21

1.4K 159 15
                                    

Setelah merasa sudah berada di dunia atas dan dekat dengan posisi Vea, Xavier mulai mengedarkan pandangannya untuk mencari Vea dengan perasaan bahagia, tapi dia melihat seorang anak kecil yang memeluk tubuh seorang wanita, dan dia yakin kalau wanita itu adalah Veanya.

"Sayang" panggil Xavier dengan nada bahagia sambil menghampiri Veanya.

Tapi saat sudah berada di dekat Vea, Xavier terkejut karena melihat noda darah di baju Vea bahkan dia bisa merasakan kalau Vea sudah tidak bernyawa lagi.

Melihat kenyataan itu, tubuh Xavier luruh ke tanah dan dia membawa tubuh Vea ke dalam pelukannya, bahkan air matanya sudah mengalir dengan deras saat merasa tubuh Vea yang dingin.

"Maafkan aku sayang karena aku lalai menjagamu lagi, seharusnya aku tidak pergi ke dunia dewa dan tetap bersamamu, agar kamu tidak merasakan kematian lagi untuk yang ketiga kalinya" gumam Xavier sambil mencium kening Vea lama, dia menyesal karena meninggalkan Veanya hanya karena dia ingin menjadi kuat di dunia ini, walau itu juga permintaan Veanya  tapi kalau dia tahu akan terjadi seperti ini, maka dia akan menolaknya.

Tapi tidak lama tatapan sendunya berubah menjadi tajam saat melihat anak kecil yang tadi memeluk tubuh Vea.

"Jangan rebut ibuku" ujar Zavier dengan suara lemas, karena memang dia sudah berada di sini selama 1 minggu tanpa melepaskan pelukannya pada tubuh ibunya, karena dia berharap agar ada keajaiban untuk ibunya kembali hidup, bahkan dia rela tidak makan selama berhari-hari untuk menunggu ibunya bangun, tanpa memperdulikan badannya yang mulai kurus.

"Dia istriku" balas Xavier sambil menatap tajam Zavier.

"Apa yang terjadi dengan istriku?" tanya Xavier dengan datar.

"Ibu di bunuh oleh orang suruhan kaisar, karena aku membunuh-" belum sempat Zavier berbicara, Xavier dengan tega menendang tubuh lemah Zavier, tidak lupa dia meletakkan kembali tubuh Vea ke tanah dan berjalan menghampiri Zavier.

"Pembunuh" desis Xavier sambil menendang tubuh Zavier kembali dengan lebih keras, membuat tubuh Zavier menabrak pohon.

"Shhh" ringis Zavier kesakitan.

"Seharusnya kau yang mati bukan Vea sialan" geram Xavier sambil menginkak dada Zavier, tanpa memperdulikan rintihan kesakitan dari Zavier.

"Ma-af" hanya itu yang Zavier katakan karena dia sadar kalau perkataan Xavier ada benarnya.

"Apa ibu bisa hidup kembali tu-an?" tanya Zavier penuh harap.

"Kau pikir aku Tuhan hah?" geram Xavier.

"Apa anda pernah dengan tentang dewi kehidupan yang berada di dunia dewa? Tentu anda tahu bukan karena aku bisa merasakan kalau anda dari dunia dewa" ujar Zavier sambil berdiri menghadap Xavier dengan serius tanpa memperdulikan tubuhnya sendiri, karena sekarang pikirannya hanya ada membuat ibunya kembali hidup.

Mendengar perkataan Zavier, Xavier terdiam karena dia tahu siapa dewi kehidupan, dewi yang bisa membuat orang mati hidup lagi.

"Aku tahu pikiranmu anak kecil! Tapi sebelum pergi kau harus membunuh kaisar itu dan memporak-porandakan kekaisarannya" seringai Xavier, walaupun dia sempat sedih tapi karena perkataan Zavier tentang dewi kehidupan membuatnya mempunyai harapan untuk Vea hidup kembali.

"Tentu saja aku akan membunuh pembunuh ibuku tuan" balas Zavier sambil tersenyum miring, dan pergi ke kaisaran dengan teleportasi, walaupun keadaan tubuhnya masih lemah tapi jika membunuh banyak orang maka dia bisa memperkuat dirinya lagi.

"Hehe mereka terlihat seperti orang yang cukup kuat, dan tentu aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk membuat diriku bertambah kuat" kekeh Zavier sambil menatap mereka seperti predator yang siap menyantap makanannya.

