15

3.3K 244 15
                                    

Ting

"Nona anda mendapatkan misi"

"Nona harus membuat Xavier bisa naik ke dunia dewa! Dan hadiahnya adalah nona bisa mengendalikan seseorang dengan pikiran nona, dan hukumannya adalah nona kehilangan semua kekuatan nona"

"Bagaimana aku membuat Xavier bisa naik ke dunia dewa sis?"

"Anda harus membuat Xavier bertambah kuat, setelah kekuatannya cukup, dunia atas tidak akan menerima Xavier, dan Xavier akan di hisap oleh lubang hitam untuk pergi ke dunia dewa"

"Apa ada batas waktunya untuk mengerjakan misinya?"

"Tidak ada batas waktu nona!"

"Apa Anda tidak sedih jika Xavier meninggalkan Anda nona? Apalagi sekarang anda sangat mencintainya walau tadi ada seseorang yang mengaku istri dan anak Xavier" tanya sistem saat melihat ekspresi nonanya biasa saja, padahal biasanya seorang wanita yang di tinggalkan pasangannya pergi jauh pasti akan sedih tapi Vea sama sekali tidak sedih.

"Walau kelihatannya gue gak sedih, tapi gak dengan hati gue sis" balas Vea sambil tersenyum tipis walau dia merasa sedih, tapi dia bisa mengontrol ekspresinya.

"Tapi walau begitu, gue bakal secepatnya nyusul Xavier ke dunia atas" lanjutnya.

"Nona tenang saja! Saya akan membantu nona agar bisa naik ke dunia dewa"

"Walau saya mampu membuat nona pergi ke dunia dewa! Tapi tuan saya tidak mengizinkannya kecuali kalau ada masalah yang mendesak"

"Gak apa-apa! Gue juga mau mengandalkan diri gue sendiri bukan lo sis"

"Ahu ahu" racau Zavier saat melihat Vea melamun, sambil mengelurkan tangannya ke atas untuk menyentuh wajah Vea, tapi karena tangannya terlalu pendek membuatnya memukul angin karena kesal.

"Ahu ahu" racau Zavier bertambah keras membuat Vea mengalihkan pandangannya ke arah Zavier.

"Apa? Apa Zav lapar?" tanya Vea lembut sambil membelai pipi Zavier, yang di balas gelengan kepala oleh Zavier.

"Apa Zav bosan? Kalau begitu ayo kita jalan-jalan" ajak Vea yang membuat Zavier merasa senang, dan akhirnya Vea berjalan-jalan di hutan dengan Zavier yang berada di gendongannya.

"Apa Zav tahu? Ibu sangat menyayangi Zav walau baru bertemu, tapi ibu menganggap Zav sebagai anak kandung ibu sendiri, dan semoga suatu saat nanti tidak akan ada yang memisahkan kita" ujar Vea sambil menatap Zav yang berada di gendongannya dengan lembut,

"Ahu ahu" ucap Zavier tidak jelas.

'Aku juga sangat menyayangi ibu! Dan kalau ada yang ingin memisahkan kita, maka aku tidak akan segan-segan untuk membunuhnya' itulah yang di ucapkan Zavier, tapi karena masih kecil jadi hanya terdengar suara khas bayi yaitu tidak jelas.

"Ibu-" belum sempat Vea menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba beberapa orang berbaju hitam mengepungnya dengan senjata di tangan mereka, tapi tidak membuat Vea ketakutan, justru dia masih tenang seolah-olah tidak akan terjadi apa-apa dengannya

"Apa yang kalian inginkan?" tanya Vea sambil menatap orang-orang yang mengepungnya.

"Nyawamu"

"Nyawaku? Memangnya kenapa?"

"Kau pembunuh"

"Aku tidak pernah membunuh orang" bantah Vea walau sebenarnya pernah, tapi saat di dunia atas dia belum membunuh orang sama sekali.

"SERANG" teriak salah satu dari mereka dan mulai menyerang Vea, membuat Vea memberhentikan waktu, tapi anehnya mereka semua tidak terpengaruh.

"Sial" umpat Vea saat sadar ternyata ada sebuah kubah transparan di sekitar mereka, dan dia yakin kalau itu yang menyebabkan dia tidak bisa memberhentikan waktu.

"Kau tidak akan bisa memberhentikan waktu nona! Tuan kami sudah mengantisipasi hal ini sebelum menyuruh kita membunuh anda" ujar orang itu sambil menyerang Vea begitu juga dengan yang lain, membuat Vea terus menghindar dari serangan mereka, karena dia juga tidak bisa mengeluarkan kekuatannya atau senjatanya, mungkin karena kubah itu, dan itu membuatnya terus menerus menghindar walau senjata mereka juga menggores kulitnya.

