.
.
.
.
.Disinilah sekarang Azizi berada, di sebuah coffe shop yang bersebrangan dengan sekolahnya. Azizi menyeruput smoothies strawberry sambil menunggu Jinan datang. Setelah hampir satu jam duduk sendirian, akhirnya seseorang yang ditunggu tunggu pun datang.
"Maaf lama zi, tadi ada urusan osis sebentar" Ucap Jinan yang langsung duduk dikursi yang ada didepan Azizi.
"Iya kak gapapa, aku ga pesenin kakak minum karena gak tau kakak sukanya apa"
"Its okay, aku pesen sendiri aja, bentar ya"
Azizi mengangguk, Jinan segera beranjak menuju meja pemesanan untuk memesan sebuah Ice Coffe. Setelah selesai, ia kembali menghampiri Azizi.
"To the point aja ya zi, aku mau minta maaf sama kamu, sebenarnya kejadian semalem itu semuanya ide aku, awalnya chika udah nolak karena katanya takut kamu marah tapi aku maksa, dan ternyata kamu beneran terjadi. Jadi kalau kamu mau marah, harusnya ke aku aja, jangan ke chika, dia cuman ngikutin ide aku"
"Aku udah gak marah kok kak, semalem karena lagi emosi aja karena pas kakak telpon itu aku lagi tidur makanya langsung syok denger kabar dari kakak, terus pas nyampe sana malah di prank" Jelas Azizi secara jujur kepada Jinan,
"Iya, maaf ya zi, sekali lagi aku bener bener minta maaf, udah bikin birthday kamu jadi berantakan"
"Yaudah lah kak, udah kejadian ini, lupain aja"
Pembicaraan mereka terhenti sejenak saat ada seorang pelayan yang mengantarkan minuman pesanan Jinan, ia tadi juga memesan beberapa snack yaitu kentang goreng dan donat.
"Jadi, tadi kakak mau cerita apa?" Tanya Azizi yang sudah tidak sabar ingin mengetahui alasan Chika menangis beberapa waktu lalu itu. Ntah kenapa Azizi begitu penasaran, sepertinya rasa kecewanya pada chika memang benar benar sudah berkurang?
"Dia sedih mikirin kamu yang belum mau maafin dia, sebenarnya bukan sekali itu doang dia nangis zi, udah sering, dia bahkan hampir mau nyerah"
Azizi cukup terkejut mendengar ucapan Jinan, sebegitu jahatnya kah dia kepada kakaknya itu?
"Dia selalu sakit hati dan iri ngeliat kamu manja ke ci shani atau ci gracia. Tapi dia gabisa buat apa apa, dia justru marah sama dirinya sendiri karena ngerasa jadi kakak yang gak berguna, dia ngerasa dia gagal karena gabisa bikin kamu nyaman sama dia, bahkan beberapa waktu lalu dia sempet cerita dia bilang ke mama sama papa kalian buat biarin kamu tinggal sama ci shani atau ci gracia aja karena takut kamu tertekan selama ini tinggal berdua sama dia"
Tanpa disadari air mata menetes dari kedua mata cantik Azizi, namun gadis itu segera mengusapnya karena ia tak mau Jinan melihatnya menangis walaupun sebenarnya percuma sih karena Jinan pasti sudah lihat air mata yang turun ke pipinya.
"Zi, chika hampir frustasi sama kamu" Ucap Jinan lirih bahkan hampir ikut menangis,
"Tapi selama ini dia keliatan baik baik aja kak, dia biasa aja kok aku cuek sama dia" Kata Azizi
"Itu didepan kamu, karena dia gak mau kamu maafin dia cuman atas rasa kasihan, kamu gak tau kan betapa hancurnya chika dibelakang kamu? karena dia emang gak mau kamu tau, tapi maaf hari ini terpaksa aku bongkar, karena aku sendiri juga udah kasian liat dia"
Azizi hanya diam, memandang kosong ke arah depan dengan mata yang kembali berair.
"Kalau kamu mau tau, bahkan di jam pelajaran pun sekarang dia sering ngelamun, di acara osis juga dia sering diam, dia udah dapet banyak teguran dari guru guru, dari arga, dan dari teman teman yang lain. Kamu perhatiin juga gak kantung mata chika besar banget? Karena setiap malem dia gabisa tidur mikirin adiknya yang satu ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
Shimai (END)
Подростковая литератураKisah Azizi dan Chika di Arigatou akan berlanjut disini! (Tidak bisa dibaca secara terpisah, pastikan kamu sudah membaca Arigatou sebelum kesini!) Setelah sepuluh tahun terpisah akhirnya kakak dan adik ini kembali bertemu namun dalam keadaan yang...