SEVEN BROTHERS 20

534 52 11
                                    

"Yang bener dong, itu pot nya masih miring begitu."

Felix berdiri tidak jauh dari posisi Reyhan dan Jeno yang berjongkok sambil membenarkan posisi pot-pot yang berantakan. Akibat ulah mereka yang main kejar-kejaran, membuat pekarangan rumah Felix menjadi berantakan.

"Bertamu ke rumah orang tuh, sopan sedikit, tuan rumah pulang malah dikasih pemandangan kayak begini," ucap Felix. Kedua tangannya masih berada di pinggang.

"Kalau bertamu tuh bawa makanan, bawa buah tangan."

"Ini, udah datang pake tangan kosong, rumah gue dibikin berantakan, sama ini nih." Felix menoleh ke belakang, dimana ada Haekal dan Nathan yang duduk anteng di kursi sambil memakan beberapa camilan.

"Tamu adalah raja," jawab Haekal begitu Felix menatap dirinya.

"Kalau rajanya modelan lo pada, babu juga pada ngumpet!"

"Tapi lo nggak," sahut Nathan.

Haekal bertepuk tangan, merasa bangga dengan jawaban Nathan barusan. Lantas, ia mengajak Nathan untuk hi-five.

Felix hanya mendengus kesal, ia memilih untuk tidak melanjutkan. Ia kembali memperhatikan Jeno dan Reyhan yang masih sibuk membereskan kekacauan yang mereka buat.

"Rey, itu pecahan pot yang disitu belum di buang."

"Jen, pelan-pelan dong mindahin pot nya, nanti kalau pecah lagi gimana?"

"Astaga Jeno, lo mau gue aduin ke Bang Mahen?"

"Reyhan, itu tanahnya miring sebelah."

"Aduh giman--"

Mulut Felix menganga lebar begitu Jeno sengaja membanting pot tanamannya ke teras rumah, membuat lantai yang semula bersih menjadi kotor dipenuhi tanah.

Reyhan yang melihat hal itu tersenyum bangga, ia juga memilih bangkit dan menendang pot bunga yang ada di hadapannya. Sekarang, halaman rumah Felix terlihat semakin kacau. Reyhan berjalan masuk tanpa melepas sepatunya, meninggalkan jejak tanah di lantai rumah Felix.

"Kebanyakan ngatur si lo," ujar Jeno.

Jeno lebih berbaik hati, ia melepas sepatunya terlebih dahulu. Setelah itu ikut bergabung bersama Nathan dan Haekal.

Nathan menampar tangan Jeno, begitu tangan kotor Jeno hampir menyentuh kue yang ada di piring. "Cuci tangan dulu, cacingan mampus."

Jeno mendengus kesal.

"Stop disitu!" seru Felix begitu Reyhan sudah hampir melangkahkan kakinya ke dalam rumah.

Reyhan berbalik badan. "Kenapa? Nggak seneng lo?"

Reyhan berjalan ke arah pecahan pot yang tadi Jeno lempar. Ia menginjak tanah nya untuk beberapa kali, lalu dengan sengaja meninggalkan jejak tanah di teras rumah Felix. Dan masuk ke dalam rumah Felix dengan santainya.

Melihat itu, Felix hanya bisa menganga lebar melihat lantai rumahnya kotor akibat ulah Reyhan. Jeno, Nathan dan Haekal tak kuasa menahan tawa mereka.

"RUMAH GUEEE!" teriak Felix.

"HAHAHAHAHA."

Rasanya, Felix ingin menangis sekarang juga.

🐻

Sedangkan di rumah tujuh bersaudara ini, ada Cahyo dan Aji yang duduk diatas karpet bulu sambil bermain ludo di handphone bunda. Tv dibiarkan menyala. Jadinya, bukan mereka yang menonton tv, melainkan tv yang menonton mereka.

Seven BrothersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang