabisan kekuatan alhasil tumbang ke tanah.

"Terima kasih, Sangah, Gilyoung." Yeong Dal Mi terkekeh pelan saat melihat Yoo Sangah, tidak menyangka Yoo Sangah yang akan membantunya.

"Tidak perlu terima kasih, Dal Mi!" Jawabnya tetap antusias walau pun keringat mengucur di dahinya.

Yeong Dal Mi membelai rambut Lee Gilyoung dengan lembut, sambil mengatakan.

"Kerja bagus, Gilyoung."

Lee Gilyoung, bocah hanya tersenyum sambil tersipu malu saat melihat senyuman Yeong Dal Mi yang sangat membuatnya klepek-klepek.

"Unnie, nanti kalau aku sudah besar aku ingin menikahi unnie," ucap Lee Gilyoung dengan polos. Membuat yang mendengarnya pun terkekeh.

"Oh, tidak, tidak. Kau masih kecil, nak." Kata Kim Dokja sambil tersenyum menatap tubuh kecil Lee Gilyoung.

"Kenapa? Berarti orang dewasa seperti ahjusshi boleh menikahi unnie?"

"Mestinya."

"Kenapa tidak menikahi unnie? Ahjusshi 'kan pernah bilang kalau unnie itu adalah tipe Ah- Hmphh!" Ucapan Lee Gilyoung terhenti karena Kim Dokja tiba-tiba menutup mulut anak itu.

Pertanyaan polos yang dilontarkan oleh Lee Gilyoung membuat Kim Dokja dan Yeong Dal Mi semakin memerah.

Jung Heewon yang melihat tingkah mereka bagaikan dua remaja SMA yang sedang indehoy pun tertawa lepas, sedangkan Lee Hyunsung berusaha menahan tawanya.

Yoo Sangah bangkit dan tertawa kecil pada mereka berdua walau di hati terdalam milik Yoo Sangah merasa agak... cemburu. Namun lebih memilih menyembunyikannya.

"Ah, lupakan saja." Kim Dokja tertawa canggung.

Dia kembali fokus pada tikus tanah, menusuk tikus terakhir yang masih hidup dengan durinya, dan akhirnya suasana di terowongan pun menjadi sangat hening. Hanya ada suara jangkrik dan angin.

Kim Dokja melihat ke sekeliling, dan melihat timnya yang terluka cukup parah. Terkecuali Yeong Dal Mi.

Seiring waktu berjalan, beberapa orang mulai melupakan bagaimana cara Yeong Dal Mi bisa mendapatkan katana bersejarah tersebut, yang sekarang dipakainya.

Namun, Kim Dokja masih mengingatnya. Ia hanya ingin membahas topik ini berdua dengan Yeong Dal Mi saja.

"Kau jago juga, Dal Mi. Berapa ekor tikus tanah yang kau bunuh?"

Dia berusaha mencairkan suasana dengan membuka suara, walau wajahnya masih memerah ketika mengingat apa yang dikatakan oleh Lee Gilyoung barusan.

Yeong Dal Mi melihat ke arah lain saat Kim Dokja menghampirinya, "Aku dapat lima ekor, terakhir dibantu Sangah," Yeong Dal Mi menatap Yoo Sangah, sekali lagi tersenyum.

"Cih. Aku cuma dapat dua ekor!" Jung Heewon berkacak pinggang ketika mendengar laporan Yeong Dal Mi.

"Kalau aku... dapat tiga ekor!" Lee Hyunsung menyaut, ekspresi wajahnya sangat bahagia begitu mengucapkannya.

Sedangkan, harga diri Kim Dokja hancur begitu mendengar jawaban dari Yeong Dal Mi yang mengatakan kalau Yeong Dal Mi membunuh lima ekor. Alias lebih banyak darinya. Mimik wajahnya seolah sedang bertanya-tanya; terlalu kagum.

Ternyata Si Gadis yang brutal ini juga lebih kuat dibanding apa yang dia kira.

"Aku hampir kewalahan menghadapi tikus-tikus itu." Lee Hyunsung menghela nafas, menatap pada senjatanya yang berlumuran darah.

