SEVEN BROTHERS 14

1K 91 9
                                    

"Kisah kita berakhir di januari~~"

Reyhan buru-buru menyembunyikan ponselnya. Berusaha bersikap biasa aja waktu Haekal duduk disampingnya.

Haekal meraih ujung bajunya, lalu mengusap telinga Reyhan. "Jangan nangis mas, diluar sana masih ada yang gak mau sama mas."

Reyhan sedikit menjauh dari Haekal. "Lo kira aer mata gue keluar dari kuping?!"

Haekal cengengesan. "Diputusin eaaa."

Reyhan berdecak. Dia nih lagi galau, tapi malah diganggu sama Haekal. Karena udah terlanjur ketauan galaunya mending lanjutin aja deh.

"Kit heart ah gue." Reyhan menatap lurus ke depan.

"Curhat dong Kal, he eh sok atuh curhat mumpung Ekal lagi mode malaikat," ujar Haekal.

Reyhan memandang Haekal dengan jijik. Iya, jijik dia sama ucapan Haekal, kayak punya sisi baik aja, Haekal kalau gini biasanya ada maunya. Tapi karena Reyhan lagi butuh banget tempat cerita jadinya dia mau gak mau cerita ke Haekal.

"Ceritanya kan..."

Reyhan duduk berdua di kursi taman kampusnya bersama dengan seorang perempuan, Arum. Mereka berdua memang sedang dekat beberapa hari belakangan ini.

Semalam Reyhan bertanya ke Aji, bagaimana cara menyenangkan hati perempuan yang belum dia miliki agar semakin dekat nantinya. Berhubung hanya ada Aji di depannya, jadilah dia menanyakan hal tersebut. Lalu Aji bilang untuk memberikan sebuah hadiah saja, karena menurut Aji perempuan sangat suka jika diberi hadiah. Tapi Reyhan menolak dengan alasan Arum tidak suka diberi apapun karena Arum tipe perempuan yang mandiri, sudah terbiasa membeli apapun dengan uangnya sendiri. Aji kembali berpikir, setelah itu dia mengusulkan agar Mas nya mencoba menggombal saja.

"Rum, ayah kamu pencuri ya?" Tanya Reyhan.

Arum menoleh dengan cepat dan memandang Reyhan dengan sangar. Reyhan hanya tersenyum lebar menunggu jawaban Arum yang justru malah tamparan melayang keras ke pipi sebelah kanannya. Reyhan sampai meringis karena perih.

"Lo nuduh ayah gue Rey?"

"H-hah?"

Reyhan jelas kebingungan, bukan itu yang dia maksud. Reyhan tidak menuduh, dia hanya bertanya dengan tujuan memberi gombalan ke Arum, tapi kenapa malah ditampar si.

"Jangan-jangan lo intel? Lo sengaja ngedeketin gue karena lo mau nyari tau tentang ayah gue?!"

"Bukan itu mak--"

Belum sempat selesai bicara. Reyhan sudah lebih dulu ditampar oleh Arum. Kali ini di pipi sebelahnya!

"Pipi gueeeee," gumam Reyhan.

Arum berdiri, kepala Reyhan mendongak begitu Arum berdiri didepannya dengan tatapan tajam.

"Ayah gue bukan pencuri. Lo bilang tuh sama komplotan lo, kalau nyari informasi tuh yang bener, bukan hoax kaya gini. Ini jatuhnya malah pencemaran nama baik tau gak?!"

Arum meraih tas nya.

"Anggap aja kita gak pernah kenal Rey!"

Cintaku kandas~~

Arum pergi meninggalkan Reyhan yang masih terduduk sambil pegang pipi sebelah kirinya. Reyhan masih mencerna kejadian yang barusan aja terjadi sama dia.

"Apasi? Kok gue malah ditampar?"

Coba tanya sama yang ngasih saran, apakah kasih gombalan ke perempuan bisa menyebabkan pipi kita ditampar?

Seven BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang