"Vea hiks Vier kangen Vea~" ucap Xavier sambil menerjang tubuh Vea dengan pelukannya yang erat, dan air mata yang mengalir dari matanya.
"Jangan tinggalin Vier! Vier tidak mau berjauhan dengan Vea" isak Xavier sambil menduselkan wajahnya di ceruk leher Vea.
"Tenanglah Vier! Vier kan sudah bertemu Vea jadi jangan nangis lagi yah" bujuk Vea sambil menjauhkan wajah Xavier dan menghapus air matanya.
"1 bulan Vea! 1 bulan tidak bertemu kamu, rasanya sangat menyakitkan"
"Kamu juga tahu kalau aku mudah rindu sama kamu, walau kita tidak bertemu selama beberapa jam, apalagi 1 bulan itu- itu sangat menyiksaku Vea" ujar Xavier sambil memeluk tubuh Vea dan menyenderkan kepala Vea di dada bidangnya.
"Sudah Vier, aku sekarang sedang bertanding jadi kangen-kangennya nanti saja yah" mendengar itu Xavier menatap Vea dengan mata yang berkaca-kaca.
"Vea jahat hiks padahal kan Vier kangen Vea dan mau manja-manja sama Vea hiks" tangis Xavier, membuat Vea memutar bola matanya malas dengan kelakuanbbayi besarnya ini.
"Nanti saja! Setelah pertandingan selesai yah?" bujuk Vea yang di balas gelengan kepala oleh Xavier dan semakin mengeratkan pelukannya.
"Tidak mau! Vier masih kangen Vea" tolak Xavier manja.
"Lepas Vier nanti Vier boleh peluk Vea lama deh" bujuk Vea yang langsung di tolak oleh Xavier.
"Nanti di cium deh sama Vea" sekali lagi Xavier menolak itu, membuat Vea menghela nafas pelan.
"Bagaimana kalau kita tidur bersama?"
"Setiap hari?" tanya Xavier berbinar.
"Iyah setiap hari" jawab Vea.
"Baiklah! Semangat bertandingnya Vea" ujar Xavier sebelum pergi ke tempat duduknya dan tidak lupa memakai topeng kembali.
Setelah Xavier kembali, Vea langsung menghancurkan akar-akar dan raksasa itu. Setelah selesai, Vea menjalankan waktu kembali sehingga semua sudah bisa bergerak.
"Apa yang terjadi?" bingung lawan Vea saat melihat akar dan raksasa miliknya tiba-tiba menghilang, begitu juga dengan para penonton mereka juga terkejut.
"Aku mengaku kalah" lanjutnya karena dia yakin kalau Vea jauh lebih kuat darinya dan itu pasti juga tindakan Vea yang membuat akar dan raksasa miliknya menghilang.
"Selamat sayang" ucap Ferald sambil memeluk tubuh Vea, setelah Vea kembali ke tempat duduknya.
Melihat Vea dipeluk oleh pria lain, membuat Xavier marah dan menatap tajam Ferald yang berani memeluk Veanya. Bahkan orang yang duduk di sekitar Xavier merasa merinding dengan aura yang Xavier keluarkan.
Pertandingan terus berjalan, Vea dan Xavier selalu memenangkan pertandingannya, dengan Xavier yang menyerang lawannya secara brutal untuk melampiaskan kemarahannya, apalagi saat melihat Ferald selalu dekat dengan Vea, membuat Xavier bertambah marah sampai sang lawan kewalahan. Dan karena kemenangan mereka berdua, membuat mereka berdua bertemu di babak terakhir.
Sekarang mereka sudah berhadapan di arena pertandingan, dan Xavier tidak melawan Vea tapi membawa Vea dengan teleportasinya, tidak memperdulikan kegaduhan yang mereka buat.
Bruk
Xavier membating pelan tubuh Vea ke kasur rumahnya dan menindih tubuh Vea.
"Siapa pria itu Vea?" tanya Xavier datar sambil membelai pipi Vea.
"Dia Ferald"
"Aku tidak suka dia! Kamu harus menjadi milikku sekarang Vea" ujar Xavier sambil menatap Vea dengan mata berkabut gairah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vea~
FantasyZacora Atlanta atau biasa di panggil Ora, bertransmigrasi ke dalam tubuh gadis kecil yang masih berusia 5 tahun bernama Arnovea Rosellin H. Di kehidupan keduanya, dia bertemu dengan antagonis pria yang sangat kejam saat dewasa nanti dan mendapatkan...