Bab 12

1.2K 125 9
                                    

Matahari mulai memunculkan diri, angin yang berhembus pelan di pagi hari daun daun berguguran menambah suasana pagi yang begitu indah. Taejo terbangun setelah sinar matahari mengenai matanya, membangunkan tidur nyenyak setelah melakukan kegiatan panasnya. Saat ingin bergerak Taejo merasa seluruh badannya terasa sakit.

Pagi yang indah ini tidak begitu indah untuk Taejo ia mengingat apa yang terjadi kepadanya, pria yang memaksa untuk melaksanakan kegiatan panas disaat dirinya sedang di bawah pengaruh alkohol.

Taejo mengepalkan tangannya. "Sial, seharusnya aku tidak meminum terlalu banyak." kesal saat ia harus melakukan tindakan bodoh dan ceroboh atas dirinya.

" kesal saat ia harus melakukan tindakan bodoh dan ceroboh atas dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah dia beberapa saat untuk menikmati pagi dan sebatang rokok. Taejo bangun dari tempat tidur dan langsung membersihkan diri, setelah selesai mandi Taejo mengamati setiap sisi rumah, rencana untuk kabur dari sini sungguh diluar dugaannya.

"Tempat ini tidak dijaga begitu ketat, ini kesempatan ku untuk kabur dari sini. Dia terlalu bodoh berpikir kalau aku tidak akan kabur dari tempat ini." gumamnya.

Tidak mau membuang waktu lebih lama, Taejo keluar melalui jendela pergerakan Taejo sungguh lihai dan lincah saat berpindah dari sisi satu ke sisi lainnya. Di lubuk hatinya ia akan membalas perbuatan pria yang sudah berani menggagahinya.

Setelah Jaehyuk kembali dari rapat yang mengharuskan ia datang, ia membuka kamar namun ia tidak menemukan keberadaan Taejoo, Jaehyuk berpikir mungkin Taejoo sedang berada di kamar mandi namun saat menunggu beberapa menit tidak ada suara air yang menyala dan saat mengeceknya tidak ada Taejoo disana.

Jaehyuk langsung menyuruh bawahnya untuk mengecek cctv, dan yang ia dapatkan bawah Taejo kabur dari rumahnya dengan keluar seperti pencuri.

Mengetahui Taejo kabur, amarah didalam diri jaehyuk muncul ia memukul dinding dengan cukup keras membuat tangannya terluka dan mengeluarkan darah, ia tidak menduga bahwa Taejo akan nekat pergi dengan cara seperti itu. Seharusnya saat ingin pergi tadi ia mengikat Taejo terlebih dahulu.

"Kau idak akan pernah bisa lepas dariku dengan mudah Taejo!" Jaehyuk menyeringai menatap layar ponselnya.

Jaehyuk tidak langsung mengambil tindakan, sebelumnya ia sudah mencari tau latar belakang milik Taejo dan bagaimana kehidupannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaehyuk tidak langsung mengambil tindakan, sebelumnya ia sudah mencari tau latar belakang milik Taejo dan bagaimana kehidupannya. Tak ingin bertindak ceroboh ia akan menunggu waktu yang pas untuk menangkap kelinci nakalnya.

"Terus berlari lebih cepat kelincin ku, jika tertangkap kembali kau tidak akan ku biarkan pergi dengan mudah." ujarnya tersenyum.

Mungkin bila kaum hawa yang melihat akan terpesona, namun berbeda dengan para bawahannya mereka sangat tau dibalik senyuman tersebut ada iblis yang mengerikan.

***

Berhasil keluar dengan aman, Taejo sudah sampai di markas milik Pilwon ia menceritakan apa yang terjadi kepadanya. Mereka semua mendengarkan apa yang di ucapkan Taejo.

Namun di saat bersamaan mereka semua tertawa saat tau Taejo yang biasanya menggagahi seseorang sekarang malah ia yang digagahi seseorang.

Hal ini membuat Taejo merasa kesel, jika tau respon teman-temannya seperti ini ia tidak mau menceritakan apa yang ia alami.

"Hahaha . . . sungguh Taejo aku cukup prihatin kepada mu tapi cerita sungguh lucu." ucap salah satu rekan Taejo.

Beberapa dari mereka tertawa sampai berguling-guling karena saat Taejo menceritakan, muka dan badanya tidak sesuai dan itu membuat mereka semua merasa lucu.

"Oh itu sebabnya Seungho dibawa seseorang tadi malam?" tanya rekan lainnya.

"Aku tidak tau, mungkin saja itu pelanggan lainnya tapi apa kau baik-baik saja Seungho?" ujar Taejo.

"Humm, tidak apa lain kali cukup minum di markas saja jika tidak menginginkan hal buruk terjadi." Seungho mengatakan hal ini karena ia tidak mau melakukan hal sembrono yang bisa membahayakan rekan lainnya atau bahkan kelompok mafia milik tuannya.

"Aku sudah mengubah jalur lintas yang digunakan pria yang mengantarmu itu." sela anggota yang Seungho suruh untuk menghapus jalur yang ia gunakan.

"Terimakasih. Aku akan membeli makanan untuk mu nanti, dan kau jo mungkin setelah ini lebih baik berhati-hati. Kita tidak tau apa yang akan dilakukan pria yang membawamu di dalam rumahnya." saran Seungho.

Taejo mengangguk sebagai jawaban, ia tidak punya tenaga lagi untuk berbicara tidak lama ia tertidur, dan semua yang awalnya berkumpul sudah membubarkan diri masing-masing untuk menjalankan tugas.

Hari ke hari silir berganti, minggu ke minggu kian menjadi bulan. Tidak terasa waktu begitu cepat 3 bulan sudah mereka semua berada di markas Pilwon. Anggota Jin semua sedang bersiap untuk kepulangan mereka ke markas utama, beberapa diantara mereka merasa enggan untuk pindah adapula yang senang.

Itu termasuk Dooshik sudah sangat lama baginya saat berada didalam tempat ini, kenang-kenangan yang selalu menghantuinya membuatnya menjadi sosok pendiam.

Selama dia berada di markas ini sikap dan perilaku Dooshik berubah begitu drastis, amarah kekecewaan semua itu ia tahan selama 3 bulan ini. Saat melihat wajahnya membuat Dooshik ingin membunuhnya sesegera mungkin, namun lagi-lagi ego nya membuat ia tidak melakukan itu.

"Dendamku akan terus abadi Pilwon!" kobaran api di dalam jiwanya membara saat mengatakan hal tersebut.

"Dendamku akan terus abadi Pilwon!" kobaran api di dalam jiwanya membara saat mengatakan hal tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dooshik meninggal markas milik Pilwon terlebih dahulu. Namun ia tidak sadar bahwa sejak tadi Pilwon selalu mengawasinya dan mendengar apa yang diucapkan.

"Ayah. Kebencian Dooshik akan aku buat menjadi hari kematianmu." urat-urat tangan Pilwon muncul saat ia mengepalkan tangannya menahan amarah.

"Tunggu hari itu tiba ayah!" batin Pilwon.

"Tunggu hari itu tiba ayah!" batin Pilwon

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


***

TBC.

Selamat tahun baru semua, walaupun telat yaa. Semoga ditahun 2024 ini kalian semua disertai bahagia selalu. Terimakasih juga buat kalian yang selalu nunggu cerita saya 🙇🏻🤝🏻

COLLIDE  ⌜ DOOJAE ⌟ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang