Mendengar perkataan dewi kehidupan, membuat Xavier menatap wajah pucat milik Vea sambil tersenyum tipis, untuk Veanya dia akan rela melakukan apapun, bahkan untuk mengorbankan kekuatannya sendiri.
"Baiklah" jawab Xavier tanpa ragu.
"Tapi kau harus menghidupkan Vea terlebih dahulu" lanjut Xavier sambil menatap datar dewi kehidupan.
"Tidak! Kau harus memberikan kekuatanmu terlebih dahulu" tolak dewi kehidupan.
"Aku tidak bodoh! Semua orang akan melakukan apapun untuk memenuhi keinginannya, tanpa harus menepati perjanjian yang ada"
"Dan aku juga tidak akan percaya begitu mudah denganmu" lanjut Xavier sambil menatap tajam dewi kehidupan, yang di balas senyum manis olehnya tapi menurut Xavier senyum itu memiliki arti yang berbeda, dan ternyata benar dugaannya setelah mendengar perkataan dewi kehidupan.
"Kalau kau tidak mau memberikan kekuatanmu terlebih dahulu, maka aku juga tidak akan menghidupkan kembali Veamu itu" ujarnya sambil mempertahankan senyumnya, membuat Zavier geram.
"Senyum itu membuatnya terlihat sangat jelek" batin Zavier kesal, jika saja dia tidak membutuhkan dewi kehidupan, dia pasti akan mengejeknya secara langsung.
"Baiklah" setuju Xavier setelah beberapa menit dia terdiam.
"Tapi aku akan memberikan 50% kekuatanku, dan sisanya akan aku berikan jika Vea sudah hidup kembali"
"Tidak masalah, asalkan kau menepati perkataanmu itu" balas dewi kehidupan dengan nada senang, karena sebentar lagi dia pasti akan menjadi orang terkuat di dunia dewa.
"Ulurkan tanganmu" suruh Xavier, dan dengan cepat dewi kehidupan mengulurkan tangannya yang di balas oleh Xavier sambil memejamkan matanya.
Tiba-tiba cahaya bewarna hitam menyinari tubuh Xavier dan perlahan-lahan berkumpul di tangan Xavier yang sedang memegang tangan dewi kehidupan.
Setelah semuanya terkumpul, cahaya hitam itu mulai bergerak dari tangan Xavier menuju tangan dewi kehidupan sampai berhenti tepat di dadanya.
Terlihat dari ekspresi dewi kehidupan sekarang, kalau dia sedang merasa kesakitan karena cahaya hitam itu, tapi dengan perlahan dia mulai menyatukan kekuatan Xavier ke dalam tubuhnya, sampai cahaya hitam itu perlahan-lahan sudah menghilang sepenuhnya, membuat dia tersenyum puas saat merasa kekuatan yang sangat besar telah menjadi miliknya.
Sedangkan Xavier, sedang terduduk lemas saat 50% kekuatannya sudah menghilang, tapi Xavier tidak masalah karena semua ini dia lakukan demi Vea.
"Anda tidak apa-apa?" khawatir Zavier saat melihat Xavier seperti kehilangan tenaganya, karena mengorbankan setengah kekuatannya demi ibunya, membuat Zavier harus membalas budi untuk pengorbanannya.
"Aku tidak apa-apa! Aku siap melakukan apapun untuk Veaku" balas Xavier dengan nafas terengah-engah.
"Sekarang kau harus menghidupkan Vea kembali" ujar Xavier dengan nada datar sambil melihat dewi kehidupan yang terus tersenyum seperti orang gila.
"Baiklah, aku akan menghidupkan Veamu itu" balas dewi kehidupan yang masih merasa bahagia dengan kekuatan barunya dari Xavier.
Saat Vea sudah di baringkan di kasur, dewi kehidupan memegang tangan Vea sambil memejamkan matanya, dia mengernyit sebelum membuka matanya kembali.
"Apakah Vea sedang hamil?"
"Iyah ibu sedang hamil" jawab Zavier cepat, sedangkan Xavier terdiam saat mendengar Vea hamil, dan itu pasti anaknya, membuat rasa bersalah Xavier bertambah karena dia meninggalkan Vea saat mengandung anaknya, tapi dia juga tidak ingin seorang anak, karena anak itu pasti akan membuat perhatian Vea teralihkan pada anak itu, sudah cukup Zavier saja yang akan menjadi saingannya jangan bertambah satu lagi.
"Aku harus mengeluarkan anaknya terlebih dahulu, karena akan sulit untuk menghidupkan Vea kembali jika sedang mengandung" ujar dewi kehidupan sambil menatap wajah datar Xavier dan Zavier, seperti tidak peduli dengan hidup dan mati anak yang di kandung Vea, bahkan mereka berharap anak itu mati saja agar tidak mengganggu.