Saat asik melihat mereka yang berlalu lalang di jalanan, Zavier mulai mengeluarkan rantai hitam dari tanah dan langsung melilit penduduk kekaisaran. Dan tentu Zavier yang tidak ingin bermain-main dengan mereka mulai menghisap kekuatan mereka sampai tengkorak mereka terlihat dan hanya di lapisi oleh kulit.

"Pemandangan yang sangat jelek" gerutu Zavier saat banyak tengkorak yang di baluti kulit berserakan di jalanan.

Setelah semua orang sudah mati, Zavier mulai pergi ke arah istana, bisa dia lihat kalau penjagaan di sana sangatlah ketat.

"Aku tahu bagaimana cara membunuh kaisar bodoh itu" gumam Zavier sambil tersenyum, dan tiba-tiba ada asap hitam yang mengelilingi istana.

"Bunuh kaisar kalian dan keluarganya, setelah itu kalian harus membunuh diri kalian sendiri" ucap Zavier yang terdengar di telinga para penjaga atau pelayan yang berada di istana.

Karena mereka sudah menghisap asap hitam itu, mereka menuruti perintah Zavier, dan Zavier memang sengaja tidak membuat kaisar dan keluarganya tidak terpengaruh oleh asap itu, karena dia ingin melihat keluarga itu di bunuh oleh orang-orang mereka, apalagi Zavier bisa merasakan kalau keluarga kaisar lebih lemah dari pada orang-orangnya.

"Ini sangat seru untuk di lihat" puji Zavier sambil melihat dimana keluarga kaisar yang terluka parah karena di serang orang-orangnya sendiri.

"Kau sangat kejam" sahut Xavier yang tiba-tiba datang sambil membawa tubuh Vea ke dalam gendongannya.

"Itu karena mereka yang membuat ibuku mati" marah Zavier.

"Kita akan pergi ke dunia dewa sekarang" ujar Xavier sambil melihat mayat-mayat yang berada di istana kaisar.

Setelah mengucapkan itu, tiba-tiba cahaya menyelimuti tubuh mereka, dan membawa mereka ke dunia dewa.

"Aku tidak percaya jika aku datang lebih cepat dari dugaanku! Dan tentu aku tidak akan menyia-nyiakan untuk membalas wanita yang telah melahirkanku" ujar Zavier dengan dendam yang membara di hatinya, saat mengingat kehidupannya sebelum bertemu dengan ibunya Vea.

"Dendam? Apa?" tanya Xavier singkat.

"Wanita sok cantik yang telah membuangku" jawab Zavier cuek.

"Siapa?"

"Seperti panggilanku kepadanya, dia wanita yang merasa paling cantik di dunia ini, padahal ibu lebih cantik" jawab Zavier yang di balas deheman oleh Xavier, karena dia sudah tahu siapa wanita yang di maksud Zavier.

"Apa anda tahu dimana dewi kehidupan berada?" tanya Zavier sambil menatap wajah ibunya dengan sendu.

Tanpa menjawab pertanyaan Zavier, Xavier membawa mereka ke sebuah rumah sederhana.

"Sepertinya ada tamu yang berkunjung ke rumahku yang sederhana ini" ucap seorang wanita sambil keluar dari rumah.

"Istriku" ucap singkat Xavier.

"Istrimu? Bukanlah kalian belum menikah?" seringainya.

Mendengar perkataan dewi kehidupan, membuat Xavier menatap tajam dewi itu dengan wajah yang selalu datar. Melihat ekpresi Xavier, dewi kehidupan terkekeh pelan dan mempersilahkan mereka untuk masuk ke dalam rumahnya.

"Sepertinya kau ingin membuat istrimu hidup kembali yah" tebaknya membuat Xavier berdehem sebagai jawaban.

"Tapi semua itu tidak gratis" ujarnya tersenyum sambil menatap Xavier yang selalu menatap wajah pucat Vea.

"Apapun syaratnya akan aku kabulkan" tegas tanpa berpikir panjang, karena dia rela melakukan apapun untuk menyelamatkan Veanya.

"Kau sangat kuat, sampai membuat dewa dan dewi di sini bekerja sama untuk melawanmu" ujar dewi kehidupan sambil menatap Xavier.

"Dan karena kekuatanmu yang sangat kuat itu-" gantung dewi kehidupan, membuat Xavier dan Zavier penasaran.

"Aku ingin kau memberikan kekuatanmu itu kepadaku" lanjutnya sambil menyeringai puas.

Vea~Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang