SEVEN BROTHERS 8

1K 89 8
                                    

Cahyo kaget begitu ada orang yang tiba-tiba aja ada yang dorong dia sampai terjatuh. Orang itu memakai seragam SMA, namun dilihat dari logonya, mereka dari sekolah lain.

"Lo bagian dari mereka kan?" Salah satu dari mereka menarik kerah seragam Cahyo hingga anak itu berdiri.

Ada dua kelompok dari sekolah berbeda, namun salah satu kelompok memakai logo sekolah yang sama dengan Cahyo. Pantas saja mereka mengira kalau Cahyo salah satu bagian dari musuh mereka.

Iya, mereka ini tawuran. Tapi sialnya Cahyo harus terjebak di perkelahian ini.

Perut Cahyo di tonjok dengan cukup keras sampai Cahyo terjatuh lagi. Laki-laki itu memiliki postur tubuh tinggi, rambut hitam legam yang berantakan, baju sekolah yang ada sedikit bercak darah. Tinggi nya setinggi Aji, tetapi ukuran tubuhnya seperti Jeno. Cahyo melihat nametag yang terpasang di seragam laki-laki tersebut, Deonathan.

Cahyo hendak bangkit, namun perutnya ditendang kuat oleh Deon. Deon hendak memukul, namun tangannya di tahan oleh Haekal.

Aji langsung buru-buru memapah Cahyo, dibantu dengan Nathan. Dia membawa Cahyo menjauh dari tempat itu.

Haekal menyentak tangan Deon. Dia memukul wajah Deon dengan kuat.

"ADEK GUE, BAJINGAN!" Haekal terus memukulinya.

Hingga salah satu teman dari Deon menghampiri Haekal dan Deon yang saling memukul tanpa henti.

Jeno yang melihatnya langsung menghampiri dan menendang perutnya. Akhirnya, mereka berdua juga terlibat perkelahian.

Haekal benar-benar marah, dia tak terima Cahyo diperlakukan seperti tadi. Adiknya itu cuma numpang lewat, gak ikut-ikutan buat tawuran.

Deon sudah dibawah Haekal. Haekal terus memukulinya sampai wajah Deon penuh lebam. Deon tak membalas pukulan Haekal karena tubuhnya sakit semua.

Jeno menarik Haekal karena ada warga yang datang dan berlari ke arah mereka.

"Kal udh Kal, ada warga." Haekal tak mendengarkan ucapan Jeno, dia masih memukuli Deon.

"Haekal! Anak orang bisa mati." Jeno menarik kuat tubuh Haekal hingga anak itu berdiri.

Nafas Haekal terengah-engah dengan keringat yang bercucuran di sekitar wajahnya. Haekal melihat ke arah warga yang sedang membubarkan anak-anak tawuran. Jeno buru-buru berlari sambil menarik tangan Haekal.

Aji dan Cahyo sudah ada di dalam taksi. Nathan menunggu Haekal dan Jeno diluar.

"Sini!" Teriak Nathan.

Mereka akhirnya pulang naik taksi.

🐻

"Lo tawuran Haekal?!" Tanya Mahen tak habis pikir.

Mahen tadi mendapat telepon dari pihak sekolah. Pihak sekolah bilang, kalau Haekal terlibat tawuran tadi pagi. Sebelumnya, bunda sudah dihubungi, tapi karena hari ini bunda tidak bisa pulang cepat karena cafe yang sedang ada sedikit masalah, akhirnya bunda menyerahkan nya ke Mahen.

"Jawab Haekal." Mahen menggebrak meja cukup kuat membuat Haekal terkejut.

Haekal hanya menunduk. Jeno dan Nathan sudah berusaha menjelaskan ke Mahen, namun Mahen tetap menganggap ini sebuah kesalahan yang gak seharusnya Haekal lakukan. Haekal terlalu gegabah.

Seven BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang