.
.
.
.
.Setelah lulus sidang skripsi beberapa waktu lalu, Shani memang diminta mama Frieska untuk mulai bekerja di kantor peninggalan almarhum papanya yang selama ini diurus oleh sang paman.
Terhitung sudah hampir dua bulan Shani kerja di kantor, bahkan akhir akhir ini sudah mulai lembur dan tak jarang bertemu clien sampai larut malam. Seperti malam ini, ia baru saja keluar dari kantor sekitar pukul setengah sepuluh malam setelah itu ia lanjut pergi ke cafe untuk sekedar makan malam karena tadi belum sempat,
Shani makan di cafe bersama teman temannya namun nyatanya membuat ia sedikit lupa waktu, sudah sekitar pukul sebelas malam baru lah ia pulang. Di jalan, ia tak sengaja melihat seseorang yang sepertinya memang ia kenali. Shani memicingkan mata untuk melihat sekali lagi apakah benar atau tidak, dan setelah selesai memastikan, ia memberhentikan mobilnya.
"ZI?!"
Ya benar, Shani melihat Azizi sedang berdiri dengan temannya di depan sebuah tempat hiburan malam. Jujur saja ia tak habis pikir dengan adiknya itu, bisa bisanya semalam ini masih keluyuran di jalan, masih memakai rok seragam, hanya bajunya saja yang diganti kaos dan lebih buruknya, ia berada di depan club?
"PULANG!!" Perintah Shani setelah membuka kaca mobilnya,
Azizi terlihat menunduk dan berjalan mendekat ke arah mobilnya, lalu masuk kedalam.
"C-ci a-aku-"
"Jelasin semuanya dirumah!"
Azizi hanya bisa menghela nafas panjang, sepertinya malam ini adalah malam terakhir untuknya, ntahlah besok dia masih hidup atau tidak.
Di sepanjang perjalanan, Azizi hanya diam menunduk, sama sekali tak berani mengangkat wajahnya, ia hanya sesekali melirik wajah shani, dan terlihat sangat menyeramkan. Itu semakin membuatnya ketakutan, Shani itu jarang marah apalagi kepadanya, tapi sekalinya marah, wah benar benar seperti bencana.
Shani sengaja membawa Azizi pulang ke Apartemen, ia ingin meminta kejelasan dari adiknya itu, sekaligus kejelasan dari Chika, bisa bisanya Chika mengizinkan Azizi masih keluyuran di malam hari.
Sewaktu Shani dan Azizi berhasil membuka pintu Apartemen, ternyata terlihat Chika tak sendirian. Ada Gracia dan juga Christy disana.
"Astagaa zoyaaaa!! Kamu darimana hah? Bisa gak sih kalau kemana mana itu kasih kabar! kamu tau gak? cici, kakak sama toya bingung nyari kamu dari sore?! Kamu udah gede zoy, harusnya udah bisa mikir!" Hal pertama yang terdengar saat Azizi membuka pintu adalah kata kata sambutan dari Gracia.
"Maaf ci" Lirih Azizi menunduk,
"Chik, Zizi sebelumnya gak izin sama kamu?" Tanya Shani
Chika menggeleng, "dia izinnya ada kelas musik ci, ternyata sampai malem gak pulang, Chika panik mau hubungin cici takut ganggu akhirnya Chika bilang ke cigre sama kitty buat bantu nyari zizi"
Tatapan Shani beralih kepada Azizi, "jelasin semuanya! Kenapa kamu bisa ditempat itu? Mau jadi apa kamu zi? Emang cici atau kakak pernah ngajarin kamu main main ke tempat kayak gitu?"
"Maksut kamu shan?" Tanya Gracia bingung, tadinya ia mengira Azizi gak pulang karena dirumah Shani tapi sepertinua tidak begitu.
"Mau kamu sendiri yang bilang atau cici?!" Pertanyaan mencekam Shani membuat Azizi semakin ketakutan,
"Oke kamu diem, brarti cici yang akan kasih tau ke kakak sama cigre, duduk kamu!"
Shani meminta Azizi untuk duduk, sungguh, ketiga kakak Azizi itu benar benar terlihat sangat seram malam ini. Hanya Christy yang terlihat bingung seperti biasa dengan muka blah blohnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Shimai (END)
Ficção AdolescenteKisah Azizi dan Chika di Arigatou akan berlanjut disini! (Tidak bisa dibaca secara terpisah, pastikan kamu sudah membaca Arigatou sebelum kesini!) Setelah sepuluh tahun terpisah akhirnya kakak dan adik ini kembali bertemu namun dalam keadaan yang...