Selesai mendapat makanan yang di menurutnya tidak aneh untuk di makan, yaitu buah, karena menurut Vea makanan di dunia ini sangat tidak meyakinkan untuk di makan, jadi Vea hanya membeli buah-buahan saja, dengan koin yang sudah di berikan oleh sistem sebelum pergi selama seminggu.
"Apa bubuk ini halus di tabul semuanya?" bingung Vea sambil melihat secara bergantian antara bubuk dan buah yang kedua tangannya pegang.
"Lebih banyak kan lebih baik!! Jadi aku tabul saja semuanya" ujarnya sambil memberi semua bubuk itu kepada buah yang akan di berikan untuk Xavier.
"Sudah selesai, ayo kita buat Viel tambah kuat" ujarnya semangat, dan berlari menuju rumah tabib yang masih ada Xavier di dalamnya.
"Vea" lirih Xavier penuh ketakutan saat tidak melir Vea di sisinya.
"Vea" panggil Xavier sambil mencari Vea sampai di luar rumah.
"VEAA KAMU DIMANA" panik Xavier tanpa memperdulikan tatapan orang yang menatapnya aneh, karena sekarang pikirannya hanya di penuhi Vea, dia takut kalau Vea akan meninggalkan sendirian.
"Hiks Vea jangan tinggalin Vier hiks" isak Xavier sambil berjalan mengelilingi desa itu seperti orang gila, karena terus menerus memanggil nama Vea sambil menangis.
"Jahat! Vea jahat tinggalin Vier" marah Xavier dengan tangan terkepal erat.
"Walau Vea tinggalin Vier, tapi Vier akan menemukan Vea di manapun" ujarnya penuh tekad.
"VIELL" teriak Vea dari jauh dengan nafas ngos-ngosan karena berkeliling seluruh desa dengan kaki mungilnya untuk mencari Xavier.
"Vea" binar Xavier saat melihat Vea, tapi di gantikan tatapan khawatir saat melihat Vea terjatuh karena tersandung.
"Ugh sakit" ringis Vea sambil mengelus lututnya yang lecet.
"Vea kamu tidak apa-apa?" panik Xavier.
"Hiks lutut Vea sakit hiks" tangis Vea sambil menunjukkan lututnya.
Cup
Cup
Seketika Vea terdiam saat melihat Xavier mencium lututnya berulang kali.
"Viel kenapa cium lutut Vea" tanya Vea saat sadar dari keterkejutannya.
"Biar lutut Vea cepat sembuh" jawabannya polos.
"Ohh"
"Ini Vea bawain buah-buahan buat kamu" ujar Vea sambil memberikan buah untuk Xavier.
"Untuk kamu?" tanya Xavier saat melihat kalau semua buah di berikan kepadanya.
"Punyaku sudah aku makan, jadi ini untuk Viel!! Ayo makan pasti Viel lapal" ujar Vea sambil tersenyum tipis, saat membayangkan Xavier menjadi kuat.
"Suapin~" rengek Xavier dengan wajah yang menggemaskan.
"Hah?"
"Ihh Vea suapin Vierrr" rengeknya kembali.
Mendengar rengekan Xavier, Vea dengan telaten menyuapi Xavier dengan buah yang sudah di taburi bubuk dari sistem.
"Enwakk" ujar Xavier di sela makanannya.
"Apa Viel sudah kenyang?"
"Sudah" jawab Xavier berbohong, padahal dia masih lapar tapi dia juga tidak mau merepotkan Vea yang sudah susah-susah mencari makanan untuknya, apalagi mereka juga sama tidak memiliki koin untuk membeli makanan, pikirnya.
"Wahh ada budak kecil di sini" ucap tiba-tiba seorang lelaki yang menghampiri mereka.
Mendengar suara itu, dengan sigap Xavier melindungi tubuh Vea di belakangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vea~
FantasyZacora Atlanta atau biasa di panggil Ora, bertransmigrasi ke dalam tubuh gadis kecil yang masih berusia 5 tahun bernama Arnovea Rosellin H. Di kehidupan keduanya, dia bertemu dengan antagonis pria yang sangat kejam saat dewasa nanti dan mendapatkan...