"Dan pasti aku akan menyelamatkan anak itu" lanjutnya sambil tersenyum saat melihat wajah mereka berdua tambah murung.
Setelah mengucapkan itu, dewi kehidupan membelah perut Vea yang ada janin yang masih berumur beberapa minggu, tapi karena dewi kehidupan menyalurkan kekuatannya, membuat janin itu menjadi janin yang siap untuk di lahirkan.
Saat mengangkat anak Vea, dewi kehidupan mengernyit saat melihat kejanggalan dengan anak itu. Dan benar saja saat di teliti, ternyata anak Vea yang berjenis kelamin lelaki itu mengalami kecacatan di kedua matanya atau bisa di katakan buta.
Setelah itu, dewi kehidupan memberikan anak Vea kepada Xavier setelah dia membersihkannya.
"Anakmu tidak bisa melihat" ujar dewi kehidupan sambil memberikan anak itu kepada ayahnya yaitu Xavier.
"Buta?" tanya Xavier yang di balas anggukan oleh dewi kehidupan.
"Ta-"
"Cepat hidupkan Vea kembali, jangan berbicara lagi" potong Xavier membuat dewi kehidupan mendengus kasar saat perkataannya di potong oleh Xavier, dan langsung pergi ke tempat dimana Vea di baringkan.
Selama beberapa jam, dewi kehidupan berusaha untuk menghidupkan Vea kembali, dan akhirnya usahanya berhasil saat merasa kalau Vea sudah bernafas kembali.
"Akhirnya kau hidup kembali" lega dewi kehidupan.
"Kau juga sangat beruntung memiliki Xavier sebagai suamimu, karena dia rela mengorbankan kekuatannya hanya untukmu!! Dan itu membuatku iri kepadamu" lanjutnya yang di akhiri dengan kekesalannya.
"Tapi sebentar lagi aku akan mendapatkan semua kekuatan suamimu dan menjadi terkuat di dunia dewa ini!! Dan setelah itu aku akan membuat Xavier menjadi milikku, walau dia akan menjadi manusia biasa saat semua kekuatannya hilang, tapi itu tidak masalah, karena melihat pengorbanannya kepada orang yang dia cintai, membuatku ingin memilikinya" ujar dewi kehidupan dengan bahagia saat teringat pembicaraan mereka tadi, apalagi saat Xavier dengan tenangnya menyetujui persyaratan itu, membuat dia tertarik dengan Xavier dan ingin memilikinya.
"Eugh" lenguh Vea sambil mengerjapkan matanya pelan.
"SAYANG/IBU" teriak Xavier dan Zavier bersama saat merasa aura kehidupan Vea.
"Vier, Zav" gumam Vea sambil melihat mereka berdua yang menatapnya dengan mata yang bekaca-kaca.
"HUWAAA SAYANG JANGAN BUAT AKU TAKUT LAGI" tangis Xavier dengan keras sambil memeluk Vea, di ikuti juga dengan Zavier yang juga memeluk Vea.
"Hiks ibu jangan tinggalin Zav lagi!! Zav takut ibu~, Zav takut" tangis Zavier sambil membenamkan wajahnya di leher Vea.
Sedangkan Vea sekarang kewalahan dengan tangisan dan rengekan Xavier dan Zavier.
"Maaf ibu tidak akan meninggalkan Zav lagi, kecuali takdir yang memisahkan kita" ujar Vea sambil menenangkan Zavier sambil mengelus rambut Xavier dan Zavier.
"Dan Vier maafkan aku, karena membuatmu takut" ujar Vea membuat Xavier mengangguk.
"Berjanjilah kamu harus menjaga dirimu baik-baik agar kejadian seperti ini tidak terjadi lagi" ucap Xavier sambil menjauhkan wajahnya dan menatap Vea dengan wajah yang memerah karena menangis.
"Ututu imut banget sih kamu Vier" gemas Vea sambil mengunyel-unyel pipi Xavier.
Mendengar pujian dari Vea, membuat pipi Xavier menjadi merah.
"Uhm aku memang sangat imut dari dulu, tapi itu jika sama kamu bukan orang lain" ucap Xavier malu-malu, membuat Vea terkekeh pelan, sedangkan Zavier berdecih sinis.
"Cih udah tua tapi bertingkah seperti anak kecil" ejek Zavier, membuat Xavier menatap Zavier tajam, tapi tidak lama menatap Vea dengan air mata yang siap tumpah.
'Mulai lagi deh' batin Vea pasrah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Vea~
FantasyZacora Atlanta atau biasa di panggil Ora, bertransmigrasi ke dalam tubuh gadis kecil yang masih berusia 5 tahun bernama Arnovea Rosellin H. Di kehidupan keduanya, dia bertemu dengan antagonis pria yang sangat kejam saat dewasa nanti dan mendapatkan...