'Sis bantu gue'

"Sebentar lagi Xavier akan datang nona jadi nona jangan khawatir"

Mendengar perkataan sistem, membuat Vea tiba-tiba menyeringai, dan gerakannya juga mulai melambat membuat orang-orang itu dengan mudah melukai Vea. Bahkan sekarang kondisi Vea jauh dari kata baik, dengan darah yang terus mengalir di beberapa luka di tubuhnya, tapi Zavier baik-baik saja karena Vea melindunginya.

"AKHHH" teriak Vea saat merasakan pedang menusuk punggungnya, membuatnya jatuh ke tanah dan memuntahkan seteguk darah.

"Tenanglah, pasti sebentar lagi ada yang menyelamatkan kita! Jadi Zav jangan khawatir, ibu akan melindungi Zav" bisik Vea saat melihat raut wajah khawatir Zavier, tapi kalau di lihat lebih teliti lagi dia seperti orang yang sedang marah.

"NONA" teriak seorang pria berbadan kekar dengan kulit eksotisnya, sambil mendekat ke arah Vea, tapi karena kubah itu membuatnya tidak bisa mendekati Vea.

"Sial" marah pria itu yang ternyata adalah Oneros sambil memukul kubah itu sampai hancur dengan sekali pukulannya.

"Berani sekali kalian menyerang nonaku" marah Oneros sambil membantai orang-orang itu dengan cepat.

"SAYANG" teriak Xavier sambil berlari ke arah Vea dan memeluk Vea yang berlumuran darah.

"Maafkan aku sayang! Aku lalai menjagamu" sesal Xavier sambil mengelus punggung Vea, dan karena itu dia sadar kalau ada luka tusukan di punggung Vea.

"Sayang" terkejut Xavier sambil menatap wajah Vea, tapi setelah itu Vea tiba-tiba pingsan membuat Xavier khawatir.

"Dasar tidak becus! Sudah menghianati nona dan sekarang anda lalai menjaga nona Vea tuan" sinis Oneros.

"Aku tidak pernah menghianati Vea Oneros" bantah Xavier sambil menggendong Vea, setelah memindahkan Zavier dari pangkuan pangkuan Vea.

"Dan aku tidak ada waktu untuk berdebat denganmu! Karena nyawa Vea jauh lebih penting" lanjutnya sambil menghilang dengan kekuatan teleportasinya, tapi sebelum itu dia bisa mendengar perkataan Oneros sebelum dirinya benar-benar menghilang.

"Saya akan datang dan akan merebut nona dari anda tuan" itulah ucapan Oneros sebelum Xavier pergi, karena memang dia sangat membenci Xavier walau Xavier adalah tuannya.

Memang setelah kejadian bertahun-tahun lalu, saat Xavier berhasil menyerap kekuatan iblis, dan ke esokan harinya, Oneros menemukan Xavier bersama seorang wanita di kamar penginapan Xavier dengan kondisi telanjang. Dan saat itulah Oneros membenci Xavier, karena menghianati Vea, padahal dia merelakan Vea untuk Xavier, tapi sekarang dia akan merebut Vea dan membahagiakannya.

"Yah aku akan merebut nona dari anda tuan" gumam Oneros dengan seringai liciknya.

Sebelum Oneros pergi, dia melihat sekilas ke arah Zavier dengan wajah datarnya sebelum dia pergi meninggalkan Zavier sendirian.

Sedangkan Zavier yang di tinggalkan sendirian hanya acuh, tapi dia khawatir dengan keadaan ibunya. Dan jika terjadi sesuatu dengan ibunya, dia berjanji akan membunuh dalang di balik penyerangan ibunya.

Sedangkan di posisi Xavier, dia sekarang sudah mengobati Vea, dan sekarang dia membaringkan tubuhnya di samping Vea sambil memeluk tubuh Vea dengan hati-hati karena luka Vea yang masih basah.

"Cepatlah bangun, jangan lama-lama tidurnya nanti aku bisa gila karenamu sayang" lirih Xavier sambil membelai pipi Vea dengan lembut, tapi tiba-tiba seringai yang mengerikan menghiasi wajah Xavier.

"Meskipun orang yang menyerangmu sudah mati, tapi keluarga mereka masih hidup, jadi mereka yang harus menebus perbuatan dari salah satu anggota keluarga mereka itu" seringai Xavier sambil menatap Vea penuh cinta dan semakin mendekatkan tubuh Vea ke tubuhnya dan menghirup dalam-dalam aroma tubuh Vea yang selalu membuat Xavier candu.

Vea~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang