Shimai - 47

3.2K 430 128
                                    

.
.
.
.
.





Karena sedari tadi Azizi terus berteriak sambil menangis histeris meminta diantar ke lokasi pencarian Chika, akhirnya malam ini ia diantar oleh Shani. Sedangkan Gracia dan Christy akan menyusul besok bersama kedua orang tua Azizi.

Jalanan terlihat sepi karena waktu sudah menunjukan pukul sepuluh malam, sehingga tak butuh waktu lama mereka telah sampai di bukit tempat anak anak itu mengadakan camping. Dan ternyata disana masih banyak tim SAR yang sedang mencari keberadaan Chika.

"Dimana kakak aku! Pasti kalian udah ketemu kan sama kak Chika, mana dia!" Ucap Azizi begitu sampai disana.

"Maaf mbak, tapi sampai detik ini kami sama sekali belum menemukan mbak Chika karena jurang ini sangat dalam apalagi ditambah tadi sore diguyur hujan cukup deras jadi tim kami sedikit kesulitan mencari akses kebawah sana"

Azizi menangis dipelukan Shani.

"Ci hiks, kakak pasti bakal selamat kan hiks, kakak gak bakal ninggalin zizi kan ci hiks"

Shani tak kuasa menahan air matanya saat mendengar suara Azizi yang begitu lirih, namun ia segera menghapus air mata itu. Ia harus terlibat kuat supaya Azizi tidak makin down.

"Sayang, cici yakin pasti kakak bakal baik baik aja. Sekarang kita ke penginapan dulu ya karena ini udah malem, biar bapak bapak ini yang bekerja mencari Chika, besok pagi baru kita kesini lagi"

Azizi menggeleng, "enggak ci, zizi mau disini nunggu kakak hiks"

"Disini dingin dek, nanti kalau zizi sakit pasti kakak sedih. Kita bobok di penginapan aja ya, cici janji besok pagi pagi banget bakal antar kamu kesini lagi"

Shani khawatir dengan keadaan Azizi, anak itu baru saja mendarat dari Thailand, belum sempat istirahat setelah banyaknya kegiatan yang ia ikuti. Maka dari itu ia kekeh memaksa Azizi untuk istirahat, ia telah menyewa sebuah hotel yang lokasinya dekat dengan daerah tempat Chika camping.

Setelah dengan susah payah membujuk Azizi, akhirnya anak itu mau dibawa Shani menuju hotel untuk istirahat.

"Ci, kakak hiks" Saat mereka sudah berada dikamar, dan berbaring di tempat tidur Azizi masih terus menangis memanggil Chika.

"Sssttt iya sayang, cici ngerti zizi lagi hancur dan khawatir banget sekarang, kita berdo'a ya semoga Tuhan melindungi kakak dimanapun dia berada saat ini" Ucap Shani sambil memeluk Azizi dan mengusap punggungnya untuk memenangkan.

"Harusnya kemaren zizi gak izinin kakak camping hiks, harusnya kemaren kakak ikut zizi aja ke Thailand ci"

Shani tak berniat menjawab, ia membiarkan Azizi meluapkan emosinya, ia hanya terus mengeluh punggung Azizi yang terus bergetar karena menangis di pelukannya.

Hampir satu jam berlalu, sepertinya Azizi kelelahan menangis dan mulai memejamkan mata. Karena Shani merasa nafas anak itu sudah teratur makanya ia yakin Azizi sudah terlelap.

Shani mengendurkan pelukannya, karena ia ingin melihat wajah Azizi. Tangannya terulur menghapus sisa sisa air mata yang ada di wajah Azizi.

"Sabar ya sayang, Tuhan sayang banget sama kamu makanya kamu terus dikasih cobaan. Cici tau zizi anak yang hebat makanya Tuhan titipkan semua ini ke zizi. Cici janji gak akan ninggalin kamu dek, cici janji sampai kapanpun cici akan terus sayang sama kamu" Tak terasa air mata turun dari kedua mata indah Shani.

Shani mengalihkan pandangannya menuju jendela kamar yang menampilkan bayangan langit malam.

"Chika, ayo kembali dek, zizi masih butuh kamu banget, cici tau Chika pasti kuat" Lirih Shanu sebelum akhirnya ia ikut memejamkan mata, menyusul Azizi kedalam mimpi.

Shimai (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang