Setelah pertandingan antara Jaekyung dan Randy Booker selesai kini Jaekyung sudah berada didalam ruangannya, selama ia turun dari ring tinju sampai menuju ruangan yang sudah di siapkan oleh panitia. Banyak orang yang mengucapkan selamat kepada atas pertandingan yang ia menangkan, Jaekyung sendiri hanya merespon mereka dengan anggukan saja. Tenaganya cukup terkuras karena dirinya sempat terpancing emosi terhadap lawan. Walaupun sering terjadi namun kali ini berbeda, lawan sebelumnya tak ada yang seagresif ini bahkan sampai berani untuk meludahi nya.
Untung saja dirinya masih bisa mengendalikan emosi terhadap dirinya untuk tidak bertindak gegabah dan dirinya bisa memenangkan pertandingan ini.
"Kerja bagus Jaekyung kau memang bisa ku andalkan! Selamat atas kemenangan mu." ucap sang pelatih menepuk pundak Jaekyung.
"Jaekyung. . . Selamat akhirnya kau bisa beristirahat lebih santai saat ini." ujar manager Jaekyung senang.
"Hm, terimakasih pelatih manager." balas Jaekyung singkat.
"Baiklah, kau bisa beristirahat di dalam disana disediakan kasur untuk beristirahat. Kau pasti butuh ketenangan dan mengisi tenang kembali." ucap pelatih menunjukkan letak ruangan untuk Jaekyung berisitirahat.
Karena Jaekyung sudah sangat lelah akhirnya ia melangkah menuju ruangan yang ditunjukkan oleh pelatihnya.
"Huh. . . dia tak pernah seperti ini sebelumnya." manager Jaekyung menghela nafas panjang.
"Lawannya kali ini berbeda dari sebelumnya, itulah yang membuat energi nya terkuras. Walaupun tak sepenuhnya namun banyaknya orang yang menonton juga mempengaruhi dirinya!" seru sang pelatih.
Mereka berdua adalah saksi bagaimana jatuh bangunnya Jaekyung dan bagaimana pula sifat dan ambisinya. Ia tak suka bersosialisasi bahkan untuk sekedar mencari teman atau berteman pun tak pernah ia lakukan.
Walaupun mereka tidak tahu bagaimana kehidupannya selama ini namun, cukup bagi mereka memaklumi dan mengerti bagaimana Jaekyung.
Saat sedang asik mereka berdua berbicara tiba-tiba pintu ruangan terbuka secara kasar.
Brakkk!
"Senior. . .Selam-" teriak salah satu junior Jaekyung namun belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya ia melihat tidak ada Jaekyung disana.
"Pelatih, dimana Jaekyung?" tanya teman salah satu angkatan Jaekyung.
"Kalian ini lain kali sopan lah saat hendak membuka pintu!" ujar manager kesal.
"Maaf manager pelatih, kami terlalu bersemangat saat tahu Jaekyung memenangkan pertandingan."
"Huh, sudahlah saat ini Jaekyung tidak bisa kita ganggu, lebih baik kalian kembali ke tempat latihan setelah Jaekyung sudah selesai dengan urusannya kita akan menyusul kesana." ucap pelatih.
"Sayang sekali. . ." gumam para junior saat mendengar perkataan sang pelatih.
"Karena begitu kita semua pamit pelatih manager, hati hati saat diperjalanan nanti." ucap salah satu di antara mereka.
Tak berselang lama para anggota petinju keluar dari ruangan Jaekyung, ada ketukan pintu yang terdengar. Pelatih yang jaraknya cukup dekat dengan pintu membukanya.
"Ah, permisi tuan apa benar ini ruang Joo Jaekyung?" tanya orang tersebut.
"Ya benar, ada yang perlu saya bantu?" balas sang pelatih.
"Begini tuan. . . tadi saya dapat titipan untuk diberikan kepada Jaekyung karena orang menitipkan ini tidak bisa memberikannya secara langsung." jawab sang pengantar.
"Oh begitu rupanya, baiklah kau bisa memberikannya kepada saya akan saya sampaikan kepada Jaekyung nanti."
"Ini tuan, terimakasih kalau begitu saya permisi."
KAMU SEDANG MEMBACA
COLLIDE ⌜ DOOJAE ⌟
AléatoireWARNING ⚠️ ⚠️ ⚠️ 🔞🔞🔞 Hidup susah membuat Dooshik harus masuk kembali di dunia bawah, melawan para musuh berteman dengan senjata dan luka membuat harus bertahan untuk membayar hutang yang orang tuanya tinggalkan. Setelah masuk kembali di dunia baw...