"Yeong Dal Mi, apakah kau memilih konstelasi pendukung? Bagaimana kau bisa menjadi sebegitu kuat, dan lagi... apakah kau punya atribut khusus?" Tanya Kim Dokja dengan hati-hati.

Yeong Dal Mi melihat ke arah lain saat Kim Dokja tiba-tiba menanyainya pertanyaan seperti ini, dia pun berdehem.

"Anu, aku belum mempunyai konstelasi pendukung. Aku tidak tahu hal semacam itu," bohongnya.

"Lalu, atributku... anu..."

Yeong Dal Mi membalikkan badannya, berusaha menghindari tatapan Kim Dokja walau terlalu kelihatan jika dia sedang menghindarinya.

[Beberapa konstelasi mulai mencurigai Anda.]

[Konstelasi 'Secretive Plotter' mensponsori Anda 500 koin untuk menjawab.]

"Sialan ini menyogokku." Batinnya dalam hati.

"Anu, jadi..."

"Um..."

GRROAARR!!

"Aaahh!! Monster!"

Yoo Sangah dengan tiba-tiba menjerit begitu keras saat ada salah satu tikus tanah yang mendekat ke arahnya. Tikus tanah itu berbadan besar, taringnya jika diperhatikan secara mendetail hampir berukuran dua jengkal.

Yeong Dal Mi sempat-sempatnya berpikir bagaimana jika taring itu menusuk pada tubuh manusia? Pasti akan sangat menyenangkan.

"Sangah!" Teriak Kim Dokja saat tubuh Yoo Sangah hampir terhempas karena ulah tikus tanah.

Tidak, tidak. Bukan sekarang saatnya berpikiran acak begitu.

Sekarang suasana menjadi porak poranda dan panik karena kedatangan tikus tanah. Dan dia memanfaatkan kesempatan ini untuk membuat Kim Dokja lupa dengan apa yang barusan dia ingin bicarakan.

Yeong Dal Mi mengeluarkan katana miliknya, berusaha menebas kepala tikus tanah yang berukuran dua kali serigala dewasa. Dibantu dengan Jung Heewon.

Hyaaakkk...!

Grrr...!

Sreekk! Criiing!

Yeong Dal Mi berhasil menancapkan pedangnya pada leher tikus tanah, dan memeluk Yoo Sangah yang hampir terjatuh ke tanah.

"Kyaah!" Yoo Sangah agak menjerit sekali lagi ketika darah dari leher tikus tanah menyembur.

Namun, tikus tanah itu belum mati sepenuhnya walau katana milik Yeong Dal Mi tertancap lurus pada lehernya. Yeong Dal Mi malah harus kehilangan katananya.

Tikus tanah itu bangkit lagi. Kali ini dia sedikit merobek lengan Yeong Dal Mi.

"Sialan." Yeong Dal Mi mengerutkan keningnya, membawa Yoo Sangah menjauh dari beberapa gerombolan tikus tanah yang mulai tiba.

Yoo Sangah mengayunkan pedangnya secara acak saat salah satu tikus tanah terus mendekat padanya dan Yeong Dal Mi, sedangkan Jung Heewon dan Lee Hyunsung berusaha melawan lainnya.

HYUEEKK!! GRRRKK

Bagus.

Yeong Dal Mi kini terpojok. Dirinya yang terpojok mau tidak mau mendorong Yoo Sangah untuk menjauh, karena tujuan utamanya adalah menyelamatkan Yoo Sangah.

Kim Dokja menebaskan pedangnya ke arah tikus tanah yang akan mencakar Yeong Dal Mi, dekat dengan leher sang gadis.

Namun, Kim Dokja malah sekaligus memotong rambut Yeong Dal Mi menjadi semakin pendek dan membuatnya jatuh ke dalam sebuah lubang. Dia sangat panik, alhasil secara sontak memeluk erat tubuh Yeong Dal Mi dan ikut terjatuh ke dalam lubang itu bersamanya.

𝐁𝐎𝐑𝐍 𝐓𝐎 𝐒𝐔𝐑𝐕𝐈𝐕𝐄. ᴷⁱᵐ ᴰᵒᵏʲᵃ ˣ ᴿᵉᵃᵈᵉʳTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang